Share

Bab 4

Author: Salwa Amani
Dewita menarik Samuel dan tidak melepaskannya. Keduanya saling tarik menarik, sementara aku sudah melangkah keluar. Aku takut ada foto yang tersebar dan masalah jadi membesar.

Samuel tidak mengejarku, membuatku bisa bernapas lega,

Duduk di dalam mobil, aku melapor kepada Ghina tentang situasi malam ini. Mendengar bahwa Dewita benar-benar datang ke bar untuk menemuiku, Ghina mengepalkan tinjunya. "Kamu berani datang ke bar?"

Aku terkejut. "Ya, Aku minta maaf!"

"Nggak perlu minta maaf, cepat atau lambat, kalian pasti akan bertemu. Tamparan ini cukup memuaskan, tapi lain kali kamu harus berhati-hati. Nona kaya yang sesungguhnya nggak akan peduli dengan orang-orang ini."

Aku memiliki pandangan yang agak berbeda. "Sebenarnya kesombongan Samuel akan sangat terpuaskan ketika dia melihat dua wanita memperebutkannya. Kamu nggak ngerti laki-laki, mereka itu bajingan!

Ghina terdiam saat mendengar ini, lalu tertawa. "Kamu benar. Cepatlah, Samuel sedang memindahkan properti."

Aku mengerti. Aku juga khawatir malam ini akan terjadi hal yang tidak diinginkan.

Samuel meneleponku, tetapi aku tidak menjawabnya. Dia meminta maaf kepadaku, mengatakan bahwa Dewita mengejarnya. Keduanya memiliki saling terlibat karena urusan perusahaan, tetapi Samuel tidak menyangka Dewita akan mengejarnya.

Konyol!

Aku pergi ke konter TR dan meminta layanan Dewita.

Ketika melihatku, wajahnya langsung muram. Aku sengaja mempersulitnya, mencoba belasan set perhiasan berturut-turut.

Dia akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. "Nona, set mana yang Nona suka sebenarnya?"

"Sebenarnya ...." Aku menatapnya dan mengejek, "Sebenarnya aku suka semuanya. Hanya saja, semua ini sudah terkena sentuhan tanganku, jadi aku merasa kotor."

"Kamu!"

Dia sangat marah, tetapi dia menahan diri dan menaruh kembali semua perhiasannya.

"Maafkan aku, kalau begitu, aku menolak untuk melayanimu."

"Oh? Apa kamu yakin?"

"Tentu saja. Bukankah kamu hanya nona kaya? Kamu menganggap dirimu apa?"

Dia bergumam pelan, tetapi aku masih mendengarnya dengan jelas. Aku sedikit terkejut. Dalam informasi yang diberikan Ghina padaku, dia hanyalah seorang pemandu konter, bagaimana dia bisa mengatakan hal seperti itu?

Mungkinkah, dia sama sepertiku, identitas dan statusnya sudah berubah?

"Baiklah, karena kamu nggak mau melayaniku, aku mau ganti orang saja, biar kamu bisa melayaninya dengan tulus."

Aku mengeluarkan ponsel dan menekan sebuah nomor. Samuel tampak terkejut, suaranya diwarnai dengan keterkejutan, "Nelly!"

Aku menyalakan sepiker. "Aku lagi ada di konter TR. Dalam 15 menit, kamu harus sudah ada di sini."

Setelah mengatakan ini, aku langsung menutup telepon. Ternyata, 15 menit kemudian Samuel datang dengan napas terengah-engah. Ekspresi Dewita langsung berubah saat melihat kedatangannya. Dia menggigit bibirnya dengan erat, jelas sangat marah.

"Nelly apa yang kamu lakukan di sini?"

"Aku cuma mau lihat-lihat, tapi dia bilang dia nggak mau melayaniku. Aku ingat kalau kemarin kalian saling mengenal, jadi aku ingin kamu datang ke mari untuk membantu."

"Kali ini, Nona Dewita nggak mungkin menolak, bukan?"

Dewita ingin mengatakan sesuatu, tetapi Samuel mendahuluinya, "Dewita, perhatikan sikap dan statusmu. Lakukan dengan baik kalau kamu nggak mau kehilangan pekerjaanmu."

Wajah Samuel menjadi dingin dan Dewita sangat marah. Sekarang, semua orang di konter melihat ke arahnya. Yang bisa dia lakukan hanyalah mengertakkan gigi dan menatapku, dengan sedikit kebencian muncul di wajahnya.

Namun, dia tetap melakukan apa yang diperintahkan.

