Share

Suamiku Anak Mommy
Suamiku Anak Mommy
Author: Wilia

Pernikahan

Gemilau mewah dari megahnya acara pernikahan putra pertama dari keluarga Harrison itu tak bisa di remehkan.

Pesta pernikahan di langsungkan di gedung mawar yang terletak di pusat ibukota Jakarta dengan banyaknya kerabat, pejabat bahkan para pengusaha ternama yang ikut hadir menyaksikan malam bahagia bagi sepasang pasutri yang baru saja resmi menikah malam ini.

Keduanya terlihat serasi duduk di atas pelaminan sana. Melvin yang gagah dibaluti tuxedo begitu juga Vio yang memakai gaun pengantin senada dengan pakaian Melvin kontras dengan kulit putih dan rambut hitamnya. Ia tak berhenti menebar senyuman cantiknya membuat semua tamu terkesima.

"Kalian akhirnya menikah. Selamat ya!" Ucap beberapa klien perusahaan yang datang menyapa.

Melvin Reviano Harrison. Ia yang memang berwatak hangat dan ramah menyambut tak kalah senang. Pria tampan berperawakan orang Italia itu sepertinya memang tak terpaksa dengan pernikahan ini.

Tapi, berbeda dengan Viona Adhinata. Dia juga bahagia tapi didalam hati kecilnya ia merasa sedih karna nyonya Amber yang merupakan ibunya Melvin tampak cuek padanya.

"Sayang!" Panggil Melvin menyentuh lengan Vio yang tersentak segera membuat senyuman manis di bibir mungil merahnya mekar.

"Ha?"

"Kenapa melamun?" Tanya Melvin menatap hangat wajah cantik Viona yang memang asli Indonesia dengan hidung mungil dan mata belo bulat tapi imut membuatnya seperti boneka hidup.

Tak lupa dari segi kulit, Viona memang tergolong putih dan tubuhnya lebih pendek dari Melvin hingga membuat mereka seperti kakak adik.

"Ada yang mengganggumu?"

"Emm.. tidak. Kakiku hanya pegal," Cengir Viona memegang lengan kekar Melvin yang segera mengiringnya duduk.

Melvin tak sungkan untuk membenarkan ekor gaun Viona agar lebih nyaman lalu menyelipkan anak rambut yang menjuntai di pelipis sang istri kebelakang telinganya hingga wajah Viona memerah.

"Kita dilihat banyak orang," Desis Viona memikul pelan bahu Melvin yang masa bodoh jadi pusat perhatian.

Bahkan, para media yang tadi meliput momen bahagia ini juga tak bisa mengacuhkan sikap manis Melvin si penerus kerajaan bisnis keluarga Harrison.

"Mereka terlihat romantis."

"Tuan muda Malvin memang sangat sempurna. Selain tampan dan gagah dia juga begitu perhatian."

Desas-desus semua tamu undangan membicarakan keduanya yang tampil menjadi bintang malam ini.

Tapi, berbeda dengan nyonya Amber yang menatap tak suka Viona dari arah meja khusus untuk teman-teman sosialitanya. Apalagi, ia tak mau bergabung dengan keluarga Viona yang tampak asik berbincang dengan tamu lain.

"Nyonya Harrison! Kau bilang putramu akan menikah dengan Hellena anaknya Mr Rushlan. Tapi, kenapa gadis boneka itu yang di sana?"

"Yah, Melvin begitu gagah dan tinggi. Lihat dia, seperti anak SMP! Cantik ya cantik, tapi dia seperti anak kecil."

Ejek mereka yang mengolok-ngolok Viona. Gadis itu tampak duduk santai saling berbisik dengan Melvin yang nyaman dengannya.

Viona memang hanyalah seorang desainer muda yang baru merintis karir. Ia putri pertama keluarga Adhinata yang juga seorang pengusaha kecil pemilik pabrik kain tapi tentu tak bisa setara dengan Perusahaan Harrison Development Asian milik keluarga Melvin.

Bergerak dalam bidang program pengembang bisnis dan Bank mereka juga menjajahi dunia agensi permodelan. Bahkan, HDA merupakan salah satu perusahaan terbesar di Asia bahkan mampu bersaing secara internasional.

"Sampai kapanpun aku tak akan setuju kau bersanding dengan putraku,"! Batin nyonya Amber geram melihat Viona seperti diratukan oleh anaknya.

Nyonya Amber perlahan bergerak elegan mendekati tuan Harrsion yang bicara dengan para klien bisnisnya di sebelah meja yang sudah dipenuhi hidangan lezat dan tentunya mahal.

Pria dengan perawakaan italia asli itu melirik pada nyonya Amber yang tersenyum ramah menggandeng elegan lengan tuan Harrison.

"Aku ingin bicara denganmu," Bisik nyonya Amber tak melunturkan senyumannya pada para tamu yang tampak menikmati suasana pesta ini.

Tuan Harrison berpamitan pada para tamu kelas atas ini lalu mengikuti nyonya Amber yang mengajaknya ke sudut lantai seraya meraih wine yang tadi di bawa pelayan saing berpapasan.

