Assalamualaikum readers.
Hi guys, perkenalkan nama saya Pena Air. Saya membuah sebuah novel berjudul Suamiku Mantan Preman.
Alasan saya membuat novel ini karena saya ingin membuat hal baru dalam hidup saya.
Saya membuat cerita ini memiliki rasa yang bercampur, dari mulai bahagia, sedih, menegangkan, lucu, serta baper menjadi satu.
Memang diawal cerita terlihat membosankan, namun jika di telaah lebih lanjut ke bab selanjut nya, maka para readers akan menemukan hal yang baru.
Warning!
Novel ini mengandung 18+, jika para readers belum mencukupi umur, jangan melanjutkan ke bab selanjut nya. Karena di bab selanjutnya akan ada episode yang lebih panas.
Jika ingin membaca dan belum cukup umur, tunggu umurnya mencukupi dulu baru lanjutkan membaca ke bab selanjut nya.
Ambil pesan yang terdapat dalam cerita, saring cerita dengan mengambil hal yang baik di dalam nya. Jika yang buruk jangan di tiru ya guys.
Sekian pesan dari author, selamat membaca, selamat menikmati.
Salam manis dari author Pena Air. Dadah..
Wassalamualaikum Wr. Wb.
~ Alam memang tempat terbaik untuk merefresh pikiran. Jika kau sedang merasa bebanmu berat, maka coba lah untuk menyatu dengan alam, maka akan terasa lebih ringan. ~"Siap pak. Ya sudah kami pamit pak, assalamu'alaikum." Ucap ku.Tiba tiba sosok anak perempuan keluar dari bilik, menggunakan pakaian yang rapi."Aku ikut, aku ikut." Ujar nya bersemangat.Anak perempuan itu ialah adik nya Ratih, dia bernama Safira Ardianti, biasa di sebut Fira. Kulit nya sawo matang, berbeda dengan Ratih yang kuning langsat. Gadis itu menggunakan pakaian dengan atasan sweater dan bawahan celana jin, serta jilbab berwarna hitam, senada dengan nya. Berbeda dengan Ratih yang menggunakan celana kain dan atasan tunik kuning serta jilbab coklat susu yang menghiasi kepalanya. Dirinya terlihat anggun, berbeda dengan adik nya yang terlihat tomboy."Mengapa kamu sudah rapi? Mau kemana kamu?" Tanya Ratih."Hehe, mau ikut jalan jalan lah, kan jarang jarang naik mobil
~ Jika kita memiliki niat yang baik, tidak akan bisa mendapatkan nya dengan mulus. Ada saja rintangan yang akan kita lewati, sabarkan diri bagaikan air yang selalu melewati celah bebatuan, kumbangan air hingga ia terjatuh dan mendarat di samudra yang luas. Temukan jati diri mu, jadikan dirimu manusia yang memperluas rasa sabarnya seperti air, maka dirimu akan mendapatkan kehidupan yang tenang dan damai.~Aku kembali dan mencari nya, apakah dia di culik? Masa iya ada yang berani menculik preman seperti dia.Aku kembali melangkah menuju rumah, namun sekilas pikiran ku tertuju pada hal hal yang tak di inginkan, mengingat di desa ini juga ada preman seperti Bang Kohar.Aku mulai panik, ku cari di setiap jalan yang ku lalui tadi, dan ternyata.."Ba!"Al bersembunyi di balik pohon besar, mengagetkan ku hingga aku meloncat kebelakang."Apaan sih kamu mas, gak lucu tau." Ujar ku marah, kembali meninggalkan dia yang tertawa akan kejahilan nya.
Assalamualaikum readers. Saya berterimakasih kepada pembaca yang telah membaca buku saya hingga saat ini. Maaf jika banyak menggunakan kosa kata yang tidak baku, serta cerita yang mungkin sedikit membosankan. Para pembaca bisa komen untuk memberi saran dan kritikan untuk dapat membuat saya lebih maju kedepan nya. Tolong gunakan bahasa yang sopan disaat mengkritik, di mohon bantuan nya kepada para pembaca, agar dapat bekerja sama dalam menanggapi cerita ini. Sekali lagi saya mengingatkan, di bab selanjutnya akan ada hal yang lebih menarik, dari kekerasan hingga cerita yang sedikit panas. Dimohon untuk usia yang belum mencukupi, belum di perbolehkan untuk membaca ya readers. Tunggu usia mencukupi baru diperbolehkan membaca. Cerita ini mengandung kebaperan tingkat tinggi, dimohon untuk para jomblowan dan jomblowati untuk melapangkan dada jika saat membaca cerita ini Sekian dari saya, salam manis dari author Pena Air.
