Share

39. Pelukan CEO

“Qizha, kamu dipanggil Bu Weni, tuh.”

Suara itu membuat Qizha mengangkat wajah dan menatap sosok yang memanggilnya. Staf itu berdiri di ujung koridor.

“Maaf, aku nggak kerja di bagian ruangan Bu Weni lagi. Jadi Bu Weni nggak bisa menyuruh- nyuruh aku,” balas Qizha berushaa untuk tegas. Dia menang telak saat ini. jangan harap mau disuruh-suruh oleh mereka yang tak punya perasaan.

“Bu Weni Cuma mau ketemu saja kok. Bukan mau menyuruhmu. Temui saja dia dulu.”

“Maaf. saya nggak punya urusan lagi sama Bu Weni.” Qizha berjalan mendekati wanita itu. “Sampaikan saja ke beliau kalau saya nggak bisa menemuinya. Dia bisa memanggil OB yang berkepentingan dengan beliau. Bukan saya. Permisi.” Qizha berlalu pergi.

Masih ingat di pikiran Qizha bagaimana perlakuan Bu weni terhadapnya, yang dengan semena- mena memerintah Qizha, bahkan mengatur- ngatur dengan suara keras, tatapan bengis, bahkan sok berkuasa.

Terakhir kali, Weni memintanya menyusun file di gudang di luar jam kerja, namun j
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
weni kenapa begitu ya?apa kemasukan atau kena penyakit gila?kok seperti orang kesurupan gitu
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
kasian banget qizha.selalu saja dizalimi.semoga qizha kuat menghadapi semua ini
goodnovel comment avatar
inggrid LARUSITA Nganjuk
nasib kmu sedih sekali si qizha.. d rumah dianiyayah ibu tiri d kantor jg di aniyayah tnpa sebab ... yg kuat ya qizha lawan orang yg nindas kmu ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status