Share

Pertengkaran Sengit

'Iya, siap Pak Kusuma. Ini saya sudah mau berangkat ke sana!' tuturku di ujung telepon.

Bergegas aku menancapkan gas ke tempat yang Pak Kusuma beritahu tadi malam. Sebuah tempat kedai kopi singgah di dekat lampu merah. Aku sangat jarang pergi ke sana, karena tempat itu lumayan kumuh menurutku untuk title wanita berjas sepertiku ini. Pernah, dulu sudah sangat lama aku ke sana. Tapi, ingatanku masih buram, entah kenapa aku pergi ke sana waktu itu? Sudahlah, tidaklah penting mengingat hal tersebut!

"Pagi, Pak. Maaf telah membuat Bapak menunggu!" ucapku sopan.

"Pagi, Naya. Silakan duduk!" titahnya mempersilakan aku duduk pada kursi yang berseberangan dengannya. Aku hampir tidak mengenalinya, dengan jaket berwarna abu roko yang mana topi jaketnya dia labuhkan ke kepalanya, rambutnya sedikit dia keluarkan dari topi jaketnya hingga membentuk sebuah penutup sebagian pipi dan jidatnya. Sungguh sangat santai pakaian seorang pengusaha satu ini. Mungkin agar tidak ada yang mengenalinya.

"Iy, Pak.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status