Share

Move on, Naya!

"Mas, tolong buatkan aku teh hangat, cepetan!" ucapku nyaring.

Hening, tak ada jawaban. Aku pun mengitarkan bola mataku pada seisi kamar. Kutatap ranjang yang menjadi tempat Mas Adji merebahkan badannya biasanya. Sekarang kosong. Biasanya, senyuman tulusnya selalu menyapaku dan langsung memijat pundakku sejenak.

Air mataku berlalu tanpa permisi. Kenapa malah seperti ini? Mas Adji, pulanglah kembali ke rumah! Argh, aku berusaha menghentikan air Mataku serta rasa sedihku ini. Aku pun memutuskan untuk menscrol layar ponselku untuk melihat beberapa barang mahal dan cantik untuk mengalihkan pikiranku.

Hampir setengah jam aku menscrol layar ponselku, tapi percuma, pikiranku tetap saja fokus pada mode awal. Perutku mulai mengeluarkan bunyi tanda lapar, aku mengelus pelan perutku lalu memutuskan untuk pergi ke dapur mencari makanan.

"Tadi Mas Adji masak apa ya?" gumamku sembari menilikkan mataku pada tudung saji berwarna merah yang ada di atas meja makan. Setiap hari, Mas Adji yang memasak l
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status