Share

Perjumpaan tak terduga

Pukul 06.30 Sun sudah tiba di Kantor, disana masih begitu sepi, belum ada satu pun karyawan yang datang.

Sun begitu gugup, karena ini merupakan meeting pertamanya. Dia merasa takut, dia takut tidak bisa menjelaskan materi dengan begitu baik, dia takut gagal dan nantinya perusahaan kalah tender.

"Sun." Yudha menepuk pundak Sun dan seketika Sun tersadarkan dari lamunannya.

"Sudah mau meeting, Pak?" Tanya Sun gugup.

"Belum, masih lama. Sekarang baru pukul 06.40. Pagi sekali kamu datang?"

"Iya Pak. Saya takut terlambat nanti, takutnya nanti meeting sudah mulai duluan."

"Kamu gugup ya?"

"Iya Pak. Ini pertama kalinya dan saya merasa minder, saya merasa gak pantes aja gitu Pak, saya rasa masih ada yang lebih baik daripada saya."

"Jangan minder terhadap prestasi kamu. Kamu sangat berprestasi dan kamu memang bisa dibidang ini. Mungkin ini baru pertama kali ya, kalau sudah kedua kalinya pasti gak akan gugup lagi dan satu hal yang ingin saya sampaikan kepada kamu ialah jangan minder dan jangan merasa kamu gak bisa, mungkin kamu banyak kurangnya tapi ingat kamu bisa dan kamu punya kelebihan. Ingat itu ya."

Sun mengangguk, "Iya Pak, terima kasih."

"Yasudah, ayo kita latihan dulu. Kamu bisa jelaskan materinya terlebih dahulu kepada saya sebelum mempresentasikan didepan klien kita. Berhubung belum pukul 07.00, kita masih bisa berlatih terlebih dahulu Sun."

"Baik, Pak." Sun dan Yudha memasuki Ruang Meeting.

Sun mulai mempraktekkan kepada Yudha apa yang ingin dia persentasikan nanti didepan klien.

Setelah Sun selesai mempresentasikan didepan Yudha, terdengar tepuk tangan dan klien pun memasuki Ruang Meeting.

"Good job." Ucap Ibu Fidi selaku pimpinan yang akan diajak kerja sama oleh perusahaan milik Yudha.

Ibu Fidi mengacungkan kedua jempolnya, "Bisa tolong presentasikan kembali kepada kami semua, Ibu Sun?"

"Ba-baik, Bu."

Ibu Fidi tersenyum.

"Silakan duduk, Bu Fidi." Ucap Yudha, sembari mempersilakan karyawan lainnya yang datang bersama Ibu Fidi untuk duduk juga.

Sun mulai mempresentasikan kembali didepan Bu Fidi beserta karyawannya.

Sun mendapatkan tepuk tangan begitu meriah.

"Good job, memang tidak salah saya memilih perusahaan Bapak Yudha. Saya sangat puas dengan presentasi dari Ibu Sun, saya harap kerja sama kita ini bisa terjalin lama ya, Pak. Terima kasih atas kerja samanya." 

Yudha dan Ibu Fidi berjabat tangan menandakan kerja sama antar kedua perusahaan telah terjalin.

"Terima kasih, Bu. Saya harap kerja sama kita ini bisa terjalin dengan baik." Ucap Yudha sambil tersenyum.

"Baik, Pak." Ibu Fidi tersenyum.

Setelah itu, tak lupa Ibu Fidi menyalami Sun, "Terima kasih, Ibu."

"Terima kasih juga Ibu telah memberikan kesempatan dan kepercayaan untuk perusahaan kami ini, Bu."

"Sama-sama Bu, kita saling support saja." Ibu Fidi kembali tersenyum.

Betapa bangganya Yudha terhadap Sun.

Yudha mengancungkan kedua jempolnya kearah Sun.

"Good job." Bisik Yudha.

Mereka pun keluar dari Ruangan Meeting dengan perasaan bahagia.

"Sun." Seseorang menepuk pundak Sun.

Sun menoleh dan kaget.

"Apa kabar, Sun?" Pria tersebut tersenyum. Pria tersebut serasa sudah kenal lama dengan Sun."

"Aku baik, Trins."

Dibalas senyuman oleh Trinsyo.

"Dia siapa?" Tanya Yudha kepada Sun.

"Teman." Dibalas singkat oleh Sun.

"Teman lama." Trinsyo menambahkan.

"Oh." Yudha berlalu pergi.

"Kamu udah lama kerja disini, Sun?" Tanya Trinsyo.

"Baru. Baru beberapa hari."

"Oh, sama. Aku pun baru tiga hari kerja di Perusahaan Bu Fidi.

Sun hanya mengangguk, menanggapi ucapan dari Trinsyo.

"Kamu gak mau kembali ke Perusahaanmu?" Yudha datang kembali menemui mereka berdua.

"Oh, sebentar lagi Pak."

"Yakin ingin disini terus? Gak takut ditinggal? Bu Fidi dan yang lainnya sudah berjalan ke Parkiran lho."

"Yasudah. Aku pergi dulu ya Sun, nanti dilain waktu kita bertemu lagi ya." Trinsyo berlalu pergi dan melambaikan kedua tangannya kearah Sun lalu tersenyum.

Didalam Mobil, tak henti-hentinya Trinsyo memikirkan Sun. 'Aku benar-benar gak menyangka bahwa akan bertemu dia disini.' Trinsyo berbatin.

"Trinsyo, sepertinya wajahmu begitu bersinar." Canda Giva teman satu kantor dengan Trinsyo.

"Yakah? Kelihatan banget ya? Masa sih?"

"Banget. Hayo, habis ketemu gebetanmu ya?"

Trinsyo hanya tersenyum lebar.

"Sepertinya perkataanmu memang benar Giva." Ucap Rvan teman satu kantornya Trinsyo dan Giva.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status