Bab 29: Serangan
Jam 10 malam. Safiyya sedang berendam di dalam jacuzzi yang dipenuhi air hangat. Sesekali dia menggosok tubuhnya dengan sabun mandian. Setelah dia puas berendam, dia segera bangun dan keluar dari jacuzzi. Dia membilas tubuhnya dengan air sebelum mengambil handuk dan mengeringkan setiap inci tubuhnya. Kemudian, dia memakai bath robe dengan rapi lalu keluar dari kamar mandi.
Rambutnya masih lembap biarpun Safiyya sudah mengeringkan rambutnya menggunakan handuk kecil. Dia sengaja melepaskan rambut panjang yang separas dadanya. Safiyya duduk bersandar di kursi sembari menonton televisi. Tiba-tiba ponselnya berdering. Safiyya segera menjawab panggilan tersebut tanpa melihat nomor sang pemanggil. "Hello. Assalamualaikum. Ini siapa, ya?" Ucap Safiyya dengan tenang. Matanya masih lekat menonton televisi. Namun, yang anehnya pemanggil itu segera menamatkan panggilan secara tiba-tiba membuatkan darah Safiyya mendidih akibaBab 30: Sahabat LamaRizky berenang dengan tenang di dalam kolam renang yang terletak di luar rumah orang tuanya. Setelah dia puas , dia keluar dari kolam renang lalu menuju ke gazebo. Dia meraih handuk dan mengeringkan rambutnya. Rizky mengambil ponselnya lalu menelepon Robert."Halo, Roby. Apa kabar, Bro?" Sapa Rizky dengan nada ramah."Yah, kabar aku baik-baik aja. Mau apa kau telepon aku? Jangan-jangan kau mau bertanya soal Fiya? Riz, aku mohon sama kau. Jangan dekati Safiyya lagi. Gadis itu bukan gadis murahan yang bisa kau mainkan," tegas Robert."Tenang, Bro. Ngapain kau menyerang aku seperti ini. Apa aku ada lakukan kesalahan sama dia?" Tanya Rizky pura-pura bego."Riz, jangan bohong sama aku. Apa yang kau lakukan pada Safiyya semalam? Fiya tidak berhenti menangis sejak semalam dan bibirnya tidak putus menyebut nama kau. Bila aku dan Vivian bertanya padanya, dia hanya bisa diam dan terus menangis hingga Vi
Bab 31: Sandiwara Yang Cukup Sempurna.Rizky memetik gitarnya dan mula menyanyikan lagu berjudul Rindu Pengubat Luka yang dinyanyikan oleh Toi. Orang ramai mula mengerumuni mereka dan membentuk bulatan sembari merekam persembahan Rizky."Tak ku ulangi… Kesilapan itu…Maafkan aku… Mengguris hatimu…Berilah aku ruang, Perbaiki diriku,Aku merayu… Kembali kepadaku,Rindu pengubat luka.Ku masih memerlukan belaian kasih,Dan tawa mesramu,Kau seretku ke dalam rongga hatimu,Bersalut kerinduan,Menggamit menusuk ke kalbuku,Terangi hidupku dengan cahaya mu. Ohh…Tak ku ulangi… Kesilapan itu…Maafkan aku… Mengguris hatimu…Berilah aku ruang, Perbaiki diriku,Aku merayu… Kembali kepadaku,Rindu pengubat luka.Walau ku dilupakan,Namun jangan kau lupakan detik bersama…Tak ulangi kesilapa
Bab 32: Ini salah siapa?Rizky dan Safiyya duduk di kursi yang terletak di tepi Pantai Ancol. Mereka sedang bertegang urat leher, berkeras buku lidah. Masing-masing tidak mahu mengakui kesalahan mereka sendiri."Kamu yang salah, Rizky. Apa kamu sudah gila dengan melamarku di depan semua orang? Kamu pikir, aku tidak tahu niat kamu yang sebenar? Kamu sengaja ingin menjatuhkan air muka aku, bukan?" Desis Safiyya."Dengar baik-baik ucapanku, Nona Safiyya. Aku sama sekali tidak ada salah pada kamu tetapi kamulah yang bersalah dalam hal ini. Jika kamu bersetuju untuk menikah denganku pada 'malam panas' kita di hotel tempo hari, aku tidak akan nekad untuk berbuat sejauh ini. Jadi, salahkan aja diri kamu." Bantah Rizky.Safiyya mengerutkan dahi setelah dia mendengar bicara konyol Rizky."Malam panas apa? Kita berdua tidak melakukan apa-apa, Rizky. Asal kamu tahu, ya Encik Rizky. Jika
Bab 33: Bagai sirih pulang ke gagangSafiyya sudah berada di dalam pesawat. Gadis itu merenung ke luar jendela sementara menunggu pesawat itu berlepas. Dia menghembuskan napas berat ketika pikirannya berkelana."Dalam masa satu minggu, aku sudah mengalami banyak peristiwa aneh dan gila. Apa ini balasan Tuhan kerana aku pergi ke Jakarta tanpa kerelaan hati Umi?" Keluh Safiyya dengan suara perlahan.Kelakuan Safiyya yang hanya merenung ke luar jendela menarik perhatian Vivian. Suaminya, Robert sudah tidur lena di kursinya. Wanita itu menutup majalahnya lalu menyentuh lengan Safiyya."Fiya, kau kenapa? Apa kau ada masalah?" Tanya Vivian."Aku baik-baik saja, Vivy. Cuma aku merasa perjalanan aku ke Kota Jakarta itu penuh dengan peristiwa yang tidak aku duga. Tapi, aku tetap menganggap semua itu sebagai pengalaman hidup." kata Safiyya dengan jujur tanpa berselindung lagi.Vivian terseny
