Lembaran Baru Kisahku Dimulai

Ujung jariku menggeser layar untuk memperbesarnya, melihat gaun pengantin penuh berlian di tubuh Zoe.

Desain dan model yang familier membuatku teringat berapa banyak malam Jason mengurung diri di ruang kerja demi terus mengutak-atik desain.

Saat berusia 18 tahun, Jason bersumpah, "Aku pasti akan bikin orang yang kucintai memakai gaun pengantin yang kudesain sendiri!"

Aku dan Jason tumbuh bersama selama 20 tahun.

Saat kecil kami sering bermain rumah-rumahan, dia selalu menggenggam tanganku dan berkata, "Tania, nanti kamu akan jadi satu-satunya istriku. Aku akan kasih kamu hal terbaik di dunia. Kalau ada yang berani ganggu kamu, aku akan mengusirnya!"

Sekarang, pengantinnya memang aku.

Namun, justru orang lain yang mengenakan gaun rancangan tangannya, berfoto pre-wedding penuh cinta di gunung.

Aku pulang dengan sangat lelah, tapi malah melihat Zoe menangis dalam pelukan Jason.

"Aku tahu kamu menikahinya cuma demi Keluarga Ladi. Setelah kalian nikah, aku bakal langsung pergi!"

Jason menyeka air mata di sudut matanya.

"Nggak ada yang bisa mengusirmu. Sebanyak apa pun usahanya buat nikah ke keluargaku, dia cuma bakal jadi Nyonya Ladi di atas kertas saja."

Zoe dengan manja melingkari pinggang Jason. "Waktu itu kamu menipunya soal bunuh diri, terus langsung dapat investasi 2 triliun. Kudengar dia bahkan pergi ke gunung buat nyariin kamu selama tujuh hari. Dia memang gampang ditipu."

Ekspresi Jason membeku sejenak. Dia menyalakan ponselnya dan benar saja, ada ribuan panggilan tidak terjawab.

Zoe tertawa meremehkan. "Lain kali pakai alasan lain, misalnya kritis? Terjun ke laut? Siapa tahu dia malah pindahin seluruh aset Keluarga Yamono ke Keluarga Ladi."

Dia tersenyum santai. "Mungkin saja begitu."

Saat tidak ada yang menyadari, aku pergi dari rumah dengan hati yang hancur.

Saat berusia 18 tahun, Jason mengenakan kemeja yang sudah memudar, berlutut di depan rumahku sembari menyatakan cinta dengan polos.

Setelah lulus, dia tidak pernah punya perempuan di sekitarnya. Bahkan sekretaris pun selalu laki-laki, katanya karena lebih efisien.

Namun suatu hari, Zoe yang lembut dan polos masuk ke hidup Jason sebagai sekretaris baru.

Aku tahu Jason sering membuat pengecualian karena Zoe sangat mirip denganku saat berusia 18 tahun.

Saat lampu rumah Zoe rusak dan dia menangis ketakutan, Jason langsung pergi ke sana, meninggalkanku yang sedang sakit parah sampai menjalani operasi sendirian.

Tanggal pernikahan kutentukan sendiri, semua persiapannya juga aku yang mengurus. Jason hanya memakai alasan lembur untuk diam-diam berkencan dengan Zoe.

Saat aku menanyakan pendapat Jason, pria itu selalu menutup telepon dengan tidak sabar.

[Belum nikah saja kamu sudah secepat ini awasi aku? Posisi Nyonya Ladi sudah jadi milikmu, kamu masih mau apa lagi?]