Share

Perbincangan Abang Adik

Kelengahan akan membuatmu jatuh. Jadi, selalu siagalah setiap waktu.

"Kurang ajar itu perempuan! Kirain santun, nggak taunya barbar," ucap Kiran.

Ia berjalan sambil meraba-raba langkah, mencari keran air untuk membersihkan wajahnya yang terkena tumpahan makanan.

"Aduh perih banget lagi nih mata. Keran airnya di mana sih? Perasaan nggak jauh-jauh dari sini," keluh Kiran sambil menahan perih di matanya.

Kiran tak dapat melihat dengan jelas lagi. Bukan sekali, dua kali ia menabrak kursi teras atau pot bunga.

Di saat yang sulit seperti itu, Kiran merasakan sebuah tangan memegang pergelangan tangan dan menuntunnya. Kiran memberontak karena ia tidak dapat melihat pemilik tangan tersebut. Ia tidak mau dituntun ke tempat yang salah.

"Tunggu! Saya mau dibawa ke mana?" tanya Kiran sambil menarik tangannya.

Namun tak lama kemudian, Kiran mendengar suara keran air dibuka. Lalu tangan itu, membimbingnya menuju keran air.

Kiran segera mencuci wajahnya. Terutama daerah mata.

"Ya Allah, perih banget
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status