Share

Daun Muda

Tugirin belum pergi juga, entah kenapa aku sulit mengontrol emosi, jadi benci pria itu. Dia selalu datang jika ada masalahnya. Rata-rata teman Bang Parlin memang seperti itu, datang hanya jika butuh. Syukur juga sekarang Bang Parlin sudah mulai sadar jika dimanfaatkan orang.

"Kenapa harus walinya Bang Parlin?" tanyaku penasaran.

"Kan penghulu di desa sekarang anak angkat Bang Parlin," jawab Tugirin.

"Ya, sama penghulu sana minta wali hakim," kataku lagi.

Tugirin bukannya pulang, dia malah bergabung' dengan kami. Padahal kami sudah mau pulang. Gadis yang ikut bersamanya sepertinya menurut saja sama Tugirin. Saat Tugirin pergi mancing, aku menginterogasi hadis tersebut.

"Ranti, kok mau nikah sama dia?" tanyaku kemudian.

"Begini, aku lelah hidup sendiri, orang tua tidak punya lagi," kata Ranti.

"Kenapa harus dia, dari sekian banyak laki-laki di muka bumi ini?" tanyaku lagi.

"Begini, Bu, suatu malam aku salat dan berdoa pada Tuhan supaya didatangkan jodohku, pagi harinya, Bapak itu yang d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (10)
goodnovel comment avatar
sekai
bang, cuma mo ngingetin. itu nia hamil d usia yg rentan, tinggi resiko. tau dong mood bumil gmn. secara pengaruh hormon yg melonjak. kalo abang g bs jaga sikap, bikin nia sakit hati at badmood, gede lho konsekuensinya. selamat jagain bumil yaa, bang.
goodnovel comment avatar
Bintang Kejora
terima kasih koreksinya, Kak. benar ternyata mahram. tapi gak bisa edit lagi. karena sudah dikunci.
goodnovel comment avatar
sekai
jangan kan nia, aku aja jg ikut sakit. pasti bang parlin mah anggap bukan apa". hanya candaan masa lalu. enteng bener
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status