Share

Sugar Baby Wannabe Sang CEO
Sugar Baby Wannabe Sang CEO
Penulis: EnaCassie

Pria Cabul

“Selamat siang, selamat datang di toko kami,” sapa Lalita dengan antusias kepada sepasang pengunjung yang baru saja masuk ke dalam tokonya. Dia senang karena pengunjung wanita yang baru datang itu merupakan salah satu pelanggan VIP di tokonya.

Pelanggan wanita itu berjalan melenggang dengan dagu yang terangkat sambil mengedarkan pandangannya mengamati sekitar. Namun, ekspresinya berbeda dengan pria yang ada di sebelahnya. Entah kenapa sedari tadi pria itu tidak bisa mengalihkan pandangannya dari gadis yang sejak tadi berbicara antusias sambil menunjukan barang ini dan itu. Hingga akhirnya pandangan mereka bertemu. 

Mata dengan tatapan setajam elang itu bertemu dengan doe eyes milik Lalita.

Hanya sepersekian detik pendangan mereka terkunci sebelum akhirnya Lalita terkesiap. Mata bulatnya mengerjap-ngerjap, sedikit salah tingkah setelah beradu pandang dengan pria yang ada di depannya. Dia buru-buru mengalihkan pandangannya ke arah lain. 

“Mari, Kak Celin.” Lalita kemudian mengarahkan pelanggannya itu agar mengikutinya ke kamar pas. Lalita sudah membawa beberapa stel lingerie dan juga underware yang sudah Celin pilih tadi.

“Maaf … Pak-." Ucapan Lalita tidak bisa selesai karena sudah dipotong oleh pria di depannya.

“Adrian.”

Lalita terdiam sesaat begitu mendengar suara baritone yang baru saja dikeluarkan oleh pria di depannya. Karena sejak tadi pria itu sama sekali tidak bersuara, Lalita jadi sedikit terkesima. Wajah pria itu memancarkan aura yang kuat dan membuat Lalita terpesona. Tapi sayang, aura dinginnya membuat Lalita sedikit takut.

“Akh, iya, Pak Adrian. Silakan, Bapak bisa duduk di sofa itu selagi menunggu Kak Celin mencoba ini semua.”

Kening Adrian sedikit mengkerut. Apa dia sudah terlihat setua itu sampai gadis di depannya memanggilnya dengan sebutan 'Pak'. Umurnya baru 36 tahun, dia pria dewasa, bukan bapak-bapak. Dia, Adrian Respati. Pria mapan, tampan, juga menantang yang di dambakan oleh banyak wanita. Adrian merupan salah satu calon pewaris dari GR Group juga pemilik dari rumah produksi AD Entertainment yang baru dia dirikan sendiri empat tahun lalu. Dengan Identitasnya yang seperti itu membuatnya memiliki kepercayaan diri tinggi.

Lalita masuk menyusul Celin yang kini sudah ada di dalam kamar pas. Dia kemudian meletakan beberapa stel pakaian di atas meja kecil yang ada di dalam kamar pas itu.

“Silakan tekan tombol ini kalau nanti kakak butuh bantuan.” Lalita kemudian berbalik untuk meninggalkan pelanggannya. Tapi, Adrian masih berdiri di ambang pintu kamar pas dan menghalangi jalan Lalita sehingga gadis itu tertahan disana.

“Saya akan menemaninya dan melihat apa itu semua cocok untuknya,” ucap Adrian pelan tapi penuh penekanan.

Lalita menelan ludahnya dengan gusar dan sedikit mengernyitkan keningnya. “Wah, jangan-jangan nih cowok mau mesum, nih,” pikir Lalita curiga.

Melihat Lalita yang masih diam terpaku Adrian pun berdehem dua kali. Membuat Lalita tersadar dari renungannya.

“Ah, iya. Silakan, Pak,” jawab Lalita kaku. Namun Lalita kebingungan karena Adrian masih saja berdiri di ambang pintu. Membuat Lalita susah untuk keluar.

Adrian yang mengerti pun mundur satu Langkah, tapi jarak yang dia sisakan untuk Lalita lewat masih terlalu sempit karena tubuh pria itu yang tinggi besar mengisi setengah dari lubang pintu.

