Share

Bab 127. Tak Diharapkan

Author: Dwi Maula
last update Last Updated: 2025-12-19 09:07:37

Nilna terkekeh-kekeh tanpa sungkan, membiarkan Bagas terjebak dengan suasana yang ambigu.

“Kamu ini, malah ketawa.” Bagas memanyunkan bibir, memiringkan tubuh untuk membelakangi Nilna.

Kekehan Nilna semakin lebar. Ia memandang punggung Bagas dengan perasaan gemas. “Duh, suamiku tercinta kok ngambek, sih,” kata Nilna dengan suara manja, mencoba menggelayut di sana. Wanita muda itu berusaha mencongkel punggung Bagas agar mau menghadap ke arahnya lagi.

Mendengar suara Nilna yang lembut bagai disapu bulu halus, Bagas pun tak lagi kuasa untuk menahan diri. Pria itu lantas membalikkan wajah ke hadapan Nilna dengan sukarela, lalu menarik tubuh kurus Nilna untuk dipeluk.

Tubuh kurus Nilna ambruk, menindih sebagian dada Bagas yang lebar. Mereka sama-sama memekik ria, tak peduli dengan kota sore yang membentangkan cakrawala berwarna keemasan cantik di luar sana.

Nilna memekik untuk melepaskan diri, sementara Bagas mengimbangi untuk tetap mengunci tubuh istrinya.

Akhirnya, Nilna menyerah, berjan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Mendadak Dinikahi Direktur Syar'i   Bab 127. Tak Diharapkan

    Nilna terkekeh-kekeh tanpa sungkan, membiarkan Bagas terjebak dengan suasana yang ambigu.“Kamu ini, malah ketawa.” Bagas memanyunkan bibir, memiringkan tubuh untuk membelakangi Nilna.Kekehan Nilna semakin lebar. Ia memandang punggung Bagas dengan perasaan gemas. “Duh, suamiku tercinta kok ngambek, sih,” kata Nilna dengan suara manja, mencoba menggelayut di sana. Wanita muda itu berusaha mencongkel punggung Bagas agar mau menghadap ke arahnya lagi.Mendengar suara Nilna yang lembut bagai disapu bulu halus, Bagas pun tak lagi kuasa untuk menahan diri. Pria itu lantas membalikkan wajah ke hadapan Nilna dengan sukarela, lalu menarik tubuh kurus Nilna untuk dipeluk.Tubuh kurus Nilna ambruk, menindih sebagian dada Bagas yang lebar. Mereka sama-sama memekik ria, tak peduli dengan kota sore yang membentangkan cakrawala berwarna keemasan cantik di luar sana.Nilna memekik untuk melepaskan diri, sementara Bagas mengimbangi untuk tetap mengunci tubuh istrinya.Akhirnya, Nilna menyerah, berjan

  • Mendadak Dinikahi Direktur Syar'i   Bab 126. Jengah

    “Mas … kamu di mana?” Nilna berjalan sedikit berlari, menyelinap ke kamar kerja Bagas dengan tergesa-gesa. Ia merasa khawatir karena mendapat kabar bahwa suaminya jatuh sakit.Di atas ranjang, Bagas yang tergeletak langsung panik, lalu buru-buru berujar, “Dek, Mas di sini. Nggak usah lari begitu. Aku nggak mungkin ke mana-mana.”Pria itu berbicara dengan suara yang terdengar serak dan lemah. Matanya pun terpejam, dengan dahi yang berkerut dan penuh bulir keringat.Nilna mengernyit dengan perasaan iba. Suaminya yang selalu terlihat kuat bagai super hero, kini jatuh sakit juga.Wanita muda itu mengatupkan bibir, menaruh tas di atas nakas, lalu melangkah ke ranjang Bagas dan duduk di sisinya.“Mas, aku khawatir karena tadi Bu Hana telepon. Katanya kamu nggak bisa jemput aku karena demam akibat terlalu lelah. Tapi Mas tenang saja, aku naik taksi bareng Asna, dan bisa pulang dengan keadaan baik-baik saja.” Suara Nilna lugas dan menenangkan, membuat sudut mata Bagas semakin tertarik karena

  • Mendadak Dinikahi Direktur Syar'i   Bab 125. Crush!

