Share

34. Bermuka Dua

34. Bermuka Dua

***

"Bu. Jangan cepet-cepet! Rudi takut," ucap Rudi anak Munik yang saat ini berada di boncengan Munik. Akibat sang ibu yang melajukan motor dengan kecepatan di atas rata-rata ia memeluk erat tubuh tambun sang ibu dengan memejamkan mata karena takut.

"Kalau nggak cepet nggak bakalan kekejar, Nak," ucap Munik. Ia menarik gas motor dengan kencang, matanya awas menatap seseorang yang berada pada motor di depannya. Angin kencang menerbangkan daster besar yang dikenakan.

"Ibu nggak boleh ketinggalan dia." Menyalip beberapa motor yang ada di depannya, Munik kini bagaikan pembalap internasional yang sedang menjajakan kemampuannya di jalanan bebas. Tidak patut ditiru para pembaca. Camkan itu.

"Memangnya kita nggak boleh ketinggalan siapa, Bu?" tanya Rudi. Matanya masih terpejam, takut dengan kecepatan sang ibu yang menginjak angka 60 kilometer perjamnya.

"Ada pokoknya," jawab Munik. Ia lebih baik berkonsentrasi pada motornya dan juga

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status