Share

Bab 16. Undangan Mahal

"Apa? Bagaimana mungkin kamu pemiliknya? Jangan bercanda," aku nyaris tertawa kalau tak melihat ekspresi Dika yang tak berubah.

Wajahnya tampak meyakinkan saat mengatakan kalau dirinya adalah pemilik sebuah perusahaan. Dan itu sama sekali di luar dugaan. Aku tak terlalu banyak mengingat tentang pria ini. Karena saat kami satu sekolah dulu, Dika adalah laki-laki pendiam dan seorang kutu buku. Bahkan dulu seringkali menjadi bulan-bulanan siswa lainnya karena Dika tak pernah melawan.

"Aku benar-benar serius, Zi. Kamu akan mengetahuinya besok. Jadi, datanglah. Barangkali kamu akan mendapatkan tontonan bagus sebagai kejutannya," ucap Dika santai.

"Baiklah, ini undangannya, bukan?" tanyaku memastikan. Aku mengangkat sebuah kartu berwarna merah berhiaskan warna emas di beberapa bagiannya.

Dari tampilan kertas itu saja sudah bisa dipastikan kalau itu bukan sembarang undangan. Aku bisa mencium bau kertas mahal apalagi saat menyentuh bagian berkilau itu yang tak biasa.

"Tak semua orang bisa men
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status