Home / Romansa / Suamiku (Bukan) Tuan Muda Bodoh / Rela Menjadi Bodoh Demi Dirimu

Share

Rela Menjadi Bodoh Demi Dirimu

Author: Risca Amelia
last update Last Updated: 2025-07-28 19:33:35

Tanpa berkata apa-apa, Reinan segera menarik selimut dan menutupi tubuh Esme kembali. Ia pun menjauh dari ranjang sambil menarik napas dalam-dalam.

Esme masih meracau, tangis lirihnya menggema, diselingi gumaman ketakutan

“Jangan…jangan paksa aku.”

Mendengar itu, Reinan mengepalkan tangan di sisi tubuh. Kini, ia mulai mengerti bahwa istrinya menyimpan luka yang tak pernah terucap. Luka yang mungkin tak bisa sembuh hanya dengan cinta, tetapi butuh waktu dan penerimaan.

“Aku tidak akan menyakitimu lagi, Esme,” gumamnya lirih. Suara Reinan hampir tenggelam dalam bunyi detik jam di dinding.

Untuk beberapa saat, Reinan hanya berdiri terpaku di sisi ranjang, menatap tubuh mungil istrinya yang masih menggeliat dalam mimpi buruk.

Gadis itu tampak begitu rapuh. Meski mata Esme terpejam, kelopak matanya tampak bergetar dan dari sudut-sudutnya mengalir air mata yang tak mampu ia tahan.

Reinan mengusap rambutnya sendiri dengan frustasi. Ia tidak bisa membiarkan Esme terus tertidur dengan pakai
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Suamiku (Bukan) Tuan Muda Bodoh   Rela Menjadi Bodoh Demi Dirimu

    Tanpa berkata apa-apa, Reinan segera menarik selimut dan menutupi tubuh Esme kembali. Ia pun menjauh dari ranjang sambil menarik napas dalam-dalam. Esme masih meracau, tangis lirihnya menggema, diselingi gumaman ketakutan“Jangan…jangan paksa aku.”Mendengar itu, Reinan mengepalkan tangan di sisi tubuh. Kini, ia mulai mengerti bahwa istrinya menyimpan luka yang tak pernah terucap. Luka yang mungkin tak bisa sembuh hanya dengan cinta, tetapi butuh waktu dan penerimaan.“Aku tidak akan menyakitimu lagi, Esme,” gumamnya lirih. Suara Reinan hampir tenggelam dalam bunyi detik jam di dinding.Untuk beberapa saat, Reinan hanya berdiri terpaku di sisi ranjang, menatap tubuh mungil istrinya yang masih menggeliat dalam mimpi buruk. Gadis itu tampak begitu rapuh. Meski mata Esme terpejam, kelopak matanya tampak bergetar dan dari sudut-sudutnya mengalir air mata yang tak mampu ia tahan. Reinan mengusap rambutnya sendiri dengan frustasi. Ia tidak bisa membiarkan Esme terus tertidur dengan pakai

  • Suamiku (Bukan) Tuan Muda Bodoh   Kau adalah Dia

    Esme terlelap dalam pelukan pria yang menolongnya, sementara mobil yang membawa mereka melaju perlahan menembus dinginnya malam. Di kursi depan, Kailash menggenggam kemudi dengan tenang. Matanya sesekali melirik ke spion tengah, memandangi Reinan yang mendekap Esme seakan menjaga kristal yang mudah pecah. Mobil berhenti di depan apartemen Reinan yang bergaya modern. Sebelum menghentikan mobilnya, Kailash menoleh.“Tuan Muda, Anda yakin ingin membawa Nyonya Muda ke sini?”Reinan menatap wajah Esme yang pucat sembari menghela napas. “Ya. Jika kita pulang ke mansion, akan muncul banyak spekulasi dari para pelayan. Kabar itu pasti sampai ke telinga Mama.”“Baiklah, kalau itu keputusan Anda,” ucap Kailash mengangguk mengerti.Tak lama berselang, Kailash memarkirkan mobil di area khusus penghuni apartemen. Usai mematikan mesin, pria itu keluar dari kursi kemudi dan membuka pintu belakang. Reinan turun lebih dulu, lalu dengan hati-hati menarik tubuh Esme yang lunglai ke pelukannya. Saat itu

