Share

Part 33

"Ini aja aku pake duitnya Bram dulu, Mas. Kata dia nggak apa-apa pake saja, dia juga bilang kalau dirinya sudah menganggap Raihan seperti anaknya sendiri!" 

"Kamu kan bisa minta sama aku, Mayla. Aku masih mampu membelikan baju buat anakku, nggak perlu ngemis-ngemis sama orang lain!" dengkusnya kesal.

"Ya sudah, Mas. Kita ngobrolnya di cafe depan mal saja. sepertinya mal ini sudah mau tutup. Lagian aku capek nenteng belanjaan banyak banget begini!" ajakku seraya menunjuk sebuah cafe di seberang jalan.

"Ya sudah, sini, biar belanjaannya Mas bawain." Dia Mengambil alih semua barang yang ada di tanganku dan berjalan mendahuluiku menuju cafe tersebut.

Aku menyeringai puas karena Mas Ibnu masuk ke dalam perangkapku, dan sepertinya dia melupakan si rambut keemasan itu.

Ponsel Mas Ibnu terus saja menjerit-jerit ketika kami sudah berada di dalam cafe. Gegas aku mengambil ponsel terse

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status