Beranda / Romansa / Suamimu Juga Kekasihku / 5. Menjadi Saksi Keharmonisan Kami.

Share

5. Menjadi Saksi Keharmonisan Kami.

Penulis: Butiran_Debu
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-26 11:39:08

Pertemuannya dengan Albian sangat mengganggu Shera sejak tadi malam. Keberanian lelaki itu sudah di luar batas, bahkan tidak segan memeluk Shera di kafe umum yang bisa didatangi siapa saja. Shera takut andaikan Vivia mengetahuinya, akan membawa masalah yang akan menyudutkan Shera ke depan nanti.

Bagaimana pun, Vivi adalah istri Albian, sedangkan Shera masa lalu yang tak sepatutnya berada di sekitar mereka. Bukan tak mungkin Albian akan mengulang lagi kejadian tadi malam, yang akan membuat namanya buruk atas tuduhan tak berdasar. Shera tidak ingin sekali lagi mengulang kisah lama, yang akan menghancurkan dirinya lebih banyak lagi.

“Apa maksudmu, Shera? Sudah aku katakan, Ibu Vivia adalah orang yang sangat berpengaruh di kota ini. Kau sudah menyanggupinya, jadi jangan pernah mundur!” peringat laki-laki bertubuh bongsor itu memperingatkan.

Shera tahu hal itu. Selain istri polisi yang sudah berpangkat tinggi, Vivia adalah putri dari keluarga terhormat di kota tempat mereka tinggal. Ayahnya menjabat sebagai jendral kepolisian, yang masih berkuasa hingga detik ini. Shera tahu sejak tujuh tahun yang lalu, oleh sebab itu pula dia memilih menghilang dari hadapan mereka semua.

Mana mungkin seorang Shera mampu bersaing dengan putri yang berkuasa? Dia sangat sadar diri, dan tak ingin mengulang lagi kejadian.

“Saya mohon, Pak. Saya takut tidak bisa menyanggupi permintaan mereka, tolong gantikan pekerjaan itu pada yang lebih berpengalaman,” ucap Shera memohon. Bukan dia tidak bisa, hanya saja ini demi menghindar dari Albian.

“Tidak. Sekali saya bilang tidak, maka jangan meminta lagi. Kau baru di sini, aku tidak melihat kedekatanmu dengan Tuan Edward, tanggung jawab harus diselesaikan atau kau kembali ke Ausie.”

Kembali ke Ausie bukan pilihan bagi Shera. Usahanya akan sia-sia setelah bersusah payah bisa keluar dari penjara kedua di dalam hidupnya, tapi mendesain gaun Vivi dan Albi juga bukan pilihan yang baik. Shera harus mencari alasan untuk tidak menerima kedua pilihan yang begitu rumit.

“Atau begini saja, Pak. Aku akan tetap mengerjakannya, tapi untuk acara malam itu, bolehkah aku meminta digantikan? Anda bisa menyuruh seseorang yang memasangkannya pada pelanggan kita,” ucap Shera meminta sedikit keringanan.

“Tidak! Jangan pernah main-main dengan pekerjaanmu. Ibu Vivia sudah menginginkan jasamu sejak awal, sebab itu dia yang langsung menghubungimu. Jangan banyak permintaan, kembali dan kerjakan pekerjaanmu!” tegas Hernando, atasan Shera di perusahaan itu.

Penjelasan Hernando membuat Shera sedikit bingung, bagaimana bisa Vivia tahu dia sudah bekerja di perusahaan itu?

“Maksudnya... sebelum aku menemuinya, Ibu Vivi sudah tahu aku bekerja di sini? Dia menginginkan aku yang membuatkan gaunnya?” Rasa penasarannya memaksa Shera bertanya sekali lagi, yang lantas membuat Hernando menatap sinis.

“Ingat, Shera, kau masih dalam masa percobaan, jadi jangan bertanya sekali lagi. Ya, Ibu Vivia sudah tahu kau bekerja di sini dan meminta nomor teleponmu. Kau sudah puas? Jadi keluar dan kembali pada pekerjaanmu sekarang juga!”

Fakta yang barusan Shera dengar hampir tak bisa dia percaya. Seorang Vivia, putri keluarga terhormat, istri seorang polisi berpangkat tinggi, bagaimana bisa membuat permainan yang sangat menggelikan? Penjelasan Hernando adalah bukti bahwa sebenarnya Vivi sudah mencari tahu tentang Shera, dan sengaja membuat pertemuan antara mereka.

Apa yang ada di dalam pikiran perempuan itu? Apakah Vivia sengaja ingin mengumbar kemesraan, menunjukkan pada Shera bahwa dia yang berkuasa? Itu sangat kekanakan, seakan tidak puas hanya mengambil Albi dari Shera. Tapi sebenarnya, apakah Vivi tidak sadar, dengan caranya yang sangat murahan itu sudah menjatuhkan sendiri harga dirinya?

