Share

bab 37

Penulis: Syahfa Thea
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-20 16:50:46

Aku mulai melangkah masuk ke lobby kantor. Langkahku terasa berbeda. Bukan hanya karena efek dari malam sebelumnya bersama Putra, tetapi juga karena hari ini adalah hari yang istimewa. Hari pertama aku menjadi sekretaris Pak Hendrawan, dan mulai hari ini aku tidak lagi bekerja sebagai karyawan biasa.

Tiba di ruangan kerjaku, Alin, menyambutku dengan senyuman cerah. Namun, di balik senyuman itu, ada sesuatu yang tampak seperti kesedihan.

“Selamat pagi, Bu Sekretaris,” sapanya dengan nada bercanda, tapi matanya berbinar.

Aku tersenyum dan menggeleng pelan. “Pagi, Alin. Jangan keras-keras. Jangan panggil aku begitu. Belum waktunya. Nanti di dengar orang.”

"Biarin. Memang lebih baik mereka mendengarnya. Toh nanti juga mereka akan tahu kok kalau kamu sekarang jadi sekretaris," bantah Alin, tidak peduli teguranku.

"Tapi tidak sekarang, Alin. Aku ingin memberi kejutan dulu pada Angela dan Yani. Nanti setelah mereka tahu kalau aku seorang sekretaris, baru kamu bisa memberitahu mereka."

"Ya
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Suamiku Bukan Abang Ojol Biasa    Bab 61

    Malam ini dengan tergesa-gesa Putra menaiki motornya yang sejak siang dia parkirkan di basemen apartemen Keysha. Karena dia merasa terlambat pulang. Dan takut Jingga marah. Sebenarnya Putra sudah berniat pulang lebih cepat hari ini. Pikirannya terus dipenuhi sosok Jingga yang sedang hamil muda. Kehamilan Jingga belum genap tiga bulan, dan ia tahu betul betapa sensitifnya masa-masa awal ini. Tapi hari ini… Azriel berulang tahun yang keempat. Dan anak kecil itu merengek ingin ditemani sampai malam. "Daddy. Ini kan ulang tahun Azil. Masa Daddy mau cepat pergi ninggalin Azil?" Protes Azriel saat melihat Putra bersiap-siap ingin pulang. "Tapi Daddy ada kerjaan, Sayang. Daddy harus pergi." Putra berusaha membujuk Azriel. "Tidak mau! Pokoknya Daddy harus do sini sampai Azil bobo." Azriel keras kepala."Jangan begitu, Azriel. Daddy banyak sekali kerjaan di luaran sana. Azriel ditemani mommy saja ya." Keysha berusaha ikut membujuk. Putra memang selalu merayakan ulang tahun Azriel setiap t

  • Suamiku Bukan Abang Ojol Biasa    Bab 60

    ApartemenJam 17.30 WIBJingga baru saja tiba di depan lobi apartemen. Dengan langkah gontai, dia melangkah masuk ke dalam. Matanya sembab, merah, jelas menandakan bahwa ia habis menangis sepanjang perjalanan. Kepalanya tertunduk, seperti tak ingin bertemu tatapan siapa pun.Tanpa berhenti, Jingga langsung menuju pintu lift. Ia menekan tombol menuju lantai lima, tempat unit apartemennya bersama Putra berada. Pintu lift tertutup. Jingga berdiri diam, menatap kosong ke arah pintu. Pikirannya berputar kacau, tak tahu harus memercayai apa dan siapa.Ting!Suara bel lift berbunyi. Pintu terbuka perlahan, memperlihatkan ruang lift yang kosong.Dengan langkah berat, Jingga masuk ke dalam. Ia menyandarkan tubuhnya pada dinding lift, memejamkan mata sejenak, mencoba menahan tangisnya. Namun hatinya terlalu sesak. Air matanya kembali jatuh, satu per satu, tanpa bisa dicegah.Saat pintu lift hampir tertutup kembali, sebuah tangan cepat menahan. Seorang pria masuk. Ia mengenakan topi hitam dan ma

