Share

BAB : 25

Menarik napasnya dalam dan menetralisir deguban jantungnya tak tak beraturan. Benar-benar, pertanyaan Kiran lebih mengerikan daripada sikap bar-bar Ziel beberapa hari ini padanya.

“Tante kenapa juga sampai nanya kayak gitu, sih. Horor banget,” gumamnya masih bergidik ngeri.

Langsung menuju ke arah kamar mandi dan membersihkan diri. Dari kemarin ia belum mandi dan sekarang rasanya serasa isi otaknya begitu tenang. Seakan masalah ikut terangkat kesiram air.

Berniat untuk tidur, tapi seketika ia teringat akan papanya. Membuat hatinya kembali merasa sesak.

“Papa sekarang lagi ngapain, ya? Apa papa nggak penasaran dengan kondisiku?”

Menyambar ponselnya dan berniat untuk menelepon laki-laki paruh baya itu. Hanya saja rasanya masih takut jika panggilannya tak direspon. Yakin jika dirinya masih diingat sebagai anak? Atau jangan-jangan sudah dilupakan begitu saja karena saking bencinya?

“Atau chat aja, ya,” gumamnya berpikir. “Yaudah, langsung telpon ajalah. Terserah papa mau marah, ngomel ata
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status