    Nilna tertawa cekikikan, memandang Asna yang mencebik sambil ngedumel, “Peduli sih peduli, tapi, kok … nggak tulus.”Tawa Nilna semakin menjadi, matanya hampir tenggelam oleh kelopak mata yang menyipit. Ia terengah-engah saat memaksakan untuk berhenti tertawa dan berkata, “Tahu apa kamu soal tulus? Zaman sekarang, mana ada yang peduli dengan hal itu? Yang penting ‘kan bikin semua pihak untung, beres, deh!” “Yah, aku memang nggak terlalu mengerti tentang tulus. Aku ini ‘kan anak baik yang selalu fokus sama belajar. Nggak bucin kayak kamu. Meski … yah, hasilnya malah kalah sama tukang bucin!” cibir Asna.Nilna merasa sedikit mengena dengan ucapan Asna. Namun, Nilna ‘kan bucin kepada suami sendiri. Itu sama sekali tak ada yang salah, ‘kan? Wanita itu membulatkan matanya, ingin mendebat Asna hingga tuntas. Namun, lagi-lagi Nilna kalah cepat, suara lantang Asna lebih dulu menguasai, “Satu lagi, tadi kamu bilang zaman sekarang cuma peduli untung. Miris, ya. Padahal, ternyata kamu adalah

  • Mendadak Dinikahi Direktur Syar'i   Bab 124. Peduli

    Bab 124. PeduliBagas mendekatkan mulut ke telinga Nilna, persis seperti seorang detektif yang merencanakan misi rahasia.Nilna malah meringis geli, menjauhkan telinga dari sana, lalu mengusap-usapnya.“Gimana, dengar, nggak?” tanya Bagas dengan ekspresi datar.“Nggak.” Nilna menggeleng dengan wajah bingung. “Tadi aku belum dengar apa-apa, malah geli karena kayak kena tiup,” sambungnya polos.Bagas malah tergelak, lalu mengaku, “Aku memang belum bicara apa-apa tadi. Hanya ngembusin napas saja.”Nilna menyodok bahu Bagas dengan kesal. “Yang serius, dong!”Bagas kembali terbahak-bahak, dengan Nilna yang masih merengut.“Iya, iya!” Pria itu tak lagi berbisik, malah mengungkapkan rencananya dengan suara yang tenang dan jelas.….“Asna, apa kamu nggak ingin menikah kayak aku?” desak Nilna buru-buru, saat Asna kembali ke kursinya begitu selesai memesan menu makan siang di kantin kampus.“Apa?!” Karena kaget, tubuh Asna hampir terhuyung ke bawah. Kursi tempatnya duduk pun nyaris kabur karena

  • Mendadak Dinikahi Direktur Syar'i   Bab 123. Strategi

    “Apa?! Nilna benaran sudah hamil, Nduk?” Air mata haru tak terbendung lagi, mengalir dengan deras di pipi putih Bu Mahya. Wanita berkerudung rabbani itu menatap Bagas dengan tatapan nyaris tak percaya. Ketika sorot matanya bertemu dengan tatapan Nilna, ada setitik hal asing yang belum ia mengerti.Mata Nilna mengerling lembut, basah oleh embun air mata yang siap terjun bebas. Ia hanya bungkam, tak kuasa harus berkata apa lagi. Semua orang begitu bahagia dengan kehadiran janin di perutnya. Namun, mengapa hawa dingin di hati kecilnya masih terasa?Sementara itu, Bagas membalas tatapan ibu mertuanya. Sorot matanya yang hitam begitu dalam saat berkata, “Iya, Bu. Alhamdulillah. Kedatangan kami ke sini memang untuk berbagi kabar bahagia itu.”Pak Ahkam ikut menyambung dengan penuh perhatian, “Waah, Bapak juga ikut senang banget ini. Jadi, berapa usia kandungan Nilna sekarang?”“Di minggu ini, menginjak minggu kelima, Pak,” jawab Bagas.Pak Ahkam manggut-manggut, lalu saling melempar pandan

  • Mendadak Dinikahi Direktur Syar'i   Bab 122. Brilian

    Asna melotot tajam dengan perasaan tak terima, sementara Dafa malah tersenyum misterius, memandang dua wanita itu secara bergantian.Keributan pun terhenti begitu bel pertanda ujian dimulai berbunyi. Seluruh mahasiswa menghambur ke posisi duduk masing-masing, menenangkan diri untuk menyongsong materi yang diujikan.….“Dek, bagaimana kuliahmu tadi?” Suara pelan Bagas terdengar halus, seperti selimut bulu yang menenangkan tubuh.Di jok sampingnya, Nilna menjawab lirih, “Alhamdulillah, Mas. Ujiannya sangat menantang, tapi masih bisa aku selesaikan.” Nilna menoleh sejenak, melempar senyum tipis ke arah Bagas.“Oh, ya? Bagus, dong!” Bagas tampak antusias. Sembari menyetir, ia memyempatkan diri untuk mengulurkan tangan kiri, mengusap-usap kepala Nilna dengan penuh kasih.Dilihat dari cara merespon dan senyum Nilna yang ringan, Bagas merasa lega dan bersyukur. Sepertinya, Nilna dalam suasana hati yang baik.“Ya, Mas.” Mata Nilna berkilat, memancarkan kebahagiaan Bagas yang beberapa waktu in

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status