Share

Niko

Bara tak melanjutkan ucapannya, saat Cintya menempelkan jari telunjuknya di bibir.

Cintya berjalan ke arah cermin. Dia mencoba menyumbat darah dengan pasmina putihnya. Dia tak peduli, meskipun pasmina yang ia kenakan baru saja dibelinya kemarin. Lukanya lumayan dalam, sehingga darah masih saja terus menetes.

Dilihatnya Bara berjalan ke arahnya.

Bara memeluknya dari belakang. Cintya didudukan di ranjang, dan Bara mencoba menekan lukanya agak kuat. Benar saja, darahnya perlahan berhenti. Cintya tak menolak, tapi juga tak merespon. Perihnya luka tak lagi ia rasakan. Hatinya terlanjur sakit.

"Kita harus ke rumah sakit!" ujar Bara panik.

"Tak perlu."

Bara tak menggubris penolakan Cintya. Dia segera mengenakan kemeja yang tersimpan di lemari kecil. Dirogohnya saku celana, mencari keberadaan kunci mobilnya.

Cintya melepas pasmina dan pelapis hijabnya. Rambutnya indahnya dibiarkan tergerai. Dia sudah tak menangis. Matanya kosong menatap bayangan dirinya di cermin.

"Ayo Cintya!"

"Tak perl
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status