“Baby, apa ada masalah?” panggilan manja Celin yang sudah berada di dalam bilik membuat kedua orang itu menoleh. Sementara sedari tadi Celin sibuk bercermin sambil memilih-milih semua yang tadi Lalita bawa.

Lalita yang melihat Adrian terdiam dan terlihat tidak berniat untuk menggeser tubuhnya pun akhirnya memutuskan nekat untuk melewati laki-laki itu. Meski dia sadar kemungkinan mereka untuk bersentuhan sangat besar.

Kini Lalita sedang berpikir keras, apa dia akan lewat dengan tubuh menyamping ke kiri atau ke kanan. Sebab, jika dia menghadap ke kiri, bagian bokongnya lah yang akan bersentuhan dengan pria itu. Sedangkan jika dia menghadap ke kanan, dadanya yang pastinya akan bersentuhan. Tapi setelah dia pikir-pikir lagi, Lalita lebih memilih menghadap ke kiri dan memutuskan untuk membelakangi pria itu.

Begitu Lalita lewat, benar saja bokongnya bergesekan dengan tubuh Adrian yang entah kenapa rasanya membuat jarak tubuh mereka tiba-tiba menjadi rapat. Lalita membelalakan matanya dan ingin sekali berteriak lalu memaki pria itu saat merasakan sesuatu yang keras menekannya dari belakang dan tangan pria itu menahan pinggangnya. Tapi sayangnya dia seperti mematung dan tidak bisa mengeluarkan suaranya sama sekali.

Adrian memejamkan mata dan menghirup aroma tubuh Lalita dalam-dalam. Gadis ini, sejak awal entah kenapa menarik perhatiannya. Jarak mereka yang dekat begini membuat dia semakin menginginkan lebih.

“Gila, apa yang sedang aku lakukan. Kenapa aku melakukan hal memalukan seperti ini,” ucap Adrian dalam hati. Dia kemudian tersadar dengan tindakannya dan segera berjalan masuk. Meninggalkan Lalita yang mematung di depan pintu yang baru saja di tutupnya. Gadis itu membuatnya terhipnotis beberapa detik lalu. Aroma tubuhnya membuat Adrian rileks ketika dia menghirupnya.

“Emmhhh … pelan-pelan, Baby.”

Lalita tersadar dari lamunannya begitu mendengar suara lenguhan dari balik pintu di depannya dan buru-buru pergi dari sana sambil menggerutu.

“Cowok gila. Mesum. Tidak tahu malu!” gerutu Lalita. Padahal tadi jantungnya sempat berdebar-debar, tapi kini pandangannya tentang Adrian berubah seketika.

“Kenapa, Ta? Ngapain kesini?” tanya Randy salah satu rekannya yang heran melihat Lalita yang kini malah berjalan ke arah mereka yang sedang berkumpul di depan meja kasir.

“Bodo amat. Gue yakin mereka pasti lagi mesum dulu di dalem sana. Ngapain juga gue kaya orang bego nungguin mereka di luar pintu.”

Lalita benar-benar kesal karena kejadian tadi. Sebenarnya memang bukan kali ini saja ada pasangan yang susah menahan gairah dan melampiaskan nafsunya di kamar pas itu. Lalita kesal karena hal lain, dia kesal gara-gara menerima pelecehan dari pelanggan prianya tadi.

Meskipun gantengnya kebangetan, Lalita tetap tidak rela dirinya diperlakukan seperti itu. Tapi, mau mengeluh pun dia mana bisa? Yang datang ke storenya ini orang-orang berduit yang selalu punya cara untung berkelit. Tidak akan ada yang membelanya meski Lalita melapor ke atasannya sekalipun. Apalagi, pria itu kekasih Celin sang model dan juga artis papan atas. Yang ada dia bakalan habis kena bully oleh fans-fans fanatik dari Celin jika sampai hal seperti ini bocor ke publik.

Apa yang Lalita katakan tadi itu memang benar adanya. Saat ini, Adrian sedang bercumbu di dalam bilik sempit itu bersama Celin. Pria itu butuh pelampiasan. Bersentuhan dengan Lalita sungguh membuat adrenalinnya mendadak naik.

"Shit. Bisa-bisanya aku seperti anak ABG hanya karena gadis muda itu," omelnya dalam hati.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status