  • Suamiku Bukan Abang Ojol Biasa    Bab 59

    Azriel yang sedang bermain mobil-mobilan, mengangkat wajahnya. Tanpa sengaja melihat Putra. Dia langsung berdiri dan tersenyum. Sambil berlari, dia berseru,"Daddyyyy!" Seketika Jingga menoleh ke arah yang dituju Azriel. Dan langsung terkejut,"Dia????" Jingga terdiam sejenak. Merasa familiar dengan sosok jangkung yang di hampiri Azriel. "Dia?" Jingga kembali menyebut kata dia sambil melihat ke arah Keysha. "Dia Daddy nya Azriel?" Namun Keysha menggeleng. "Bukan. Dia bukan Daddy nya Azriel. Dia Mas Hendrik. Pengawal papa yang biasa diam-diam mengikuti kami. "Tapi Azriel memanggilnya Daddy?" "Entahlah. Kenapa Azriel memanggilnya Daddy," jawab Keysha, mengangkat bahunya. Jingga pun terdiam sambil menatap pria yang dipanggil Hendrik itu. Sementara Azriel. Dia berlari ke arah Putra tadi berdiri. Yang kini sudah digantikan oleh Hendrik. "Azriel! Sini sama Om!" Ucap Hendrik sambil merentangkan tangannya ke arah Azriel. "Tidak mau. Azil mau sama Daddy," tolak Azriel. Tidak mau mene

  • Suamiku Bukan Abang Ojol Biasa    Bab 58

    "Kamu ada hubungan khusus dengan Pak Adrian?" Tanya Jingga, hat-hati saat dirinya sedang mengerjakan tugas dibantu Yani. "Iya. Kenapa? Kamu pasti iri ya? Hh. Makanya jangan sok suci dan sok jual mahal. Pakai pilih-pilih segala. Akhirnya dapat tukang ojek," jawab Yani, selalu saja bersikap judes dan menghina Jingga, setiap ada kesempatan. Jingga hanya tersenyum. Telinganya sudah kebal mendengar julidan mulut Yani. "Enggak juga. Buat apa itu. Walaupun tukang ojek asal kamu tahu mas Putra itu selalu membuat aku bahagia. Dia memperlakukan aku baik sekali." Jingga memuji Putra, suaminya."Ya jelas baik lah. Dia kan cuma tukang ojek. Kamu sekretaris perusahaan besar. Kalau enggak baik, bisa didepak dia. Di luaran sana, mana ada sekretaris mau menikah dengan tukang ojek." Yani masih dengan mulut pedasnya. Tidak pernah bosan menghina Jingga dan Putra. Jingga tetap tersenyum meskipun dalam hati, ia sedikit perih mendengar perkataan Yani yang terus saja meremehkan Putra. Tapi satu hal yang

  • Suamiku Bukan Abang Ojol Biasa    Bab 57

    Hari terus berlalu. Tanpa terasa sudah dua bulan Adrian menjabat sebagai CEO baru di perusahaan Sagara Grup.Walaupun belum disahkan di depan karyawan dan belum dikenalkan kepada klien perusahaan tersebut oleh Hendrawan, namun kedudukan Adrian sudah seperti CEO yang sudah dilantik. Segala keputusan Adrian, mutlak wajib di laksanakan. Sementara Jingga. Masih tetap menjadi sekretaris Adrian. Meski dalam keadaan hamil muda, dia masih tetap bekerja seperti biasa. Hanya saja entah kenapa Jingga merasa sejak mengetahui kalau dirinya hamil, Adrian seperti tidak memberikan pekerjaan yang terlalu berat pada Jingga. Jingga merasa Adrian mengurangi beban pekerjaannya. "Pak. Walaupun saya hamil, tapi insyaallah saya sehat. Jadi bapak jangan sungkan saat memberikan pekerjaan kepada saya." Protes Jingga saat Adrian hanya memberikan pekerjaan ringan kepadanya. "Tidak bisa, Jingga. Saya paling tidak bisa memberikan pekerjaan yang berat-berat kepada orang hamil. Takut terjadi apa-apa sama ibu dan c

  • Suamiku Bukan Abang Ojol Biasa    Bab 56

    Putra berdiri terpaku beberapa detik di depan pintu apartemen Keysha sebelum akhirnya menekan bel. Pintu langsung terbuka. Keysha berdiri di sana, wajahnya pucat dan cemas, sambil menggendong Azriel yang tampak lemas di pelukannya.“Mas... tolong,” ucapnya lirih.Tanpa banyak bicara, Putra segera meraih Azriel ke dalam pelukannya. Tubuh mungil itu panas, dan napasnya terdengar berat.“Daddy...” lirih Azriel, tangannya langsung melingkar di leher Putra. “Daddy, Azriel sakit…”“iya Sayang. Daddy tahu. Daddy di sini, Nak. Daddy ada buat kamu.” Putra mengelus punggung kecil itu, hatinya mencelos melihat anak yang sudah empat tahun lahir ke dunia. Hatinya sakit melihat anak kecil yang biasanya ceria dan lincah itu, kini diam dan pucat. "Kita pergi sekarang."Keysha mengangguk. Tak butuh waktu lama, mereka sudah meluncur dengan mobil Lamborghini hitam yang biasa digunakan Putra. Kendaraan mewah itu melesat membelah malam, lampu-lampu kota memantul di bodinya yang mengilap. Putra memeluk Az

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status