Share

Part 27

"Hati-hati, Bram. Jangan ngerem mendadak seperti ini. Bahaya, loh!" rutukku sembari mengusap dahiku yang sedikit benjol karena membentur dasboard.

"Kamu nggak apa-apa, May?" Dia hendak menyentuh dahiku, namun mengurungkan niatnya. 

Yah, biar bagaimanapun Abraham pernah mondok selama enam tahun di sebuah pesantren terkenal di Jombang. Jadi dia tidak mau menyentuh wanita yang bukan mahramnya.

"Aku nggak apa-apa, Bram. Hanya sedikit pusing!" Terus mengusap-usap benjolan yang ada di keningku sambil meringis sakit.

Abraham kembali menyalakan mesin mobilku, melaju membelah jalanan Pantura yang penuh dengan lubang. Kali ini dia lebih hati-hati berkedara, sambil sesekali ekor matanya melirik ke arahku yang masih saja mengelus-elus jidat.

"Apa perlu ke klinik, May?" tanyanya memecah keheningan.

"Dih, lebay. Benjol dikit doang ke klinik!" Aku tertawa.

 

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status