"Ada apa?"

"Kenapa kau sampai mengundang banyak orang kelas atas disini. Tuan Padmana dan jajarannya juga hadir, mereka bahkan sampai mengolok keluarga kita," Geram nyonya Amber pada tuan Harrsion yang hanya bisa menghela nafas.

"Ini pernikahan Melvin putra pertama kita. Apa salahnya mengundang banyak orang kesini?!"

"Masalahnya ada pada gadis itu," Sarkas nyonya Amber menatap marah Viona dengan mendidih.

Tuan Harrsion tahu jika istrinya memang tak menyukai Viona tapi, berkat gadis itu Melvin jadi bekerja keras menyelesaikan masalah perusahaan bahkan ia jadi semangat untuk memimpin perusahaan yang nanti akan diserahkan sepenuhnya pada Melvin.

"Amber! Melvin yang semulanya tak mau meneruskan jejakku sekarang dia bersedia mengambil tanggung jawab sebesar ini. Biarkan dia bahagia dengan caranya sendiri," Decah tuan Harrsion tak masalah dengan Viona atau latar belakang gadis itu.

Nyonya Amber ingin membantah tapi tuan Harrison sudah lebih dulu pergi kembali bergabung dengan tamu-tamu yang tak berhenti memberi selamat padanya.

Melihat itu nyonya Amber mengumpat kesal bukan main. Ia tak akan membiarkan Viona hidup bahagia di tahta yang seharusnya diduduki oleh Helena mantan kekasih Melvin di Italia dulu.

"Kali ini akan ku biarkan kau tersenyum. Tapi, lihat saja nanti," Geram nyonya Amber segera pergi bergabung dengan teman-teman sosialitanya menyusun rencana baru.

Sementara Viona di atas pelaminan sana mulai risih dengan tangan Melvin yang membelit pinggangnya tapi dengan sengaja meremas pinggulnya nakal.

"Tanganmu," Bisik Viona berusaha menurunkan tangan Malvin dari pinggulnya tapi pria tampan dengan mata coklat tajam ini hanya acuh seperti sengaja.

"Tanganmu, nanti terekam media," Malu Viona tapi Melvin semakin mengeratkan belitannya.

"Biarkan saja. Toh, kau sudah jadi istriku!"

"Tapi tak nyaman di lihat orang," Gerutu Viona tak pernah sanggup dengan sifat mesum Melvin yang sebelum menikah juga sering menggodanya seperti ini.

Alhasil, karna lelah menegur Melvin ia akhirnya pasrah mengikuti prosesi acara malam ini sampai selesai walau tubuhnya sudah pegal duduk, berdiri lalu berfoto dengan para kenalan Melvin dan tamu lain yang justru lebih bersemangat dari mereka.

Tapi, banyak diantara mereka yang tak setuju dengan pernikahan ini terutama teman nyonya Amber dan beberapa wanita yang kenal dengan Melvin.

Mereka naik ke atas pelaminan menyapa Melvin tapi tidak dengan Viona. 2 wanita berperawakan bule asli itu melirik sinis Viona seraya memberi selamat pada Melvin.

"Selamat, ya! Hanya saja aku pikir kau akan bersanding degan Hellen!" Ucapnya halus menyalami Melvin yang hanya mengangguk.

Karna Viona hanya sampai pertengahan dadanya, jadi Melvin tak segan merangkul bahu istri kecilnya agar lebih nyaman.

"Terimakasih!"

"Kenapa Hellen tak datang? Kau mengundangnya?" Tanya wanita itu pada Melvin yang mengangguk melirik Viona.

"Yah, iyakan sayang?"

"Iya," Jawab Viona mengangguk saja. Ia tahu Helena adalah seorang model yang dulu menjalin hubungan dengan Melvin.

Tapi, ntah karna apa keduanya jadi selesai dan Melvin bertemu Viona yang saat itu mengajukan proposal ke perusahaanya hingga karna sering bertemu jadi timbul bumbu cinta dan akhirnya sampai ke pelaminan.

Setelah beberapa lama pesta berlangsung, nyonya Amber mulai tak tahan melihat raut bahagia di wajah Viona. Ia punya rencana yang sudah di buat dari awal untuk melenyapkan gadis itu.

"Kali ini bisa saja hari terakhirmu," Geram nyonya Amber berdiri menatap licik lampu besar yang ada di puncak langit-langit gedung tepat di atas kepala Viona.

Lampu itu semakin berguncang tanpa di sadari semua orang. Perlahan nyonya Amber mundur memilih jarak yang tepat agar tak terkena serpihan saat jatuh.

"Kenapa perasaanku tak tenang?!" Gumam Viona gusar. Ia menatap Melvin yang sibuk menyapa beberapa orang yang naik ke pelaminan sampai..

"Vionaaa!!!" Teriak tuan Adhinata saat lampu besar itu putus langsung mengarah ke arah Viona yang syok dengan teriakan itu.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Dilaras Laras
mamfir thor di sini
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status