Aku tersenyum dan dengan santai menunjuk sebuah kalung yang harganya sangat mahal.

Setelah Dewita membantuku mencobanya, dia berkata dengan suara yang dalam, "Ini harta karun toko kami."

"Menurutku ini biasa saja. Bagus nggak?"

Aku mendongakkan kepala untuk melihat Samuel, yang diangguki olehnya. "Bagus. Tapi, menurutku yang ini lebih cocok untukmu."

Dia beralih ke kalung yang tidak terlalu mahal, tetapi juga sangat rapi dan cocok dengan pakaianku hari ini.

Aku harus mengakui bahwa Samuel memiliki rasa estetika yang tinggi. Aku mengangguk setuju, "Nggak disangka penilaianmu bagus juga, tapi kadang juga nggak bagus."

Aku mengatakannya dengan serius sambil menatap Dewita. Wajahnya memerah karena marah, tetapi dia bisa berbuat apa-apa.

"Tolong bantu bungkuskan ini untukku."

Di depan Dewita, Samuel mengeluarkan kartu ATM nya. "Anggap saja ini hadiah dariku untukmu, untuk menebus kesalahan."

Namun, aku menolak, "Ini bukan salahmu, aku bayar sendiri saja."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Suamiku Gila Harta   Bab 9

    Samuel dengan wajah kuyu dan langkah terhuyung-huyung menuruni tangga dan kebetulan melihat Dewita diantar keluar oleh manajer properti.Dia langsung terkejut!"Nona, hati-hati di jalan."Dewita mengenakan kacamata hitamnya dan langsung pergi.Samuel tercengang dan buru-buru menarik manajer properti. "Kamu panggil dia apa barusan? Nona?"Manajer properti itu menepisnya tangannya. "Apa kamu gila? Itu Nona kami dan seluruh bangunan ini milik keluarganya.""Dewita itu satu-satunya anak perempuan dari Elamar Property."Samuel bingung, lalu matanya berbinar. Dia langsung mengejar sambil menelepon Dewita dengan panik dan akhirnya panggilan tersambung."Ada apa?""Dewita, aku salah. Nggak seharusnya aku memutuskanmu, ayo kita balikan!""Balikan? Dasar sampah!""Samuel, kamu sudah membuangku dan hatiku sudah mati untukmu."Dewita memberinya pukulan telak, menutup telepon dan memblokir kontaknya. Samuel berlutut di pinggir jalan dan menangis tersedu-sedu.Dia mencariku seperti orang gila dan ak

  • Suamiku Gila Harta   Bab 8

    Aku tersenyum, tidak menyangka bahwa semuanya akan berjalan selancar ini. Aku menyerahkan kontrak tersebut kepada Ghina."Nggak ada masalah lagi. Apa yang akan kita lakukan selanjutnya?""Selanjutnya, kamu pergi jalan-jalan dan kencan dengannya. Serahkan saja semuanya pada kami. Masalah uang, kamu nggak perlu khawatir."Aku menganggukkan kepala dan menyerahkan sisanya pada mereka. Aku hanya perlu menikmati hidup bersama Samuel dan menghabiskan uang sebanyak yang aku bisa.Untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar, Samuel berusaha sekuat tenaga untuk menyenangkanku dan memberiku kejutan. Aku memberinya sesuatu, tetapi semuanya adalah barang tiruan berkualitas tinggi yang diberikan Dewita kepadaku.Samuel tidak bisa membedakan mana yang asli dan mana yang palsu. Dia memberiku barang asli dan Ghina memintaku menerimanya karena aku memang pantas menerimanya.Siapa yang tidak menginginkan barang bagus seperti itu?Aku mengambil semuanya dan menjualnya di sebuah situs web barang bekas, m

  • Suamiku Gila Harta   Bab 7

    Hanya saja, aku punya prinsip.Setelah membawa Samuel ke rumah sakit untuk membalut luka-lukanya, aku berkata terus terang, "Aku nggak mau jadi simpanan.""Jangan khawatir, aku sudah lama nggak punya perasaan apa pun sama Ghina. Aku akan mengurus semuanya, tunggu aku.""Ya. Aku juga nggak mau kalau dia sampai datang ke perusahaanku dan buat masalah. Kamu tahu sendiri, perusahaan multinasional yang dimiliki keluargaku memiliki banyak pengaruh. Begitu ada skandal yang bocor ....""Jangan khawatir, itu nggak akan terjadi."Samuel membungkuk dan mencium keningku. Aku merinding, tetapi tetap menahan rasa mual dan menggodanya.Lagipula, mendapatkan uang dua ratus juta dari orang kaya bukanlah sesuatu yang mudah.Setelah kembali, Samuel mengurus semuanya dengan cepat dan bertengkar dengan Ghina.Ghina juga dengan patuh mengambil semua bukti pengalihan properti miliknya.Samuel terdiam, tidak menyadari bahwa Ghina sudah mengetahui dan mempersiapkan semuanya dengan baik. Sekarang, dia tidak pun

