Share

Bab 2 Nafkah untuk anakku

Seketika aku terfikir untuk mengecek HP mas Bagas ku buka aplikasi hijaunya,di daftar paling atas ada nama Anita. 

[Nanti datang ya.. aku tunggu] 

pesan masuk jam 6 pagi. 

[Ok siap]

Balasnya seketika itu juga. 

Ini cukup memberitahuku bahwa mas Bagas memang menemui perempuan dan bersamanya seharian ini.

"Dek... Kopi Dek... " Pinta mas Bagas setelah bangun dari tidurnya. 

"Iya Mas." Aku langsung menuju dapur menyiapkannya. 

"Ini mas," ucapku sambil meletakan kopi di meja depan mas Bagas. Sekarang kami duduk berhadapan hanya terhalang meja. 

" Mas aku mau tanya," ucapku serius. 

"Tentang?" jawab mas Bagas seraya menyipitkan matanya. 

"Apa benar seharian ini kamu gak narik?"

"Iya" jawab mas Bagas datar. 

"Apa benar kamu bersama perempuan seharian ini?" tanyaku kubuat setenang mungkin. 

"Iya" Jawab mas Bagas seraya menganggukan kepalanya. 

"Dia siapa Mas, kenapa seharian kamu bersamanya?" tanyaku mulai gusar tapi masih  coba untuk tenang. 

"Namanya Anita,Dia sering minta ditemani sekedar ngobrol ato jalan-jalan, uang yang tadi aku berikan ke kamu juga pemberiannya."

"Kamu menafkahi anakmu dengan uang dari selingkuhanmu Mas?!" tanyaku mulai emosi. 

"Aku sama sekali nggak ada perasaan apapun sama Anita, yang kulakukan hanya karna kebutuhan, aku butuh uang dan dia bisa kasih, itu aja," ucap mas Bagas dengan agak keras. 

"Trus kamu selingkuh di depan anak kita, anak sekecil itu harus menyaksikan bapaknya dengan wanita lain? kamu punya pikiran gak si Mas." emosiku sudah tak tertahankan lagi. 

"Mau jadi apa anakku nantinya, astaghfirullah.... . " Aku bicara panjang lebar sambil menepuk-nepuk dadaku agak keras.

Tak habis pikir dengan kelakuan mas Bagas, air mataku sudah tak tertahankan lagi marah sedih kecewa jadi satu. 

"Aku hanya duduk bersama Anita sambil ngobrol, ato kadang cuma jalan bersama makan ngobrol tidak lebih," jelas mas Bagas.

 

“yang dilihat Adit kami teman yang sedang ngobrol itu aja." Nampak mas Bagas berusaha meyakinkanku. 

"Mana ada laki-laki dan perempuan bersama dalam waktu lama dan cuma ngobrol Mas, aku tidak bodoh," bentakku pada mas Bagas. 

"Demi Allah Sari, aku tidak seperti yang kamu pikirkan, Aku tidak melakukan yang melebihi batas," mas Bagas mencoba meyakinkanku.

 

"Aku bersamanya juga karna butuh uangnya saja, demi tetap bisa membiayai sekolah Adit, demi tetap mempertahankan hidup kita," lanjutnya. 

"tarikan sepi Sar, sekarang semua orang punya motor sendiri, anak sekolah pun diantar jemput orang tuanya." Mas Bagas terus mencoba memeberi penjelasan. 

“Ketika aku bisa mendapatkan uang,ya aku lakukan apapun caranya, aku mencintaimu dan anak kita,aku akan lakukan apapun demi kalian," ucap mas Bagas seraya merubah posisi duduknya di sebelahku. 

"Tapi kenapa harus dengan cara itu Mas?" aku berkata dengan derasnya cucuran air mata.

Aku sedih dengan keadaanku aku kecewa dengan cara mas Bagas akupun kasihan juga padanya. 

"Maafkan aku karna belum bisa membahagiakanmu, aku akan tetap berusaha demi kita semua," ucap mas Bagas sambil memelukku. 

"Percayalah padaku karena kepercayaanmu adalah kekuatanku," bujuknya lagi.

“Tapi kamu sudah menerima uangnya, apa iya dia gak akan minta lebih,mustahil Mas,” ucapku frustasi. 

“Aku sudah katakan dari awal kalau aku hanya sebatas menemaninya ngobrol dan dia sepakat.” ucap mas Bagas mantab. 

“Kamu pikir dia akan tetap begitu setelah kasih kamu uang Mas! kalau begitu untuk apa dia kasih kamu uang Mas,gak masuk akal tau gak si,” ucapku dengan penuh penekanan di setiap kata. 

“Aku akan buktikan kalau aku bisa dipercaya, dan semua akan baik-baik saja, aku bisa jamin kepercayaanmu akan terjaga dengan baik,” jawab mas Bagas meyakinkan. 

“Kalau dia yang gak bisa dipercaya gimana Mas?!” tanyaku ragu. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status