SUAMI WARISAN
25 – Terpaksa Cuti
Sibuk.
Waktu 24 jam rasanya tidak cukup bagi Rengganis. Kalau bisa dia ingin ada injury time bagi deadlinenya.
Etos kerja yang serba cepat membuatnya ngos-ngosan bagai dikejar setan. Kerjaannya harus segera selesai, begitu selesai, lanjut pada pekerjaan berikutnya.
Tak ada waktu untuk menarik napas dan bersantai, ada banyak pekerjaan yang tak berkesudahan.
Bahkan untuk makan saja Rengganis terpaksa makan di meja kerjanya. Tumpukan kardus-kardus bekas makanan bertumpuk di tempat sampahnya. Kolong mejanya sudah mulai dikerubuti semut, dia harus segera membersihkan meja.
Nanti, nanti aja beresin mejanya, tanggung! Setiap kali niat untuk berbenah melintas, tiap kali pula selalu ada alasan untuk menunda.
Rengganis menyelipkan sebatang pensil di balik telinganya. Dikepitnya sebuah peniti di antara bibirnya sementara tangannya sibuk menata kain
SUAMI WARISAN26 – Hari NahasMalam menggantikan senja.Peluh Narendra membasahi bajunya sementara dia terus berjalan. Tangannya mengusap titik keringat di keningnya, dia mendongak dan melihat lampu-lampu terang benderang menggantikan matahari.Kerlipnya menghiasi langit malam Jakarta yang tak pernah tidur.Narendra menghentikan langkahnya di depan sebuah emperan toko. Dia duduk di depan toko yang tutup. Begitu kakinya diluruskan, dia mengerang karena ternyata jempolnya lecet kebanyakan berjalan.Narendra menghela napasnya. Bahunya terkulai saat dia memandang ke jalanan, lalu lalang kendaraan seakan tak ada habisnya.Dia menarik napasnya dalam-dalam. Kepalanya pusing, riuh rendah berbagai macam suara menyerbunya sekaligus; mesin kendaraan, suara orang dan ramainya pikiran mereka.Semua pikiran baik dan jahat terdengar olehnya. Narendra sempat kewalahan. Dia bisa mendengar ada orang yang berniat hendak
SUAMI WARISAN 27 – Akhirnya Menemukanmu Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Tabrakan tak dapat dihindari lagi. Bunyi decitan ban yang mengerem mendadak terdengar nyaring. Jeritan orang-orang yang menyaksikan peristiwa itu menghiasi langit kota. Seseorang terlempar ke udara, melayang sejenak kemudian terjun bebas di atas aspal yang panas. Ya Tuhan…! Rengganis terkesiap menahan napasnya. Dia menghentikan motornya ke sisi jalan dan bergegas menuju TKP, begitu juga dengan beberapa orang yang berlari untuk membantu korban kecelakaan lalu lintas. Orang-orang mulai berkerumun. “Enggak apa-apa, Pak?!” “Berdarah?” “Ada yang luka?” “Bawa ke klinik! Klinik!” “Minum, minum! Ada yang bawa minum?!” Rengganis buru-buru merogoh botol minum yang selalu dibawanya. Isinya sudah setengah, dia segera mengacungkan botol Tupperware-nya sambil menyeruak kerumunan “Ini, Pak…!”
SUAMI WARISAN28 – Tamu yang Tidak DiinginkanSetelah kejadian pencurian ciuman dan penarikan energi tanpa permisi, Rengganis tidur seperti orang pingsan.Dia terbangun keesokan harinya dan menemukan Narendra berdiri di tengah ruangan sambil bersedekap. Lelaki itu kelihatan sedang menunggunya untuk bangun.Rengganis terduduk di sofa ruang tamunya. Dia menyibakkan selimut yang tersampir di tubuhnya, “Jam berapa sekarang…?” tanyanya sambil mengucek matanya.“Sepuluh.” jawab Narendra sambil bersedekap. Dia sudah menunggu istrinya itu bangun sejak subuh tadi. Matanya tajam menatap Rengganis yang berdiri linglung.“Hah?!” Mata perempuan gemuk itu berlari mencari jam dinding yang menunjukkan angka 10. Dia membelalak. Tanpa disadarinya, dirinya tidur hampir setengah hari! Dia melewatkan sore dan malam hari kemarin!Tidak bisa dipercaya! Gila…!Tanpa berbica
