LOGINSaat aku terkena radang usus buntu akut, orang tua, kakak, dan tunanganku sedang sibuk merayakan ulang tahun adikku. Di luar ruang operasi, aku menelepon berkali-kali mencari kerabat untuk menandatangani formulir persetujuan, tapi semua orang menolak panggilanku dengan kejam. Setelah menutup telepon, tunanganku mengirim pesan. [Hana, berhenti bercanda. Hari ini ulang tahun ke-18 Wulan. Tunggu habis pesta dulu, kalau mau bicara.] Aku pun meletakkan ponselku dan dengan tenang menandatangani namaku pada formulir persetujuan. Ini sudah ke-99 kalinya mereka meninggalkanku demi Wulan. Kalau begitu aku ingin meninggalkan mereka juga. Aku sudah tidak sedih lagi atas sikap mereka yang pilih kasih. Sebaliknya, aku menuruti setiap permintaan mereka. Mereka semua mengira aku semakin pengertian, tapi mereka tidak tahu bahwa aku akan pergi selamanya.
View MoreMataku terasa perih saat memikirkan bertahun-tahun aku diabaikan. Meski aku sudah bisa menerimanya, rasa sesaknya masih tersisa di dadaku."Kalian menaruh harapan kepada Damar dan mencintai Wulan, tapi aku? Aku cuma sesuatu yang nggak berarti. Bahkan namaku nggak berarti apa-apa. Beda dari kakak dan adikku. Mereka cahaya yang menyinari dunia kalian. Kalau kalian nggak suka aku, kenapa kalian bawa aku ke dunia ini?""Sekarang aku pergi jauh dari kalian semua. Jalani saja hidup masing-masing dengan damai, apa itu masih belum cukup?"Ibu sudah menangis tak terkendali mendengar kata-kataku."Hana, kami salah. Kami tahu kami salah! Kamu juga anak kami! Mana mungkin ikatan darah kita putus semudah itu?""Aku berharap aku bukan anak kalian!"Dengan itu, aku berbalik dan berjalan ke belakang panggung, tidak mau lagi melirik keluargaku yang sekarang menangis sejadi-jadinya.Mungkin kata-kataku terlalu berat. Mereka tidak muncul di hadapanku lagi untuk waktu yang lama.Tapi entah bagaimana, masa
Aku menatapnya tanpa berkedip hingga dia mengalihkan pandangannya dengan rasa bersalah, lalu aku mengangguk."Benar, aku harusnya mengalah. Makanya aku serahkan kamu ke dia, biar kalian bisa bersama. Bukannya itu yang terbaik?"Elian mencoba menjelaskan, tapi aku menepisnya tanpa peduli."Perasaanku padamu sudah terkikis karena kamu berulang-ulang menuntutku mengalah. Aku nggak mencintaimu lagi. Aku nggak sudi mengorbankan diriku buat kamu. Nggak ada yang menghargaiku, tapi aku menghargai diriku sendiri."Elian mundur beberapa langkah seolah terpukul dan tidak sanggup menganggungnya.Aku tidak meliriknya lagi, mengangkat kaki untuk lanjut pergi ke belakang panggung.Tapi tak lama kemudian, ketiga orang lainnya menghentikan langkahku.Damar menatapku dengan ekspresi yang rumit."Kamu semakin sukses sejak meninggalkan kami bertahun-tahun yang lalu."Ayah menghela napas dalam-dalam. "Hana, kami sudah baca buku diary-mu. Kami baru tahu betapa kamu sangat menderita selama ini."Aku teringat
"Aku? Aku nggak mungkin bisa. Aku belum pernah tampil di panggung."Aku melambaikan tanganku dengan panik, tapi mentorku menepuk pundakku dengan penuh keyakinan."Jangan remehkan dirimu sendiri. Kamu murid terbaikku. Suaramu murni, kamu punya bakat yang langka. Musik ciptaanmu juga indah seakan menyimpan ribuan cerita. Cerita yang mampu membuat pendengar menangis."Mentorku menatapku dalam-dalam."Aku nggak tahu cobaan apa yang kamu lalui sampai bisa menciptakan musik yang begitu menyentuh. Tapi aku bisa jamin, kesulitan di masa lalumu akan menjadi jalan menuju kesuksesanmu di masa depan. Percaya pada dirimu sendiri, Hana. Lepaskan potensimu. Kamu pantas mendapat prestasi yang lebih besar."Air mataku langsung jatuh.Ternyata ada orang yang dapat mendengar keluh kesah dan kesabaranku selama bertahun-tahun melalui musikku. Orang yang dapat berempati dengan ceritaku melalui karya-karyaku.Inilah pesona musik, dan juga alasan mengapa aku rela mendedikasikan seluruh hidupku untuk musik.Ko
Ketika petugas medis berhasil menerobos masuk melalui pintu, aku sudah pingsan di gudang, tersedak air liur sendiri akibat reaksi alergi.Beruntung, petugas medis yang datang sangat profesional. Mereka segera memberikan suntikan anti-alergi, menyelamatkan aku dari ambang kematian."Tenggorokanmu membengkak karena alergi. Walaupun bengkaknya sudah mereda, kami sarankan kamu pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan menyeluruh."Dokter membantu aku bangun dan membaringkan aku di tandu.Tepat pada saat itu, Pak Dirga berlari masuk dari taman belakang. Dia terkejut melihat para petugas medis di rumah."Ada apa ini? Kenapa kalian di sini?"Saat melihat aku terbaring di tandu dengan wajah bengkak, dia terkejut dan terengah-engah memegang dadanya, lalu perlahan jatuh ke lantai.Dokter spontan terkejut."Cepat! Bawa dia ke ambulans!"Setelah keributan beberapa saat, dokter menoleh ke arahku dengan raut wajah cemas."Maaf, dia mengalami serangan jantung mendadak dan harus dilarikan ke rumah sakit.






Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.