~ Membantu sesama merupakan hal yang wajib dilakukan umat manusia. Apa lagi membuat mereka yang di bawah tersenyum bahagia karena kita, membawa amal jariyah tersendiri untuk diri kita. Sedekah bukan membuat diri kita miskin, tapi sebalik nya sedekah dapat membuat kita semakin kaya, dunia dan akhirat. Jangan lupa bersedekah kawan, ingat dalam rejeki kita ada hak untuk nya yang berada di bawah kita. ~"Terimakasih nak Al sudah membantu kami." Ucap ayah menepuk pundak Mas Al."Bapak tenang jika Ratih menikah dengan mu nak." Ucap ayah membuat pipiku makin merona. Ku lirik Mas Al juga tersenyum kikuk."Oh iya bapak dan Fira cepatlah bersiap, nanti Al akan bawa bapak dan Fira kesuatu tempat yang mungkin bisa sedikit menyenangkan dan melepas beban." Ujar Mas Al.Ayah terkejut, memandang Mas Al dan aku secara bergantian. Aku tersenyum mengangguk menanggapi pertanyaan yang di isyaratkan dalam mata ayah."Tapi kemana nak?" Tanya Ayah."Rahasia,
~ Jangan cari pasangan yang sempurna, maka kamu tak akan menemukan nya. Karena masing masing manusia memiliki kekurangan masing masing, dengan adanya kita dan pasangan, membuat kita saling mengisi dan saling menyempurnakan satu sama lain. Pada intinya, bersyukur dan merasa cukup pada satu orang membuat kita bahagia lahir dan batin. ~"Romantis sekali Mas Al kak, wahh semoga aku bisa mendapatkan lelaki yang seperti Mas Al." Ujar adik ku yang menatap Mas Al dengan tatapan kagum, begitu pun dengan ayah yang melirik ku dengan tatapan menggoda."Kini saya akan menyanyikan sebuah lagu yang khusus di peruntukkan calon istri saya." Ujar nya yang disambut sorakan dan tepuk tangan para penonton. Semburat bahagia muncul di wajah ku.Mas Al mulai memetik gitar dengan nada akustik.Beautiful in white - Shane FilanNot sure if you know thisBut when we first metI got so nervous I couldn't speakIn that very moment
~ Mengeluh akan membuat hidup semakin tertekan, sedangkan bersyukur akan senantiasa membawa kita pada jalan kemudahan. ~" Benar kak, tentu saja boleh." Kini Fira memanggil Mas Al dengan sebutan kakak. Hanya aku yang tidak komen disini."Baiklah, ayo kita pulang, malah sudah larut. Makanan akan dibungkus oleh waiters nanti, tunggu dimobil saja yah, nanti Al menyusul." Ujar mas Al yang kita angguki bersama.Beberapa menit berlalu, Mas Al keluar dan menemui kami dengan menenteng 2 plastik besar yang aku tak tahu apa isinya."Apa itu mas?" Tanya ku."Nanti saja di rumah, ayo kita pulang, lihat lah Fira sudah menguap." Ucap Mas Al, dan kulihat ke arah Fira dan benar ia menguap. Aku juga sebenarnya sudah mengantuk karena kekenyangan. Ah, kebiasaan buruk ku.Ia yg tertangkap basah dengan lubang buayanya itu kemudian terkekeh merasa tak berdosa dan menutup mulut dengan tangan nya. Aku hanya geleng geleng dibuat nya.Kita pun segera memas
~ Berjuang itu tidaklah mudah, berjuang juga butuh pengorbanan, namun perjuangan sekecil apapun akan membuahkan hasil yang mungkin dapat membayar kerja kerasmu itu. So, fight before others fight for it. ~Ku ambilkan nasi dan lauk untuk ayah dan Mas Al, sementara Fira mengambil makan nya sendiri.Kami makan dengan menonton televisi, layaknya orang desa. Tiba tiba ayah berucap."Jadi, kapan keluarga nak Al akan kemari?" Tanya ayah membuat ku tersedak.'Uhuk.. uhuk..'Ayah memukul kecil punggungku, sementara Mas Al memberikan aku air untuk diminum."Kamu kenapa nduk?" Tanya ayah."Ndak papa yah, cuma tadi ada nyamuk masuk tenggorokan." Ujar ku yang membuat seisi ruangan tertawa."Lah kamu ngapain makan nyamuk? Nasi, lauk enak enak kok malah makan nyamuk. " Ujar ayah membuatku tersenyum simpul."Insyaallah secepat nya yah. Hari ini Al mau ijin pulang, soalnya kerjaan Al tinggal suda
~Musibah datang tiada yang tahu, sekalipun itu semut kecil yang sedang melintasi dinding. Musibah datang tanpa di undang, musibah datang hanya untuk memberikan ujian apakah orang tersebut dapat melewatinya dengan ikhlas. ~Dikecup nya keningku lama, ku rasakan kasih sayang yang begitu besar dari sebuah kecupan nya. Namun,"Ehem." Ujar ayah berdehem dengan menutup mata Fira."Hehehe, maaf yah." Ujar Mas Al."Ratih, aku berpesan kepadamu. Jaga diri baik baik saat aku tak bersama mu. Kamu bisa kan?" Ucap nya saat ingin pergi."Mas kamu ngomong apa sih?, Aku baik mas, aku pasti baik baik saja, ada ayah yang menjaga ku disini, mas yang hati hati. Mas akan perjalanan jauh, aku khawatir jika ada apa apa sama mas." Ujar ku jujur dengan perasaan yang saat ini entah gundah gulana, tak ingin ia pergi saat ini. Namun apa daya, ia memiliki tanggung jawab yang harus di lakukan nya."Ya sudah jangan menangis, mas pulang