Share

41. High Heels

last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-04 22:40:25
"Ada apa?" Daniel menjadi curiga. "Kamu tidak sedang ada di butik?"

"Oh-tidak. Tentu saja aku ada di sini. M-Maksudku di butikku, tapi -" Monika diam sebentar. Seseorang yang tengah duduk di depannya menatap Monika tajam. " Hmm, kamu sudah sampai mana sekarang?" Monika berpikir cepat. Jangan sampai Daniel dan Puspita bertemu di butiknya. Ia tidak mau terlibat masalah dengan Daniel.

"Aku sudah hampir sampai. Mungkin lima menit lagi aku sampai di sana." Daniel menjawab sambil melirik jam tangannya.

Monika langsung memutus panggilan Daniel, membuat Daniel menggerutu kesal. Ia segera mengusir tamunya hari ini.

"Pulanglah. Aku tidak ingin punya masalah dengan Daniel, dan aku juga tidak mau terlibat dengan masalah yang sedang menimpa kalian," ujar Monika sembari bangkit dari sofa.

"Tapi-Aku kemari karena aku membutuhkan bantuanmu, Monika." Puspita tidak terima diusir begitu saja oleh sahabat Daniel yang dikenalnya setelah menikah dengan Daniel.

"Aku tahu. Kamu di sini karena pekerjaanmu,
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Suddenly Marry With The CEO   45. Melanggar Privasi

    David hanya bisa menggelengkan kepala. "Kamu tidak bisa berbuat begitu. Kamu sendiri tidak tahu apa yang menyebabkan Tiara meninggalkan pekerjaannya. Seharusnya, sebagai atasan. kamu sudah mengenal Tiara. Dia tidak mungkin meninggalkan pekerjaannya jika bukan karena suatu urusan yang sangat penting."Daniel tidak ingin mendengarkan pembelaan David. Ia memusatkan perhatiannya pada wajah Tiara yang cenderung datar, dan itu sangat mengganggunya. Mengapa Tiara diam saja? Mengapa gadis itu tidak membela diri, mengatakan jika pembelaan David benar adanya? Bahwa ada urusan yang sangat mendesak, hingga dirinya terpaksa meninggalkan mejanya?"Ada sesuatu yang ingin kamu katakan?" Akhirnya Daniel tidak sabar menunggu cerita dari Tiara. Bibir Tiara masih diam, tidak juga bergerak. Daniel berulang kali menarik napas, bertahan dengan kesabarannya yang semakin menipis.Tiara masih diam membisu. Ia sibuk dengan pikirannya sendiri. Mempertimbangkan, apakah Daniel akan tetap seperti ini bila diri

  • Suddenly Marry With The CEO   44. Hukuman

    "Kamu ada main dengan atasanmu." Tiara mematung begitu mendengar perkataan Puspita. Hatinya terasa seperti disengat ribuan lebah. Sakit tapi tidak terlihat."Baru terpikir olehmu?" Puspita terkekeh, menertawakan Tiara yang begitu polos, mudah sekali dipermainkan.Tiara bergeming. Ia mulai memikirkan semua perkataan yang diucapkan Puspita. Tiara mulai merasa tidak nyaman. Ia memang sudah memikirkan hal itu. Jauh sebelum Puspita mengatakan saran soal pengunduran diri, Tiara kembali berpikir tentang keinginannya untuk mengundurkan diri yang terbersit saat Daniel terus memaksanya agar menerima lamaran pria itu. Hati Tiara menjadi gamang. Ide yang dilontarkan Puspita sangatlah cocok dengan jiwa Tiara yang cinta damai. Ia tidak suka perselisihan dan keributan. Jika dengan mengalah dapat meredam gejolak yang terjadi di daerah sekitarnya, maka Tiara akan mengalah. "Bagaimana? Yang aku katakan tidak salah, bukan?" Puspita menatap Tiara dengan senyum penuh kemenangan. Ia sangat berharap Tia

