공유

61. Keberangkatan

last update 최신 업데이트: 2025-10-21 05:20:14

Kaisar Chu menatap wajah-wajah di hadapannya dengan pandangan lembut. Terlebih lagi kepada putri kesayangannya yang begitu patuh dan penurut, menjadikan hatinya kian merasa menyesal karena telah mengambil keputusan ini.

"Bangunlah kalian semua!" ujar Kaisar Chu Qi dengan suara berwibawa, sedangkan kedua pangeran hanya menganggukkan kepala.

"Terima kasih, Yang Mulia!" seru sang putri dan rombongannya seraya bangkit dari berlututnya. Semua orang kembali pada posisinya semula tanpa ada yang berani mengangkat wajah masing-masing.

Jenderal Guo Han sedikit maju dan mengepalkan kedua tangannya di depan wajah dan berkata, "Ampun, Yang Mulia! Hamba sudah melaksanakan tugas untuk membawa tuan putri. Guo Han ini juga sudah siap dengan tugas lain dari Anda, Yang Mulia!"

"Terima kasih, Jenderal Guo Han terkasihku." Yang Mulia Kaisar menganggukkan kepala. "Tugasmu selanjutnya adalah tetap mengawal tuan putri dan memastikan keamanannya selama dalam perjalanan ini."

"Siap laksanakan, Yang Mulia! Guo
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터

최신 챕터

  • Suami untuk Sang Putri   91. Kakek Gila

    Tetua Yang Wuzhou kembali menepuk bahu Yang Shui sembari menggeleng kepala, merasa takjub. Ia lalu beralih melihat ke arah Qing Yuan yang semenjak tadi hanya diam saja. Wajah tuanya terlihat sangat senang dan mulai ingin menggoda pemuda itu."Hei, Bocah Nakal. Lama tidak bertemu denganku, apakah kamu merindukan kakek baikmu ini?" Ekspresi wajah kakek tua berusia hampir tujuh puluh tahun ini terlihat nakal. Tangannya bahkan melayang cepat, mencubit kecil pipi Qing Yuan.Qing Yuan secara refleks bergerak menghindar hingga cubitan itu tak bertahan lama di kulit pipinya. "Kakek Gila, baru saja beres tapi sudah ingin membuat keributan denganku!""Siapa yang sedang ribut? Aku ini sedang melihat hasil pertumbuhanmu selama aku meninggalkan sekte ini selama lima tahun untuk menggembleng saudaramu itu. Aku tidak menyangka kalau kamu dan Ah Shui juga bisa tumbuh setinggi ini." Sambil berkata, Tetua Yang Wuzhou menaikan telapak tangannya ke ubun-ubun Qing Yuan dan menyamakan tinggi tubuhnya deng

  • Suami untuk Sang Putri   90. Pertemuan Kecil

    Yang Yueli, gadis berwajah cantik dan memiliki sikap tegas segera melakukan penghormatan. Ia mengepalkan kedua telapak tangannya di depan dada. "Komandan, Zhi’an sudah membaik. Terima kasih atas perhatian Anda dan obat yang Anda kirimkan." Yang Shui mengangguk kecil, tersenyum tipis. "Baguslah. Suruh dia untuk menghadapku segera setelah dia pulih sepenuhnya." "Baik, Komandan." Yang Yueli membungkuk hormat sekali lagi, matanya yang cerdas menunjukkan rasa penasaran. Dalam hatinya, ia bertanya-tanya apa yang membuat sang komandan begitu ingin bertemu Zhang Zhi’an, kekasihnya. Ketiganya terus berjalan, melewati taman maple dengan daun-daun jingga mudanya yang tampak berguguran, jatuh tumpang tindih, berserakan di atas lantai hutan. Sampah indah itu tak berdaya saat terinjak oleh sepatu-sepatu para penghuni kediaman. Ujung jubah hanfu mereka tak lagi menyapu tumpukan daun maple ketika ketiganya mulai menapaki jembatan lengkung bercat merah menyala di atas kolam teratai serta ada banya

  • Suami untuk Sang Putri   89. Mengantar Yu Zhen

    Sekarang Yu Zhen menghadap kepada Yang Shui yang berdiri tak jauh dari Qing Yuan. Pria itu tersenyum ramah penuh ketenangan. Aura wajahnya yang sejuk, membuat hati siapa pun akan merasa nyaman saat bersama dan berbicara dengan tabib muda ini.Yu Zhen melakukan salam Gongshou sebagai tanda perpisahan kepada pria yang telah merawatnya tersebut. "Tuan Yang Shui, Yu Zhen mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Tuan Yang Shui yang telah menyelamatkan nyawa tuan muda ini. Tanpa pertolongan dari Tuan Yang, mungkin tuan muda ini hanya tinggal nama penghias papan peringatan.""Tuan Muda Yu terlalu sungkan dan berlebihan. Itu hanya suatu kebetulan semata. Saya adalah seorang tabib yang tentunya tidak akan membiarkan siapa pun sakit di depan mata. Jadi, tolong jangan diungkit lagi hal-hal seperti itu!" ucap Yang Shui yang juga melakukan salam serupa dengan Yu Zhen."Tuan Yang selalu berkata demikian. Yu Zhen tidak tahu bagaimana cara berterima kasih pada Tuan Yang Shui yang baik dan s

