Melihat anak dan ponakannya menatapnya seperti itu, Margareth bingung. "Apa yang salah? Jika kalian tidak percaya padaku, tanyakan saja pada Julia.”
Meskipun Julia sedang menatap televisi, dia mendengarkan percakapan mereka.
“Iya. Nama ayah baptisku adalah Fandy Setiadi!” Julia mengangguk. Mama bilang kepadanya jangan memanggil ayah angkat dengan namanya, tapi diam-diam dia telah menghafalkan namanya. Dia adalah bayi yang cerdas.
"Iya. Anaknya Fanan Setiadi. Itu loh, yang punya pabrik kertas, kain, alat perlengkapan rumah tangga dan semacamnya itu," tambah Margareth.
Kevin meletakkan ponselnya. Tony juga terkejut.
Kevin menatap Julia. “Fandy adalah ayah angkatmu! Berapa banyak orang yang telah kamu angkat sebagai ayah angkat?”
Kevin teringat pertama kali ia
"Nama saya Windy. Saya seorang model mobil."Penghinaan melintas di mata Nora. "Seleramu sangat bagus. Fandy adalah pria dengan bakat, kekayaan dan penampilan. Tapi kamu harusnya tahu tempatmu!""Nona Nora!" kilatan dingin melintas di mata Fandy.Ini membuat Nora terkejut."Aku hanya bercanda, Fandy! Kita tidak bertemu satu sama lain selama bertahun-tahun. Apakah kamu keberatan jika aku bergabung denganmu? Semakin banyak semakin meriah. Iya kan? Oh iya, Fandy, tahukah kamu kalau aku akan mendapat tantangan dalam pekerjaanku? kamu pasti mendoakan yang terbaik untukku dan berharap aku menang, kan?"Nora duduk di samping Fandy.Windy berdiri. "Aku akan ke kamar kecil."Ini adalah teman Fu Yiheng. Windy tidak punya alasan untuk menghentikannya bersama temannya,
Melihat anak dan ponakannya menatapnya seperti itu, Margareth bingung. "Apa yang salah? Jika kalian tidak percaya padaku, tanyakan saja pada Julia.”Meskipun Julia sedang menatap televisi, dia mendengarkan percakapan mereka.“Iya. Nama ayah baptisku adalah Fandy Setiadi!” Julia mengangguk. Mama bilang kepadanya jangan memanggil ayah angkat dengan namanya, tapi diam-diam dia telah menghafalkan namanya. Dia adalah bayi yang cerdas."Iya. Anaknya Fanan Setiadi. Itu loh, yang punya pabrik kertas, kain, alat perlengkapan rumah tangga dan semacamnya itu," tambah Margareth.Kevin meletakkan ponselnya. Tony juga terkejut.Kevin menatap Julia. “Fandy adalah ayah angkatmu! Berapa banyak orang yang telah kamu angkat sebagai ayah angkat?”Kevin teringat pertama kali ia
Conny tetap mencari-cari di sekitar rumah, tetapi dia tidak menemukan apa pun. Dia sangat marah sampai dadanya sakit.Pihak lain telah menawarinya seratus juta untuk menjual buku resep itu.Itu adalah uang yang bahkan tidak bisa dia hasilkan dalam setahun! Namun dia tidak bisa menemukan buku resep itu.DI SEKOLAHSore harinya, Windy bergegas kembali ke sekolah untuk menjemput anak-anaknya.Kemudian dia mulai melihat-lihat buku resep.Dia bisa menganggap ini sebagai pencapaiannya hari ini.Semakin banyak dia membaca, semakin dia terkejut. Sebenarnya ada hidangan kekaisaran di antara resepnya. Bahan-bahannya mahal.Kakeknya pernah berkata bahwa dia pernah melayani orang yang sangat penting sebelumnya. Memang benar itu bukan lelucon
Keesokan harinya, Windy bangun pagi-pagi sekali. Dia mengenakan masker dan mengirim Julian dan Julius ke sekolah.Sekarang kontes tersebut mendapat banyak perhatian, dia khawatir akan ada lebih banyak masalah, jadi dia mengenakan masker dan topi ketika dia keluar dari rumahnya.Julian dan Julius, yang mengenakan seragam sekolah, dipimpin oleh guru mereka. Guru muda itu memperhatikan Windy dengan ragu-ragu.Windy menganggapnya aneh. Apakah dia pernah menonton episode kontes tersebut? Dia hendak memberitahu gurunya untuk merahasiakannya, tapi guru itu sudah mulai masuk kembali sambil memegang tangan Julian dan Julius. Dia bahkan berbalik untuk menatap Windy dengan simpatik.Windy ingat bahwa Kevin pernah mengunjungi sekolah ini sebelumnya. Para guru pasti memperhatikan bahwa ketiga anak itu adalah anak-anaknya dan mengetahui statusnya.Sekarang dia mengirim kedua anak laki-laki itu ke sini, sebelumnya, mereka pasti berpikir bahwa anak-anaknya telah meninggalkan sekolah mereka!Dia tidak
Dua anak lelaki ini terdiam sambil terus menatap Kevin.Keduanya sempat melakukan kontak mata. Kemudian menatap tak berdaya ke arah Kevin. Mereka ingin sekali membuka topeng mereka, tapi mereka takut kepada ibu mereka.Kevin menghela nafas. Untuk kedua kalinya dia tidak tega untuk memaksa kedua anak ini.Dia pikir dua anak ini memiliki phobia tertentu yang mengharuskan mereka memakai topeng di depan orang yang baru mereka kenal."Baiklah. Aku tidak akan memaksa. Kalian boleh tetap memakai topeng kalian." Kevin tersenyum.Kevin mulai membantu mereka mengumpulkan bagian-bagian yang belum selesai. Dia sangat sabar dan bergerak dengan lancar tanpa kesulitan sama sekali, menyatukan potongan-potongan itu segera setelah dia mengambilnya.Tak lama kemudian, jalur kereta api rumit yang menempati
Dua pria dengan kekuatan yang sama saling menilai.“Aku kenal adikmu, tapi harus kuakui, dia tidak begitu mengesankan sepertimu.” tukas Tony.Mengatakan bahwa adiknya tidak mengesankan adalah sebuah pujian baginya. Fandy cuma bisa tersenyum.Menurut Fandy, Fikry hanyalah seorang idiot, dia tidak berbakat dalam banyak hal. Dia cuma berbakat dalam hal bersenang-senang."CEO Tony, Anda unggul dalam menyanjung orang lain. Aku sedang terburu-buru, jadi mari kita diskusikan konten spesifik dari kolaborasi tersebut dan tandatangani kontraknya sesegera mungkin!""Aku suka orang yang lugas sepertimu!" Tony membubarkan semua wanita di ruang pribadi ini dan mulai fokus berdiskusi tentang kolaborasi dengan Fandy.DI APARTEMENJulius dan Julian sangat bersemangat, dan tidak bisa tidur sama sekali. Mereka akhirnya membersihkan rumah bersama ibu mereka.Waktu itu, karena dimarahi Windy, Bibi Rara telah bergegas pergi, piring di dapur belum dicuci dan sekarang berbau tidak sedap.Windy menahan bau bu