Share

19. Kebohongan Yang Berkembang

“Raf, aku boleh minta tolong? Tolong bawa San masuk dulu,” pinta Gia yang langsung dituruti Rafael detik itu juga.

“Ayo, San, ikut Om. Di dalam banyak makanan, lho,” ajak Rafael dengan nada bersahabat.

San menerima uluran tangan Rafael yang ingin menggandengnya sambil tersenyum lebar. Anak laki-laki itu menoleh pada Genta untuk meminta persetujuan. Genta mengangguk sambil mengusap lembut kepala San.

Selepas kepergian Rafael dan San, Gia mempersilakan Genta untuk duduk di kursi teras depan rumahnya.

“Ada apa, mas Genta?” tanya Gia penuh perhatian.

Genta tidak langsung menjawab. Perasaan aneh menyelimuti hatinya, dan Genta merasa risih. Padahal ia hanya ingin meminta tolong. Sebagai tetangga yang baik, Gia pasti akan membantunya. Namun lidah Genta terasa kelu.

‘Ck! Tinggal bicara saja’. Rutuk Genta dalam hati.

Keterdiaman Pria itu membuat kening Gia mengkerut.

“Mas Genta?” panggil Gia sambil menyentuh punggung tangan Pria itu.

“Hah? Iya, kenapa?” Genta tersentak. Matanya kemudi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status