Home / Romansa / Suami Perkasa / Ubah Cara Pandangmu

Share

Ubah Cara Pandangmu

last update Last Updated: 2025-08-12 01:17:37
---

Malam itu, pesta pernikahan Farel dan Sukma sudah hampir usai. Musik mulai pelan, tamu-tamu penting pamit satu per satu. Sukma sedang sibuk g dengan sekelompok tamu wanita, sementara Farel berdiri di dekat pintu keluar, menyalami rekan bisnisnya.

Tiba-tiba, sebuah suara berat terdengar di belakangnya.

“Kita perlu bicara, Farel.”

Farel menoleh. Carlos berdiri di sana, menjulang dengan jas biru tua yang masih rapi seolah ia baru saja datang. Sorot matanya tajam namun tenang, bibirnya melengkung membentuk senyum tipis yang tidak sepenuhnya ramah.

“Sekarang?” tanya Farel.

Carlos mencondongkan tubuh sedikit. “Kalau kau laki-laki, iya. Lima menit saja. Di balkon.”

Nada suaranya tidak meminta, tapi memerintah. Entah kenapa, Farel menurut. Mereka berjalan melewati koridor sepi menuju balkon hotel. Angin malam berembus, membawa aroma bunga mawar dari taman di bawah.

Carlos menyandarkan diri di pagar balkon, menatap lampu kota yang berkelip. “Selamat, ya. Kau akhirnya dapatka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Suami Perkasa   Bercanda

    Keesok harinya Hujan di luar mulai berkurang, tapi suasana di ruang makan itu masih terasa berat. Farel duduk dengan tubuh sedikit condong ke depan, kedua tangan melingkari cangkir teh yang mulai dingin. Sukma di seberangnya malah terlihat santai—satu kaki terlipat di kursi, satu tangan menopang pipi sambil menatapnya. “Bukannya…” Farel membuka suara dengan nada hati-hati, “…dulu kau selingkuh sama Gerald?” Sukma tersenyum tipis, lalu pura-pura menatap ke atas seolah sedang mengingat. “Gerald yang mana?… ya Tuhan, itu nama udah lama nggak mampir di kupingku.” Farel tetap menatapnya, matanya tajam. “Terus, kenapa malah nikah sama Dimitri? Kalau memang waktu itu ada Gerald, kenapa nggak sama dia?” Sukma langsung terkekeh. “Karena Dimitri lebih kaya… dan *performanya* jauh lebih bagus.” Farel menghela napas berat. “Aku serius nanya, Sukma.” “Aku juga serius jawab,” balasnya sambil menaikkan bahu, lalu meneguk sisa tehnya. Farel mencondongkan tubuh, nadanya mulai meninggi

  • Suami Perkasa   Tawa dan Cerita

    Malam itu hujan deras. Rintiknya memantul di kaca ruang makan, membentuk alur yang tak beraturan, seperti lukisan abstrak yang tak pernah selesai. Farel dan Sukma duduk berhadapan di meja makan; piring mereka sudah kosong, hanya tersisa teh hangat di cangkir masing-masing. Aroma jahe dan kayu manis bercampur dengan suara hujan, menciptakan suasana yang… nyaris damai. Percakapan awalnya ringan—tentang makanan favorit masa kecil, tentang liburan yang belum jadi. Sukma bercerita soal masa kecilnya di Brighton, soal roti lapis yang terlalu banyak selai, sementara Farel membalas dengan kisah sekolahnya di kota kecil. Semuanya mengalir santai, sampai di kepala Farel muncul satu pertanyaan yang sudah lama ia simpan. Dia menatap Sukma, memerhatikan gerakan tangannya saat memegang cangkir. Akhirnya ia bertanya pelan, “Boleh aku tanya sesuatu… tentang masa lalumu?” Sukma mengangkat alis. “Tentang apa?” “Carlos,” jawab Farel singkat. Tatapan Sukma berubah, bukan menjadi dingin, tapi