“Halo, Nona Shera, kau menghubungiku untuk membicarakan gaunku?” Suara Vivia terdengar di dalam telepon. Ya, Shera memang segera menghubunginya untuk mendengar langsung jawaban dari Vivi.

“Apa tujuanmu yang sebenarnya? Kenapa mencari tahu tentangku, dan kenapa meminta aku yang harus membuatkan gaunmu?” Tak perlu berbasa-basi, Shera berbicara langsung pada intinya. “Kau sengaja memamerkan kemesraan rumah tanggamu?”

Tawa Vivia terdengar di ujung sana. “Ah, kau sudah tahu tentang itu?” katanya membenarkan. “Ya, aku ingin kau menjadi saksi keharmonisan rumah tanggaku. Sejak hari pernikahan itu, kau belum melihatku dan Albian bersama. Jadi, kurasa aku butuh penilaianmu tentang kami. Bagaimana, apakah kami sudah terlihat sangat harmonis?”

Ya, harmonis ketika di depan Shera, tapi perempuan itu tak tahu suaminya bahkan berlutut di depan Shera, mengaku tak bisa hidup tanpanya.

“Kalian serasi, aku sampai tidak percaya melihat Albian begitu patuh padamu. Entah itu sebuah keharmonisan, atau mungkin keterpaksaan? Hanya kau dan Albi lah yang tahu.” Shera menutup panggilan teleponnya, setelah mengucapkan kalimat yang tidak kalah menyakitkan bagi Vivi.

Kenapa harus diam saat dia tahu dipermainkan dengan sengaja?

Jika di masa lalu Shera tak bisa berbuat apa-apa, kali ini dia tak bisa membiarkan Vivia menginjak harga dirinya untuk kedua kali!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Chaihusni
sepertinya akan mulai menegangkan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Suamimu Juga Kekasihku    74. Kita Akan Menikah

    Satu-satunya orang yang bisa menolong Shera adalah Edward. Dalam hal apa pun itu, hanya Ed yang selama ini bisa Shera andalkan mengurus masalahnya. Meski Shera sudah membuat sangat banyak kesalahan, Edward masih dengan sabar di sisi gadis itu, bahkan tak sungkan Ed meminta maaf meski Shera yang melakukan kesalahan. Entah apa yang terjadi padanya sampai begitu sensitif, hanya karena Shera mempertanyakan apakah pria itu tulus padanya.“Edward, kau sedang demam?” Shera mengulurkan punggung tangannya ke kening Edward, suhu badan pria itu tidak panas. Tidak mungkin Edward badmood karena PMS kan? Dia laki-laki.“Aku baik dan aku tidak demam. Shera, tolong jawab pertanyaanku. Apakah semua yang kita lalui selama ini tidak berarti bagimu? Apakah kesabaranku menunggu hanya kau anggap sebuah lelucon, sampai kau pikir aku tidak tulus mencintaimu? Untuk apa aku bersabar menunggu, jika aku tidak tulus padamu?” sahut Edward, kali ini kalimatnya lebih panjang.Selama tujuh tahun ini sudah banyak hal

  • Suamimu Juga Kekasihku    73. Kedatangan Edward

    “Kamu nggak berangkat ke kantor?” tanya Shera yang melihat Albi bermalas-malasan di depan televisi. Pria itu menggeleng, seperti orang yang tak punya harapan hidup saja kelakuannya. Jujur Shera merasa tidak senang melihat Albi hanya diam di rumah.“Bi, kau harus tetap bekerja,” katanya, mengambil posisi duduk di sebelah pria itu.“Untuk apa? Adi Wangsa akan tetap memecatku.” Albi memeluk istri keduanya, membawa Shera ke dalam pelukan. “Mendingan aku habiskan waktu bareng kamu, kan?”Hah! Bukan seperti ini yang Shera inginkan. Meski dia dengan terpaksa harus menikah dengan Albi, dia sama sekali tidak berharap berduaan seperti ini terus menerus. Sejujurnya, bahkan Shera muak mendapat ciuman seperti sekarang dari Albi.“Bi...” bisiknya, menarik diri dari ciuman Albi yang bertubi-tubi di lehernya. “Aku tahu apa yang kau pikirkan sekarang. Kau takut kehilangan pekerjaanmu ‘kan? Tapi, meski nanti akan seperti itu, kau tidak boleh bolos bekerja. Kau harus tetap hadir di kantor, meski hanya u

  • Suamimu Juga Kekasihku    72. Membunuhmu Sekali Lagi.