  • Suami untuk Sang Putri   88. Yu Zhen Berpamitan

    Sekarang, hanya tinggal Yu Zhen seorang diri dalam kekalutan dan kesedihan. Ia sungguh tak menyangka jika segel perjodohan itu akan bereaksi saat wajah mereka berdekatan dalam jarak satu jari. Yu Zhen melihat dengan jelas segel khusus itu bersinar merah di kening Ji Mei Hua. Hal tersebut menandakan kalau gadis itu masih terjaga kesuciannya. 'Hua'er, maafkanlah aku!'Penyesalan yang begitu dalam membuat Yu Zhen berkali-kali harus mengusap wajahnya yang bersimbah air mata. Ternyata, meskipun dia adalah seorang pria pilih tanding dengan kekuatan yang cukup diperhitungkan di rimba persilatan.Namun, dia tetaplah manusia yang memiliki kerapuhan pada sisi hatinya. Bahkan, orang sekuat Yu Shan, ayahnya, masih tak bisa menahan air mata saat hatinya terasa sakit.Apakah itu menandakan jika dia termasuk lelaki cengeng?Tapi bagaimanapun juga, manusia tetaplah memiliki sisi rapuh dan sudah merupakan suatu fitrah yang tak bisa dihindari. Bagaimanapun juga, air mata juga merupakan sebuah anugr

  • Suami untuk Sang Putri   87. Menolak Menikah

    Shen Ji menatap dingin wajah Yu Zhen. "Bagaimana kalau aku menolak?" "Hua'er, aku harus tetap membawamu pulang ke Qianyang demi janjiku pada Paman Shen Ming," tegas Yu Zhen.Mendengar ini, Shen Ji bergerak ke arah Qing Yuan, memeluknya dari belakang sambil menangis. "Shifu, sekalipun dia meminta, tolong jangan berikan aku padanya! Jangan biarkan dia membawaku pergi dari sini!""Mengapa?" tanya Qing Yuan, penasaran."Pokoknya aku tidak mau!" Shen Ji terisak di punggung sang guru. "Aku masih ingat kejadian itu dan aku benar-benar tak ingin kembali ke tempat itu lagi, Shifuuu!""Baiklah. Shifu akan bicara padanya." Qing Yuan berucap dengan lembut. Ada kemenangan muncul dalam hatinya. "Kau dengar itu, Ah Zhen?" Qing Yuan menatap tajam ke wajah Yu Zhen yang sekarang bagai mati kutu di hadapan guru dan murid ini. "Dia tidak ingin "Ji'er, maaf ...." "Ji'er, maafkan aku!" ucap Yu Zhen lirih sekali, sangat lirih."Aku sudah memaafkan Kak Yu Zhen. Tetapi aku tetap tidak ingin kembali bersam

  • Suami untuk Sang Putri   86. Kembalilah Bersamaku!

    Sekali lagi, Yu Zhen menggelengkan kepalanya. Air mata mulai mengembun di sudut mata kedua pemuda itu.Qing Yuan menarik napas panjang guna meredakan emosinya, ia lalu bersedekap dan menatap Yu Zhen dengan tatapan datar. "Ah Zhen, apa kamu sudah menyadari apa yang pernah kamu lakukan padanya dahulu?" Yu Zhen mengangguk, entah mengapa hatinya sekarang merasa sangat sakit. Ia membayangkan betapa hancurnya perasaan Shen Ji saat itu hingga sampai nekad menceburkan diri ke dalam Sungai Madu Pahit yang deras dan dalam. Andai tidak ada Qing Yuan yang menolongnya, mungkin saja gadis yang dulu masih berbadan gemuk itu mungkin benar-benar sudah tiada, dan dirinya ikut menjadi salah satu penyebabnya. "Maafkan aku, Hua'er!" bisiknya, penuh penyesalan. "Sekarang aku sudah tahu rasanya jadi dirimu saat itu. Semua itu pasti sangat berat bagimu, dan ....""Dan rasanya pasti sangat sakit!" Yu Zhen melihat ke arah Shen Ji dengan mata berair. "Tapi, Hua'er, tahukah kamu kalau setelah itu aku juga mera

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status