공유

Buntu

작가: fitosyin
last update 최신 업데이트: 2023-12-28 23:51:52

"Terbukti benar apa yang aku katakan kemarin. Kebiasaan lama tidak akan pernah bisa diubah. Sekali hina, tetap hina!" decak Andini, ia mulai menikmati situasi dan kembali duduk manis di atas sofa. "Istrimu itu sungguh di luar nalar, sudah tahu pernikahan kalian dimulai dengan masalah. Kenapa sekarang malah sengaja muncul sebagai karyawan rendahan, mau menarik simpati atau mencoreng kotoran di muka keluarganya sendiri? Seandainya saja istrimu tidak menjadi karyawan di sini, masalah tidak akan sepelik sekarang. Mereka akan tahu bahwa kamu menggunakan kekuasaanmu untuk menyenangkan istrimu sendiri."

Elang diam tak membalas setiap kata tajam yang keluar dari mulut Andini. Di satu sisi, Elang memang mengakui benar adanya apa yang dikatakan Andini bahwa ia menggunakan wewenang yang ia miliki agar Atika bisa bekerja di perusahaan ini. Sebaik apapun kompetensi yang Atika miliki, tidak akan mengurangi fakta bahwa alasan Atika bisa masuk sebagai karyawan karena andil Elang di dalamnya.

Namun, d
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터

최신 챕터

  • Suamiku Bocil Tajir   Yang Tersisa, Yang Tertinggal

    Pagi itu, kabut turun rendah, menyelimuti halaman rumah kecil mereka di Dago dengan selimut tipis berwarna putih. Udara dingin menusuk kulit, namun terasa segar. Atika menyapu dedaunan kering yang berguguran dari pohon di halaman, tangannya cekatan mengayun sapu lidi. Ael, kini sudah mulai cerewet, tertawa riang di gendongannya, menunjuk-nunjuk burung pipit yang hinggap di pagar kayu, suaranya memenuhi keheningan pagi. Elang duduk di tangga teras, laptop di pangkuannya, membuka beberapa laporan bisnis dari jarak jauh. Jemarinya menari di atas keyboard, menyelesaikan tugas-tugas penting, namun fokusnya tetap pada suara tawa Ael dan gerakan lembut Atika.Sejak tinggal di Bandung, hidup mereka berjalan perlahan tapi pasti. Elang membatasi keterlibatannya di SJ Grup, hanya memegang peran sebagai penasihat utama. Ia mendelegasikan sebagian besar tugasnya kepada direksi dan tim profesional yang ia percaya. Elang tidak lagi hidup untuk perusahaan—ia hidup untuk rumahnya. Untuk keluarga kecil

  • Suamiku Bocil Tajir   Jalan Pulang yang Baru

    Dua minggu setelah pagi itu, kontrakan kecil yang selama hampir setahun menjadi tempat bertahan Atika dan Ael mulai tampak sepi. Dinding-dinding usang yang menjadi saksi bisu perjuangan Atika kini hanya menyisakan jejak waktu. Di atas tikar usang yang biasa mereka gunakan, hanya tersisa beberapa kardus. Isinya tak banyak: tumpukan pakaian bayi yang sudah terlalu kecil, beberapa buku catatan berisi resep masakan dan daftar belanja, serta satu set mainan kayu buatan tangan yang Atika beli dari pasar minggu, kenang-kenangan dari masa-masa sulit. Sebuah kekosongan yang ironisnya terasa penuh, penuh dengan kenangan pahit namun juga harapan yang baru tumbuh.Di luar, Elang mengangkat koper terakhir ke dalam mobil sewaan yang diparkir tak jauh dari gang. Bukan mobil mewah atau kendaraan dinas seperti yang biasa ia gunakan—hanya minibus hitam sederhana yang cukup lapang untuk perjalanan panjang mereka ke Bandung. Ia sengaja memilih kendaraan itu, sebagai penanda bahwa perjalanan kali ini buka

