Share

14. Mencari tante Gia

"Pa, kok tante Gia jarang kelihatan, ya?"

Pagi itu di hari libur, Genta yang sedang membantu San merakit lego, mendongak menatap putra satu-satunya.

"Sibuk kali, Nak." Genta menjawab sekedarnya.

'Baguslah, akhirnya Nagia tau diri juga'. Batin Genta.

San mendecak tidak puas mendengar jawaban Papanya. Sudah hampir seminggu ia tidak pernah bertemu tante Gia. Rumahnya selalu terlihat sepi. Begitu juga dengan mobilnya yang tidak ada di pekarangan rumah. Tante Gia seolah menghilang bak di telan bumi.

"Papa gak pernah ketemu tante Gia?" tanya San lagi.

Kening Genta mengkerut. Lantas menggeleng.

"Papa, kan, bukan temannya tante Gia. Jadi, Papa gak tau tante Gia di mana."

San ngangguk-ngangguk. 'Benar juga'. Benaknya polos.

Walau umurnya masih belia, San adalah pemerhati yang baik. Dan selama pengamatan San menjadi anak Papa, Papa jarang tersenyum dengan tante Gia.

"Aku kangen main sama tante Gia," ujar San dengan wajah lesu.

Alis Genta menukik tajam.

"Kan masih ada Papa. Emang gak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status