    Setelah pertemuan dengan Lewin, setiap hari Vivi menerima pesan dari gadis bodoh itu, sebagai bukti Shera sudah meminum obat yang dia berikan. Seperti hari itu, Vivia tersenyum melihat Video saat Lewin memasukkan obat-obatan itu ke dalam botol vitamin Shera. Bertepatan sekali memang, warna dan bentuk obat penggugur kandungan yang ia beli sama persis dengan vitamin milik Shera. Gadis itu pasti tidak curiga jika yang ia minum adalah obat untuk membunuh janinnya.[Shera sudah meminum obatnya. -Lewin]Sebuah foto ikut terkirim di bawa pesan yang Lewin kirimkan. Vivi hanya membacanya tanpa membalas satu kata pun.Tak berselang lama, pesan masuk lagi ke ponselnya dan itu lagi-lagi dari Lewin.[Kapan obatnya akan bereaksi, Bu Vivi? Sudah tiga hari Shera minum tapi tampaknya dia baik-baik saja. -Lewin][Sabar. -Ibu Vivi]Hanya kata itu yang Vivi kirimkan.Obat itu memang tidak langsung menunjukkan reaksi apa-apa saat diminum. Tapi di dalam sana, perlahan obat itu akan membuat gerak si janin m

  • Suamimu Juga Kekasihku    71. Akan Aku Lakukan.

    Mendapat kesempatan berkuliah juga diberikan rumah yang layak di tengah kota, siapa pun pasti tergiur untuk mendapatkan semua itu. Tak ubahnya dengan Lewin, dia sangat ingin bisa berkuliah dan mewujudkan cita-citanya menjadi seorang desainer. Tapi melenyapkan nyawa seseorang sebagai taruhan, apakah itu bisa dia lakukan? Gadis belia itu menatap tak percaya pada wanita di depannya.“Melenyapkan bayi Shera?” bisik Lewin bertanya pada dirinya sendiri. Meski janin itu belum lahir ke muka bumi, tetap saja dia memiliki nyawa. Melakukan apa yang dikatakan oleh gadis di depannya ini sama saja membuat Lewin menjadi seorang pembunuh.“Kamu salah orang kalau berpikir aku akan melukai temanku dan janinnya. Dan aku katakan padamu, aku akan melaporkan rencanamu ini pada polisi!” kata Lewin tegas.Sejak tadi Lewin berusaha bersikap ramah, berbicara sopan dengan memanggil gadis seusianya itu dengan sebutan kakak, sebab dia pikir untuk menghormati pelanggan yang datang. Tapi setelah mendengar permintaa

  • Suamimu Juga Kekasihku    70. Kilas Lalu

    “Aku sudah menghubungi orang itu, dia bernama Edward. Ketepatan sekali, ternyata pria itu pemilik perusahaan yang menaungi Shera sebagai desainer. Jadi... dia tidak akan curiga saat aku menghubunginya.”“Hm... bagus. Atur pertemuan dengannya. Aku ingin mengetahui banyak dari pria itu, sebelum melancarkan rencana ini.” Sebelum berperang, Vivia akan mengumpulkan peluru untuk membidik targetnya tepat sasaran. Dia membutuhkan banyak informasi dari pria bernama Edward itu.“Sudah, Bu Vivia. Aku sudah mengatur semuanya. Ketepatan sekali, pria itu akan berkunjung ke Indonesia dalam minggu ini.”Tampaknya keberuntungan tak pernah meninggalkan Vivia. Dia tersenyum membayangkan bagaimana terkejutnya wajah Shera nanti saat bertemu pria itu.“Selain dia yang menyokong hidup Shera selama ini, ternyata pria itu juga yang menolong Shera tujuh tahun yang lalu.”“Maksudmu?” Vivia tak sabaran kala mendengar kata ‘tujuh tahun yang lalu’.“Saat Shera kehilangan janinnya. Pria itu yang menolong Shera dan

  • Suamimu Juga Kekasihku    69. Bendera Perang Berkibar.

    “Baik. Tunggu aku di Indonesia, aku akan membawakan Shabi padamu.”Sejak dulu, Edward tidak pernah mengingkari ucapannya. Tak pernah pria itu menolak apa pun yang Shera pinta, meski itu terbilang permintaan yang sangat mustahil. Shera tak merasa khawatir lagi akan permintaan Albi. Dia percaya seutuhnya pada Ed, jika Shabi akan segera datang ke hadapannya. “Aku akan membuat kau bahagia di awal, Bi. Sebelum menjatuhkanmu sangat sakit,” bisik Shera menyentuh rambut pria itu. Dia elus pelan, seperti seorang ibu memanjakan putranya. Tak ubahnya dengan Shera, di tempat lain pun Vivia mengatur rencana baru untuk mengungkap betapa jahatnya seorang Shera. Dia tertawa terbahak-bahak saat menerima email dari seorang pesuruh. “Wah, aku harus mengakui kau begitu cerdik, Shera. Di balik wajah polos yang pamerkan, ternyata kau tak beda liciknya dariku.” Sekali lagi dia tertawa, tak menduga gadis yang ia anggap lugu ternyata jelmaan iblis seperti dirinya. Gadis polos dari mana yang akan memanfaa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status