SUAMI WARISAN 29 – Jawaban yang Tertunda Narendra tidak tahan lagi. Dia sudah sabar menunggu Rengganis seharian menjahit di dalam kamarnya, namun perempuan itu malah keasyikan. Matahari bergulir menuju senja, namun Rengganis sama sekali belum keluar kamarnya. Narendra mengintip isi kepalanya dan perempuan itu tenggelam dalam dunianya sendiri. Ini yang dia maksud sibuk. Gumam Narendra dalam hati, matanya menerawang, mengintip pikiran Rengganis yang sedang fokus. Visinya terlihat jelas, berwarna terang dan keinginannya sangat kuat. Amarah, kekesalan, kecewa dan rasa ingin membuktikan diri menjadi bensin dalam mesin balas dendamnya. Namun Narendra sudah tidak tahan. Dia benci merasa gelisah terus-menerus. Lelaki itu berdiri dan menghampiri pintu kamar Rengganis. Pintu kamar yang terkunci itu terbuka dengan sendirinya, Narendra tidak merasa perlu permisi untuk masuk ke kamar Rengganis. Dia mengeryitk
SUAMI WARISAN30 – JaminanJika kalian berpikir bahwa hubungan Narendra dan Rengganis baik-baik saja setelah Rengganis menjawab mengenai 3 permintaan yang akan dikabulkan oleh Narendra, kalian salah besar.Kedua orang itu bagaikan magnet dengan kutub yang sama. Jika dua buah magnet didekatkan pada kutub yang sama, maka kedua magnet tersebut saling tolak-menolak.Inilah yang terjadi sekarang antara Rengganis-Narendra, terjadi tawar-menawar yang alot mengenai 3 permintaan Rengganis. Narendra sempat keberatan dengan permintaan ke-tiganya, tapi Rengganis ngotot.“Deal or no deal?”“Ini bukan acara TV.”“Tumben kamu tau soal acara TV?”“Nirmala suka menontonnya dulu.”Rengganis mengendikkan bahunya dan mengulurkan tangannya, “Deal?”Narendra memandangi tangan perempuan itu, “Kenapa?”“Kenapa apanya?”
SUAMI WARISAN31 – Panggilan TakdirRengganis hendak mengemasi barang-barangnya saat tangan Narendra menahannya, mencegahnya untuk pergi.“Jangan, lebih baik saya saja yang pergi.”Rengganis menoleh, air matanya mulai bercucuran.“Maaf,” Narendra mengusap pipinya yang basah, “saya pamit.”Tanpa berkata apa-apa lagi, Narendra melangkah meninggalkan kamar. Ada deru angin dingin menerpa wajah Rengganis saat Narendra menghilang di tengah ruangan ruangan.Rengganis menggigit bibirnya, matanya masih menatap ruang kosong di mana Narendra lenyap. Ada rasa yang menyesakkan dadanya, Rengganis terduduk di atas lantai yang berantakan. Dia menarik lututnya dan memeluknya dengan kedua tangan. Dagunya bertumpu di atas lengannya sementara dia mengedarkan pandangan ke sekeliling, rumahnya porakporanda, amukan Narendra mengguncang rumah sewanya, lelaki itu hanya meninggalkan hasil karyanya yang ha
SUAMI WARISAN32 – Ajakan PulangMaya sedang galau.Dia pusing mau milih menu antara Bento Special atau Premium Set, yang jelas dia enggak mau milih menu Hemat!Masa iya ditraktir orang kaya milihnya menu Hemat? Sorry dory morry lah yaw!Selama hampir semenit Maya menatap papan menu yang menyala terang di atas dinding, ujung jarinya mengetuk-ngetuk dagunya sementara pelayan dengan sabar menunggunya memutuskan.“Saya mau pesen Bento—” Baru saja Maya hendak mengucapkan menu pilihannya, tiba-tiba saja tangan Rengganis menarik bajunya hingga Maya mundur, terseret dengan kekuatan Rengganis “Eh! Eh…! Apaan sih, Kak?!”Rengganis tidak menyahut, tanpa perasaan, dia menarik Maya seperti manusia purba yang menyeret istrinya masuk ke gua.“Kak! KAK!” protes Maya, dia melepaskan pegangan Rengganis dari kerah bajunya “Apaan, sih?!”Rengganis terdiam, nap
SUAMI WARISAN 33 – Pindah Rumah “Jadi mau pindah ke hutan?” Pertanyaan dari Maya, adik sepupu Rengganis yang diangkat anak oleh keluarga, membuat Rengganis menghentikan kunyahannya. Mata Papa dan Mama yang duduk mengelilingi meja makan pun bergerak ke arahnya, membuat Rengganis canggung menjadi pusat perhatian. “He-eh.” Dia hanya mengangguk dan melanjutkan makan Nasi Pecelnya. “Ngapain ke hutan?” tanya Maya yang bawel, “Terus kerjaan lo gimana, Kak?” “Ngambil cuti,” sahut Rengganis tanpa menoleh. “Kok? Bukannya bentar lagi mau ada JFS?” buru Maya yang masih saja penasaran dengan keputusan Rengganis yang hendak pindah dari kota ke hutan. “Karena mau ada JFS, aku harus ngumpulin sketsa dan mikirin konsepnya. Aku perlu inspirasi.” Ah, bullshit banget. Namun Rengganis tidak ingin keluarganya tau dia sedang ada masalah di kantornya. Lebih baik mereka taunya kalau Rengganis baik-baik saja. “Cari inspir