  • Suamiku Gila Harta   Bab 6

    Seruan kami berdua membuat Ghina tersenyum tenang. "Dia itu bajingan, kenapa aku nggak boleh melakukan ini?""Dewita, kamu itu nona dari Keluarga Rejindra. Kamu ingin hidup mandiri, tapi malah sama pria seperti itu? Kamu pikir ini setimpal?"Aku sedikit tertegun. "Nona Keluarga Rejindra?""Ya, itu identitas aslinya. Dia putri dari Keluarga Rejindra.""Aku cuma ingin dapat pengalaman hidup, apa nggak boleh?"Kata-kata Dewita mengejutkanku, sementara aku berkata dengan suara yang dalam, "Setelah melakukan semua ini, apa hanya aku yang seperti orang bodoh?""Jangan banyak bicara. Dewita, hari ini kamu datang untuk bergabung dengan kami untuk balas dendam kepadanya?"Ghina bertanya, "Samuel sudah mengabaikanmu, bahkan meminta putus denganmu, bukan?""Dua hari ini dia nggak datang buat makan malam dan lebih sering menemui Nelly. Dia kasih kamu banyak uang, bukan?"Dewita terdiam. "Kamu tahu semua ini?""Ya. Dia mengalihkan harta gono-gini dan mau menceraikanku untuk bisa bersamamu. Tapi, di

  • Suamiku Gila Harta   Bab 5

    Aku menolaknya, membuat Samuel berpikir bahwa aku, Nelly, benar-benar tidak peduli dengan uang.Dewita mengatupkan giginya saat aku membayar tagihannya. Dia mengembalikan kartuku, lalu berbicara, "Nona Nelly, ternyata kamu nggak punya keanggotaan di toko kami."Jantungku berdegup kencang saat mendengar kata-kata itu. Namun, aku sudah melakukan persiapan sebelumnya. "Apa ada masalah? Aku dikasih anting-anting ini sama mantanku.""Tentu saja aku nggak mau jadi anggota TR. Menyebalkan sekali, begini saja harus punya keanggotaan."Samuel pun buru-buru berkata, "Kamu bicara apa? Dia itu anggota dari merek-merek mewah, mana mungkin datang ke tempat seperti ini? Dewita, bisa kerja nggak, sih!""Kalau nggak bisa, ganti yang lain saja!" Suaranya sangat keras, manajer yang sedari tadi memperhatikan ke arah sini pun segera menghampiri. "Maaf, ini kesalahan kami. Sekarang, saya akan melayani kalian secara pribadi."Dia membentak Dewita, "Kamu ke belakang dan hafalkan buku pedoman karyawan sebanyak

  • Suamiku Gila Harta   Bab 4

    Dewita menarik Samuel dan tidak melepaskannya. Keduanya saling tarik menarik, sementara aku sudah melangkah keluar. Aku takut ada foto yang tersebar dan masalah jadi membesar.Samuel tidak mengejarku, membuatku bisa bernapas lega,Duduk di dalam mobil, aku melapor kepada Ghina tentang situasi malam ini. Mendengar bahwa Dewita benar-benar datang ke bar untuk menemuiku, Ghina mengepalkan tinjunya. "Kamu berani datang ke bar?"Aku terkejut. "Ya, Aku minta maaf!""Nggak perlu minta maaf, cepat atau lambat, kalian pasti akan bertemu. Tamparan ini cukup memuaskan, tapi lain kali kamu harus berhati-hati. Nona kaya yang sesungguhnya nggak akan peduli dengan orang-orang ini."Aku memiliki pandangan yang agak berbeda. "Sebenarnya kesombongan Samuel akan sangat terpuaskan ketika dia melihat dua wanita memperebutkannya. Kamu nggak ngerti laki-laki, mereka itu bajingan!Ghina terdiam saat mendengar ini, lalu tertawa. "Kamu benar. Cepatlah, Samuel sedang memindahkan properti."Aku mengerti. Aku juga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status