Share

5. Menjadi Saksi Keharmonisan Kami.

Pertemuannya dengan Albian sangat mengganggu Shera sejak tadi malam. Keberanian lelaki itu sudah di luar batas, bahkan tidak segan memeluk Shera di kafe umum yang bisa didatangi siapa saja. Shera takut andaikan Vivia mengetahuinya, akan membawa masalah yang akan menyudutkan Shera ke depan nanti.

Bagaimana pun, Vivi adalah istri Albian, sedangkan Shera masa lalu yang tak sepatutnya berada di sekitar mereka. Bukan tak mungkin Albian akan mengulang lagi kejadian tadi malam, yang akan membuat namanya buruk atas tuduhan tak berdasar. Shera tidak ingin sekali lagi mengulang kisah lama, yang akan menghancurkan dirinya lebih banyak lagi.

“Apa maksudmu, Shera? Sudah aku katakan, Ibu Vivia adalah orang yang sangat berpengaruh di kota ini. Kau sudah menyanggupinya, jadi jangan pernah mundur!” peringat laki-laki bertubuh bongsor itu memperingatkan.

Shera tahu hal itu. Selain istri polisi yang sudah berpangkat tinggi, Vivia adalah putri dari keluarga terhormat di kota tempat mereka tinggal. Ayahnya menjabat sebagai jendral kepolisian, yang masih berkuasa hingga detik ini. Shera tahu sejak tujuh tahun yang lalu, oleh sebab itu pula dia memilih menghilang dari hadapan mereka semua.

Mana mungkin seorang Shera mampu bersaing dengan putri yang berkuasa? Dia sangat sadar diri, dan tak ingin mengulang lagi kejadian.

“Saya mohon, Pak. Saya takut tidak bisa menyanggupi permintaan mereka, tolong gantikan pekerjaan itu pada yang lebih berpengalaman,” ucap Shera memohon. Bukan dia tidak bisa, hanya saja ini demi menghindar dari Albian.

“Tidak. Sekali saya bilang tidak, maka jangan meminta lagi. Kau baru di sini, aku tidak melihat kedekatanmu dengan Tuan Edward, tanggung jawab harus diselesaikan atau kau kembali ke Ausie.”

Kembali ke Ausie bukan pilihan bagi Shera. Usahanya akan sia-sia setelah bersusah payah bisa keluar dari penjara kedua di dalam hidupnya, tapi mendesain gaun Vivi dan Albi juga bukan pilihan yang baik. Shera harus mencari alasan untuk tidak menerima kedua pilihan yang begitu rumit.

“Atau begini saja, Pak. Aku akan tetap mengerjakannya, tapi untuk acara malam itu, bolehkah aku meminta digantikan? Anda bisa menyuruh seseorang yang memasangkannya pada pelanggan kita,” ucap Shera meminta sedikit keringanan.

“Tidak! Jangan pernah main-main dengan pekerjaanmu. Ibu Vivia sudah menginginkan jasamu sejak awal, sebab itu dia yang langsung menghubungimu. Jangan banyak permintaan, kembali dan kerjakan pekerjaanmu!” tegas Hernando, atasan Shera di perusahaan itu.

Penjelasan Hernando membuat Shera sedikit bingung, bagaimana bisa Vivia tahu dia sudah bekerja di perusahaan itu?

“Maksudnya... sebelum aku menemuinya, Ibu Vivi sudah tahu aku bekerja di sini? Dia menginginkan aku yang membuatkan gaunnya?” Rasa penasarannya memaksa Shera bertanya sekali lagi, yang lantas membuat Hernando menatap sinis.

“Ingat, Shera, kau masih dalam masa percobaan, jadi jangan bertanya sekali lagi. Ya, Ibu Vivia sudah tahu kau bekerja di sini dan meminta nomor teleponmu. Kau sudah puas? Jadi keluar dan kembali pada pekerjaanmu sekarang juga!”

Fakta yang barusan Shera dengar hampir tak bisa dia percaya. Seorang Vivia, putri keluarga terhormat, istri seorang polisi berpangkat tinggi, bagaimana bisa membuat permainan yang sangat menggelikan? Penjelasan Hernando adalah bukti bahwa sebenarnya Vivi sudah mencari tahu tentang Shera, dan sengaja membuat pertemuan antara mereka.

Apa yang ada di dalam pikiran perempuan itu? Apakah Vivia sengaja ingin mengumbar kemesraan, menunjukkan pada Shera bahwa dia yang berkuasa? Itu sangat kekanakan, seakan tidak puas hanya mengambil Albi dari Shera. Tapi sebenarnya, apakah Vivi tidak sadar, dengan caranya yang sangat murahan itu sudah menjatuhkan sendiri harga dirinya?

“Halo, Nona Shera, kau menghubungiku untuk membicarakan gaunku?” Suara Vivia terdengar di dalam telepon. Ya, Shera memang segera menghubunginya untuk mendengar langsung jawaban dari Vivi.

“Apa tujuanmu yang sebenarnya? Kenapa mencari tahu tentangku, dan kenapa meminta aku yang harus membuatkan gaunmu?” Tak perlu berbasa-basi, Shera berbicara langsung pada intinya. “Kau sengaja memamerkan kemesraan rumah tanggamu?”

Tawa Vivia terdengar di ujung sana. “Ah, kau sudah tahu tentang itu?” katanya membenarkan. “Ya, aku ingin kau menjadi saksi keharmonisan rumah tanggaku. Sejak hari pernikahan itu, kau belum melihatku dan Albian bersama. Jadi, kurasa aku butuh penilaianmu tentang kami. Bagaimana, apakah kami sudah terlihat sangat harmonis?”

Ya, harmonis ketika di depan Shera, tapi perempuan itu tak tahu suaminya bahkan berlutut di depan Shera, mengaku tak bisa hidup tanpanya.

“Kalian serasi, aku sampai tidak percaya melihat Albian begitu patuh padamu. Entah itu sebuah keharmonisan, atau mungkin keterpaksaan? Hanya kau dan Albi lah yang tahu.” Shera menutup panggilan teleponnya, setelah mengucapkan kalimat yang tidak kalah menyakitkan bagi Vivi.

Kenapa harus diam saat dia tahu dipermainkan dengan sengaja?

Jika di masa lalu Shera tak bisa berbuat apa-apa, kali ini dia tak bisa membiarkan Vivia menginjak harga dirinya untuk kedua kali!

Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Chaihusni
sepertinya akan mulai menegangkan
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status