Bab 34: Jauh di mata namun dekat di hati.Rizky sedang duduk melamun di kursi kerjanya. Tumpukan kertas dan berkas yang ada di atas meja tidak berhasil menarik perhatiannya kala itu. Dia masih hanyut dalam pikirannya yang jauh melayang bebas."Kenapa Safiyya bisa berubah seperti itu? Dahulu dia seorang penurut dan tidak bisa membantah kata-kataku. Apa benar, dia adalah Safiyya yang aku kenal enam tahun yang lalu?" Bisik Rizky.Begitulah sikap Rizky setelah Safiyya pulang ke Malaysia. Sudah hampir dua bulan berlalu tetapi dia masih mengingat gadis itu. Dia juga pernah coba bertanya kepada Robert mengenai Safiyya tetapi Robert dengan tegas tidak mahu memberi tahu apa pun kepada Rizky. Jadi, Rizky tidak tahu perkembangan hidup Safiyya sekarang. Tiba-tiba, bibir Rizky melengkung membentuk senyuman sinis."Fiya… Fiya. Kamu pikir, kamu bisa lari dariku? Ya, harus aku akui bahwa aku masih tidak berhasil menemukan kamu s
Bab 35: Badai Fitnah Bakal Bermula.Suasana pesta pernikahan yang diadakan di hotel lima bintang kelihatan sangat meriah dengan kehadiran ramai tetamu yang memegang status tinggi dan memiliki kekayaan di atas rata-rata. Tetamu yang hadir turut membawa hadiah yang sudah pasti nilainya mahal dan eksklusif.Rizky menapak perlahan menuju ke aula hotel lima bintang yang penuh dengan tetamu VIP dan puluhan wartawan cetak. Dia turut membawa hadiah buat mantan tunangannya itu. Hadiah yang tidak seberapa tetapi mempunyai nilai sentimental terhadap dirinya.Biarpun Rizky mengetahui satu kenyataan pahit yaitu kehadirannya akan mengundang sinis dan berita hangat dari para wartawan dan pihak media, dia tidak peduli sama sekali. Karena niatnya hanya satu yaitu dia mahu meraikan hari bahagia Hani dan Arvin dengan lapang dada. Dia tidak mahu ada dendam mahupun benci terhadap mereka berdua lagi. Cukuplah segalanya berakhir di sini.Rizky te
Bab 36: TerjebakPagi menggantikan malam. Rizky baru keluar dari kamar mandi. Setelah sholat Subuh, dia tidak tidur semula. Dia terus membuka situs (web portal) berita online untuk melihat apa-apa berita berkaitan dengan dirinya karena baru semalam dia berikan rekeman video dan info penuh tentang diri Safiyya kepada Pak Gunawan.Bibir Rizky menyeringai sinis saat dia melihat banyak berita mengenai pertunangannya dengan Safiyya. Malah, beberapa situs berita online turut menunjukkan gambar Safiyya dan rekaman video lamaran Rizky pada Safiyya di Pantai Ancol. Tak lupa juga, situs berita turut menyebut Safiyya sebagai anak konglomerat terpandang di Malaysia karena bapa dan abangnya memiliki perusahaan gergasi di beberapa buah negara."Sekarang, kita tunggu dan lihat bagaimana reaksi kamu dan keluargamu, Fiya. Apa kamu masih nekat untuk tetap menolak lamaranku?" desis Rizky.****"Papa, Papa!" teriak Jasmine kepada Papanya den
Bab 37: Kemarahan VivianPintu ruangan kerja Safiyya terbuka luas dan kelihatan satu sosok tubuh berdiri di depan pintu dengan raut wajah penuh amarah dan rambut yang tidak terurus membuatkan kerja Safiyya terhenti."Apa kau sudah gila, Fiya?" Ucap Vivian separuh berteriak.Vivian menutup pintu kamar dan berjalan menuju ke meja kerja Safiyya."Shhh. Perlahankan suaramu itu, Vivy." Rayu Safiyya.Safiyya memijit dahinya. Kepala dan otaknya sudah sakit karena terlalu banyak berpikir. Dia sudah tidak tahu bagaimana lagi untuk menyelesaikan semua masalah yang terjadi. Dan sekarang, Vivian datang ke ruangan kerjanya hanya untuk melampiaskan kemarahan terhadap dirinya."Apa benar kau sama Rizky sudah bertunangan? Ada satu video tular (viral) di media sosial dan itu video Rizky sedang melamar dirimu, Fiya!" desak Vivian.“Iya, aku tahu Vivy. Aku juga tidak tahu bagaimana video itu menjadi p