  • Suddenly Marry With The CEO   43. Jika Aku Jadi Kamu

    Sepanjang perjalanan ke kantor, Daniel diam seribu bahasa. Moodnya yang berantakan karena kedatangan Puspita di kediaman orang tuanya, benar-benar tidak dapat diperbaiki. Tiara sudah mencoba segala cara, tapi hasilnya nihil.David pun tidak berdaya. Leluconnya yang biasanya mampu memancing kekesalan Daniel, kali ini tidak berkhasiat sama sekali. Ia sedang berencana untuk mengajak Daniel pergi ke wahana permainan, untuk menghilangkan kesuntukannya, ketika sebuah panggilan dari Monika mengalihkan perhatian Daniel."Halo?" Nada suara Daniel masih terdengar malas dan tidak bersemangat. "Hmmm? Kamu sedang sibuk atau sedang bad mood?""Hmm, ada apa?""Aku sudah menemukan model high heels untuk Tiara, dan sudah aku kirimkan kepadamu. Tunjukkan padanya, suruh dia memilih model mana yang ia suka.""Oke."Karena tanggapan Daniel tidak seperti yang diharapkan, Monika mengakhiri panggilannya. Percuma juga jika ia terus mengajak pria itu berbicara. Pembicaraan yang terjadi akan terasa hambar dan

  • Suddenly Marry With The CEO   42. Menghindar

    David mempercepat langkahnya menuruni anak tangga. Suara tawa yang terdengar olehnya, membuatnya mengkhawatirkan keadaan Daniel. Sepupunya itu pasti merasa sangat bosan.Lagi. Terdengar suara tawa yang kini sangat dibenci Daniel. David melangkah menuju meja makan yang mulai penuh dengan aneka masakan dan makanan. Keberadaan Michael White memancing rasa ingin tahu David. "Om. Belum berangkat?" David menarik satu kursi."Cuci muka dulu, baru sarapan," tegur Minarti yang datang membawa piring berisi mie goreng jawa.David terkekeh. "Maaf, Tante. Terlalu lapar sampai lupa cuci muka dan gosok gigi." David langsung memutar tubuhnya melangkah kembali ke dalam ruangan. Ia memilih mandi sekalian. Suasana ruang makan masih seperti tadi baru Michael White yang bergabung bersama Minarti dan Puspita. Sedangkan Daniel, menghilang entah kemana sejak tahu Puspita datang bergabung di meja makan.Dua puluh menit kemudian David sudah duduk manis di kursi makan. Ia masih belum menemukan sepupu tercintan

  • Suddenly Marry With The CEO   41. High Heels

    "Ada apa?" Daniel menjadi curiga. "Kamu tidak sedang ada di butik?" "Oh-tidak. Tentu saja aku ada di sini. M-Maksudku di butikku, tapi -" Monika diam sebentar. Seseorang yang tengah duduk di depannya menatap Monika tajam. " Hmm, kamu sudah sampai mana sekarang?" Monika berpikir cepat. Jangan sampai Daniel dan Puspita bertemu di butiknya. Ia tidak mau terlibat masalah dengan Daniel."Aku sudah hampir sampai. Mungkin lima menit lagi aku sampai di sana." Daniel menjawab sambil melirik jam tangannya. Monika langsung memutus panggilan Daniel, membuat Daniel menggerutu kesal. Ia segera mengusir tamunya hari ini."Pulanglah. Aku tidak ingin punya masalah dengan Daniel, dan aku juga tidak mau terlibat dengan masalah yang sedang menimpa kalian," ujar Monika sembari bangkit dari sofa."Tapi-Aku kemari karena aku membutuhkan bantuanmu, Monika." Puspita tidak terima diusir begitu saja oleh sahabat Daniel yang dikenalnya setelah menikah dengan Daniel."Aku tahu. Kamu di sini karena pekerjaanmu,

  • Suddenly Marry With The CEO   40. Permintaan Minarti

    Bernard terkekeh mendengar jawaban Tiara yang menurutnya lucu sekaligus membingungkan."Apakah itu artinya kamu menyukainya?"Tiara terdiam. Mengapa pria di sampingnya ini bertanya hal receh seperti ini?"Apakah itu sangat penting untuk Bapak?" Tiara menatap Bernard sambil memiringkan kepalanya ke kiri.Bernard membetulkan rambutnya yang tidak berantakan. "Aku hanya penasaran. Bagaimana bisa dia menjadikan kamu sebagai asisten pribadinya?""Oh. Kalau itu yang ingin Bapak ketahui, silakan Bapak bertanya langsung kepada Pak Daniel." ujar Tiara sambil menyunggingkan senyum tipis. "Seharusnya kamu menjadi seorang foto model atau peragawati."Tiara kembali tersenyum sambil menghujat pria di depannya dalam hati. "Apa aku sangat kurus hingga dia menyarankanku menjadi foto model atau peragawati?""Kamu cantik. Sayang sekali jika kecantikanmu tidak dimanfaatkan untuk mencari penghidupan yang lebih baik?""Tidak, Pak. Saya tidak berminat. Lebih baik saya tidur daripada harus parade jalan bolak

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status