Share

Bab 1

“Menyenangkan sekali bukan, Drake?” ujar Dammon penuh kemenangan. “Kau tentu tahu dengan baik jika membunuh memberi kepuasan tak terhingga untukku.”

Drake Sloan menatap Dammon penuh kebencian. Bibirnya bergerak-gerak ingin mengatakan sesuatu. Namun tidak ada satu patah kata pun yang keluar. 

“Sampai bertemu di neraka, bangsat!” Dammon mengedipkan sebelah matanya lalu mematikan kamera dan berbalik pergi.

Beberapa mil jauhnya dari apartemen Drake, John Slade  mengertakkan rahang kuat-kuat. “Habislah riwayatmu kali ini, keparat!” desis John. “Aku akan mengumpankanmu. Kau akan jadi santapan empuk Edy dan Hakim Wild di pengadilan.”

“Jangan senang dulu, Jhony. Apa kau lupa kita sedang berhadapan dengan siapa? Dammon adalah setannya pencuri hukum. Jika kita gegabah, salah perhitungan sedikit saja kita yang akan tamat, Jhony. Kita yang akan jadi babi panggang.” Tomm Lylod mengingatkan temannya. 

Pria berkulit hitam berambut ikal yang berusia pertengahan tiga puluh tahun itu tersenyum sinis. “Kita sudah punya bukti autentik untuk menjebloskan bajingan itu ke penjara, Tom. Selain itu, kita juga mendapat dukungan penuh dari kejaksaan negeri, Hakim Wild dan perlindungan langsung dari CIA dan FBI. Jika tidak ada yang berkhianat di antara kita, maka semuanya akan berjalan sesuai rencana Mr. Presiden.” 

Tomm Lylod menatap tajam ke arah temannya yang dua tahun lebih tua dari dirinya  lalu berkata dengan sarkastis, “Semua orang tahu bahwa kau lebih mungkin berkhianat daripada aku. Apalagi menyangkut uang.” 

Jhon tertawa geli. “Siapa yang memberi dolar lebih banyak ke sanalah aku akan berpihak,” sahutnya. “Untuk saat ini aku berpihak pada pemerintah karena mereka  menjanjikan uang yang cukup kugunakan seumur hidupku dan jaminan keamanan dari keluarga Dammon. Tapi, jika ada tawaran yang lebih tinggi dari itu, tentu saja aku akan mengambilnya. Hidup itu tentang politik uang, Sobat. Siapa yang membayarmu paling tinggi, ke sanalah kau harus berpihak. Jika tidak, kau akan kalah.”

Tomm mendengus. Wajahnya yang tirus dan berbintik-bintik hitam tampak merah padam karena marah. Di balik kaca matanya yang tebal mata hitamnya berkilat-kilat. “Sebaiknya tutup mulut busukmu itu. Kita pergi sekarang sebelum ada yang mengetahui keberadaan kita di sini. Atau kepala kita juga akan diledakkan Dammon seperti kepala Sloan. Aku tidak mau istriku menjadi janda dan anak-anakku mempunyai ayah tiri.” 

“Dan aku juga tidak mau kehilangan lima juta dolarku.” Jhon mengambil CD-ROM dan memasukkannya ke saku jas dalam. Kemudian dia mematikan laptopnya, memasukkan kembali ke dalam tas dan mengambil mantel bulu di gantungan. 

“Jangan lupa pistolmu,” seru Tomm sambil melempar revolver milik temannya. “Komplotan Dammon berada di mana-mana. Kita harus berjaga-jaga untuk memastikan keselamatan kepala kita.”

“Persetan dengan kepala. Aku lebih memikirkan lima juta dolarku daripada kepalaku sendiri.” 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status