  • Suami Perkasa   Pemberian Alam

    l --- Malam itu selesai dengan tubuh Farel dan Sukma sama-sama terbaring lelah, tapi bukan berarti pikirannya tenang. Sukma tertidur pulas, napasnya teratur, tapi Farel masih menatap langit-langit, memutar ulang semua kejadian hari itu. Bayangan Carlos kembali hadir, lengkap dengan senyum miring yang seakan tahu semua rahasia terdalamnya. Sore tadi, di restoran hotel— Farel duduk sendiri, mencoba menikmati kopi, ketika Carlos datang dengan setelan santai. “Farel,” sapa Carlos, suaranya berat dan penuh percaya diri. “Selamat, ya. Malam ini malam pertamamu sama Sukma.” Nada itu terdengar biasa, tapi tatapannya menyelidik. Farel mencoba tersenyum tipis. “Ya… terima kasih.” Carlos menyedot cerutunya, lalu menghembuskan asap perlahan, seperti sedang menimbang-nimbang kata. “Kau tahu… Sukma itu punya selera tinggi. Dia sudah pernah bersama pria-pria yang… hmm… lengkap.” Alis Farel terangkat. “Maksudmu?” Carlos tersenyum, menatap Farel dari ujung kaki sampai kepala. “Ah

  • Suami Perkasa   Gairah Dan Keraguan

    --- Kamar hotel itu terasa terlalu mewah untuk hanya berdua. Langit-langit tinggi, ranjang king size dengan sprei putih mengkilap, dan lampu gantung kristal yang berkilau lembut. Sukma duduk di tepi ranjang, rambutnya tergerai, gaun satin putih tipis membalut tubuhnya. Aroma lembut parfumnya bercampur dengan wangi bunga lily yang menghiasi meja di sudut kamar. Farel, yang baru keluar dari kamar mandi dengan handuk di pinggang, mencoba tersenyum. “Malam ini… kita mulai bab baru,” ucapnya pelan, suaranya agak bergetar, entah karena gugup atau terlalu banyak memikirkan pertemuan singkatnya dengan Carlos sore tadi. Sukma menoleh, tersenyum tipis. “Bab baru, ya…” Ia menepuk tempat di sampingnya. “Duduk sini.” Farel duduk, lalu meraih wajahnya untuk mencium, namun tatapannya terhenti pada sesuatu di dada Sukma. Tepat di atas belahan payudaranya, sedikit miring ke arah bahu, ada tato tulisan latin—hitam, tegas, dan jelas terbaca: Dimitri. Farel membeku. “Itu… apa?” Sukma menu

  • Suami Perkasa   Ubah Cara Pandangmu

    --- Malam itu, pesta pernikahan Farel dan Sukma sudah hampir usai. Musik mulai pelan, tamu-tamu penting pamit satu per satu. Sukma sedang sibuk g dengan sekelompok tamu wanita, sementara Farel berdiri di dekat pintu keluar, menyalami rekan bisnisnya. Tiba-tiba, sebuah suara berat terdengar di belakangnya. “Kita perlu bicara, Farel.” Farel menoleh. Carlos berdiri di sana, menjulang dengan jas biru tua yang masih rapi seolah ia baru saja datang. Sorot matanya tajam namun tenang, bibirnya melengkung membentuk senyum tipis yang tidak sepenuhnya ramah. “Sekarang?” tanya Farel. Carlos mencondongkan tubuh sedikit. “Kalau kau laki-laki, iya. Lima menit saja. Di balkon.” Nada suaranya tidak meminta, tapi memerintah. Entah kenapa, Farel menurut. Mereka berjalan melewati koridor sepi menuju balkon hotel. Angin malam berembus, membawa aroma bunga mawar dari taman di bawah. Carlos menyandarkan diri di pagar balkon, menatap lampu kota yang berkelip. “Selamat, ya. Kau akhirnya dapatka

  • Suami Perkasa   Pernikahan Yang Terulang

    --- Langit sore itu bersinar keemasan. Hotel bintang lima di pusat kota berdiri megah, dengan aula yang dipenuhi bunga mawar putih dan ungu. Lampu kristal berkilauan, menciptakan nuansa elegan dan hangat sekaligus. Di tengah ruangan, pelaminan besar berdiri, dihiasi kain sutra dan rangkaian bunga segar yang menguar wangi. Hari ini, Farel dan Sukma resmi menikah. Gaun pengantin Sukma menjuntai panjang, penuh payet yang memantulkan cahaya. Mahkota kecil bertengger di kepalanya, memberi kesan ratu modern. Farel berdiri di sampingnya, gagah dalam setelan jas hitam custom-tailor. Senyum mereka terpampang untuk setiap tamu yang datang, tapi di balik itu, keduanya sadar bahwa pernikahan ini sudah melewati badai panjang—restu keluarga yang hilang, perbedaan keyakinan, dan masa lalu yang berat. Musik orkestra lembut mengiringi langkah para tamu. Undangan yang hadir bukan orang sembarangan—pengusaha besar, politisi, artis, hingga tokoh masyarakat. Sukma memang wanita paling berpengaruh di

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status