Share

Part 45

Selang beberapa menit Gus Azmi dan Abraham datang ke rumah sakit dan langsung menemuiku di kamar Raihan. Binar bahagia terpancar jelas di wajah guru mengaji anakku, karena ternyata Raihan justru mencari-cari dia saat membuka mata.

“Raihan masih kenal sama Om?” tanya Abraham sambil menunjuk dirinya.

Lagi. Jagoan kecilku menganggukkan kepala.

“Om Gondrong!” jawabnya dan langsung disambut gelak tawa Abraham juga Gus Azmi.

Aku merasa sangat bersyukur karena ternyata keadaan Raihan masih seperti biasanya. Bahkan dia mengingat semua orang yang ada di sekitar. Raihan juga masih ingat dengan hafalannya, yang sudah sampai surah Al-Mumtahanah di jus 28 dalam Al-Qur’an. Dia masih sangat fasih bertilawah membuat air mataku tidak sanggup kubendung mendengarnya.

‘Ya Allah, Mas Ibnu. Tidakkah sedikit saja hati kamu tergerak untuk membesuk anakmu ini. Biar bagaimanapun Raihan ini darah daging kamu, Mas. Buah cinta kita berdua. Kamu boleh membenciku, atau merasa bosan terhadapku. Tapi, Raihan masih sa
Заблокированная глава
Продолжайте читать эту книгу в приложении

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status