  • Suamiku (Bukan) Tuan Muda Bodoh   Bawa Aku Pergi

    Suasana di dalam Prime Steak House & Bar semakin ramai menjelang jam makan malam.Vera yang kembali duduk di samping Esme, mengulurkan tangan untuk mengambil minumannya sendiri. Ia mendekatkan gelas itu ke wajah, lalu pura-pura terkejut.“Kau minum ini, Esme?” tanyanya, menunjuk cairan merah keunguan yang masih menyisakan embun dingin. “Velvet Dawn?”Esme menoleh, matanya sedikit kabur, tetapi ia berusaha fokus. “Iya, Kak.”Mendengar jawaban itu, Vera membelalak dramatis sambil menatap Chika dan Lisya di seberangnya. “Chika, Lisya, kenapa kalian memesan Velvet Dawn? Kadar alkoholnya cukup tinggi, bisa berbahaya bagi Esme.”Chika mengangkat tangan dengan ekspresi bersalah yang dibuat-buat. “Maaf, Ver. Kupikir Velvet Dawn adalah minuman signature resto ini.”Lisya menambahkan dengan nada setengah mengejek, “Kami tidak menyangka adik iparmu ini belum pernah mencicipi rasa alkohol.”Esme tersentak. Kepalanya semakin berat. Suara orang-orang terasa seperti gema jauh yang datang dan pergi.

  • Suamiku (Bukan) Tuan Muda Bodoh   Perangkap di Balik Minuman

    Sepanjang perjalanan menuju restoran, suasana di dalam mobil tampak hangat, setidaknya di permukaan. Dengan nada lembut yang menyerupai perhatian seorang kakak, Vera mulai menceritakan kebiasaan makan Reinan.“Dia suka steak medium rare pakai saus jamur,” tuturnya manis. “Juga sup labu, dan roti panggang keju untuk sarapan.”Ada nada halus bernuansa peringatan yang menyelip, ketika ia menambahkan, “Tapi usahakan jangan biarkan dia makan yang terlalu manis atau berlemak. Reinan itu keras kepala. Harus ada yang mengingatkan.”Esme mengangguk sopan, mencoba mengingat semua yang dikatakan Vera. Sekilas, ia merasa disentuh oleh perhatian sang kakak ipar.Mungkin, ini adalah upaya Vera membuka lembaran baru. Siapa tahu, sikap keras dan dingin yang diperlihatkan Vera dulu, hanya bentuk dari rasa sayang yang tak terungkap.Ketika mobil mulai memasuki kawasan kuliner di pinggir kota, keraguan perlahan menyelinap di hati Esme. Matanya menatap keluar, menelusuri nama-nama yang tertera di setiap

  • Suamiku (Bukan) Tuan Muda Bodoh   Tiba-tiba Bersikap Manis

    Usai membasuh tubuhnya dengan air hangat, Esme melangkah pelan ke dalam kamar. Ia sengaja menyegarkan diri untuk menghapus rasa getir yang tersisa, akibat pertemuan keluarga tadi siang.Handuk melilit rambut Esme yang masih lembap, dan aroma sabun masih melekat samar di kulitnya. Namun, tatkala menatap kamar yang sunyi, jantung Esme serasa direngkuh sepi.Reinan tak ada di sana. Tak terdengar tawa polosnya, atau bunyi tembakan yang biasanya memenuhi sudut kamar.Esme melangkah ke sisi tempat tidur, menelusuri selimut yang masih rapi. Saat ini, Reinan pasti tenggelam dalam dunianya sendiri—di ruang baca, bermain PS, atau tertidur sambil memeluk bantal seperti anak kecil.Perkataan Kailash beberapa waktu lalu, kembali terngiang. “Tuan Muda akan sangat terganggu bila keinginannya tidak terpenuhi. Lebih baik tidak diganggu saat sedang asyik bermain."Mengingat pesan tersebut, Esme memutuskan untuk melakukan aktivitasnya sendiri. Selesai mengeringkan rambut, ia duduk di tepi tempat tidur.

  • Suamiku (Bukan) Tuan Muda Bodoh   Gadis di Malam Itu

    Di dalam mobil yang melaju meninggalkan rumah keluarga Raharja, Reinan bersandar santai di kursi penumpang. Kepalanya menempel pada sandaran kulit yang empuk, mulutnya bersenandung pelan, menyanyikan lagu yang hanya dikenalnya sendiri. Sesekali, ia juga mengayunkan kaki sesuai irama. Esme melirik dari samping. Ada secercah tanya di wajahnya, yang perlahan berubah menjadi perasaan ganjil. Reinan terlihat sangat senang. Sang suami tak menunjukkan keberatan sama sekali, padahal ia baru saja kehilangan uang. Meski Esme tidak tahu persis berapa jumlahnya, tas hitam kecil yang diserahkan Kailash pasti berisi banyak.Diam-diam, hati Esme terasa berat. Ia mencoba menyusun keberanian, sebelum akhirnya berdehem pelan. “Rein, aku minta maaf soal Papa tadi,” ucapnya lembut. “Seharusnya kamu nggak perlu memberikan uang tabunganmu.”Mendengar itu, Reinan malah tergelak sehingga membuat Esme menatapnya dengan bingung. “Kenapa tertawa? Apa kamu ingat adegan dari film kartun?”Reinan menggeleng de

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status