  • Suamiku Bocil Tajir   Yang Tak Pernah Pergi

    Udara pagi masih sejuk, menusuk kulit, namun Elang tidak bergeming. Ia masih duduk bersandar di dinding kontrakan Atika, persis di ambang pintu, kedua tangannya menyilang di dada, matanya terpejam. Sepanjang malam ia berjaga, menepati janjinya. Rintik gerimis sempat menyapa, membasahi sebagian jaketnya, tapi ia tak peduli. Hatinya jauh lebih basah, tergenang penyesalan dan rindu yang tak terhingga. Pikirannya melayang pada percakapan semalam, setiap kata Atika terngiang jelas di benaknya, menusuk tepat di ulu hati. Ia adalah pengecut. Ia telah membiarkan wanita yang dicintainya menderita sendirian. Rasa bersalah itu menusuknya lebih dalam daripada dinginnya angin pagi.Matahari belum naik tinggi saat Atika membuka jendela kontrakan. Suara engsel yang berderit pelan memecah keheningan dini hari. Udara pagi yang segar masuk, membawa serta semilir bau tanah basah dan suara riuh dari ibu-ibu yang mulai menyapu halaman. Elang membuka matanya perlahan, kelopak matanya terasa berat, namun ia

  • Suamiku Bocil Tajir   Lama Kembali

    “Diam panjang yang lebih jujur dari kata-kata.” Kalimat itu masih menggantung di udara, seolah membeku bersama waktu. Keheningan yang tercipta di antara Atika dan Elang bukan lagi keheningan canggung, melainkan keheningan yang sarat akan beban masa lalu, rindu yang tertahan, dan rasa sakit yang menganga. Langit malam menggantung kelabu di atas kontrakan sempit itu. Bau tanah basah masih tertinggal di udara, menyelusup lewat sela-sela dinding papan yang tidak rapat. Elang berdiri di ambang pintu, siluetnya memanjang di bawah lampu neon yang berkedip di gang. Tubuhnya tegak, namun matanya menyimpan gemetar. Di dalam, Atika berdiri mematung, seakan waktu berhenti sejak suara ketukan itu. Bayangan tubuhnya menyatu dengan lampu temaram yang menggantung di langit-langit, menciptakan aura sendu yang membalut seluruh ruangan.Suara bayi terdengar lirih dari dalam, sebuah rengekan kecil yang mengiris keheningan. Lalu sunyi lagi. Elang menatap Atika, sorot matanya penuh permohonan. Ia ingin be

  • Suamiku Bocil Tajir   Terpasung

    “Jangan pernah berani menyebut namaku lagi, Atika!”Suara Helen menampar dinding. Atika terhuyung, cengkeraman pada gagang pintu melemah. Kilat amarah menyala di mata wanita paruh baya itu, bibirnya yang dipoles merah darah bergetar. Hujan di luar jendela mengamuk, seolah alam semesta ikut meratap. Atika hanya bisa menelan ludah, menatap koper kecilnya yang tergeletak pasrah di lantai marmer dingin.“Kau pikir apa yang sudah kau lakukan?! Menodai nama baik keluarga Sukma Jaya?!” Helen maju selangkah, sepatu hak tingginya berdentum. “Kau… kau sudah tahu posisimu!”Napas Atika tercekat. Posisi? Bukankah ia hanya mencintai Elang dengan sepenuh hatinya? Bukankah ia…“Pergi! Sekarang!” Helen menunjuk pintu dengan jari telunjuknya yang ramping. “Dan jangan pernah kembali. Elang tidak akan mencarimu. Dia sudah tahu semuanya. Dia sudah tahu… kau hanya parasit.”Kata “parasit” itu merobek batin Atika. Air mata mendesak, namun ia menahannya. Tidak. Ia tidak akan menangis di hadapan wanita ini. I

  • Suamiku Bocil Tajir   Akhir Bahagia Bagi Keyla

    “Key, baju nya ganti ah jangan yang itu terus.” Mama mengomentari penampilanku. Sontak aku berhenti di ambang pintu dan melihat penampilanku sendiri di kaca jendela. Tidak ada yang aneh, biasa saja hanya celana bahan berwarna hitam dan kemeja merah bata.“Kenapa diganti, yang ini juga bagus.”Aku berputar-putar di depan mama memperlihatkan penampilanku dari depan lalu ke belakang.“Warnanya sudah kusam, lebih baik yang lain. Terus kamu gak dibedak?”Aku menyentuh wajahku, sedikit berminyak. Aku berlari ke depan cermin mematut bayanganku. Tanpa sengaja tatapanku jatuh pada foto Kim Jae Hee yang kutaruh di samping cermin. Aku mengusap lembut foto itu, foto yang kudapat setelah bersusah payah, berdesak-desakkan dengan ratusan penggemar lainnya.Kuyakini aku sanggup bertahan meski kau tak pernah di sampingku. Waktu yang membuatku bertahan. Aku berhasil menguasai kembali apa yang kumau, sama seperti sebelum aku sadar aku membutuhkan kehadiran mu, aku mampu bertahan sendiri. Kini aku percay

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status