Share

MENASEHATI LISA

“Murti… Murti…” suara lirih Mas Galih ku dengar saat akan memasuki pintu ruangannya.

Pria tampan yang masih berstatus suamiku itu terus memanggilku sambil memejamkan matanya. Rasa iba tiba-tiba menyeruak dalam hatiku. Sungguh aku tak tega melihat keadaannya yang lemah, wajahnya yang pucat, dan tubuhnya yang sedikit kurus setelah beberapa hari saja sakit.

“Ya, Mas.. aku disini,” aku menghampiri Mas Galih dan langsung menggenggam tangannya.

“Murti…. Jangan pergi! Jangan tinggalin aku!” Mas Galih membuka mata lalu menangis sejadinya sambil menenggelamkan wajahnya ke tubuhku.

“Iya, Mas. Aku gak akan pergi, kamu cepat sembuh ya,” ucapku.

Kalimat itu lolos begitu saja, seketika semua pengkhianatannya musnah dari otakku. Rasa benciku padanya pun entah bersembunyi dimana.

Sementara itu, gadis cantik yang mengaku sebagai sekretaris Mas Galih itu, tengah duduk memelas menyaksikan adegan haru kami.

“Kamu pulang saja, sudah ada saya disini!” titahku padanya.

Aku pun kasihan, karena dia terus seti
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status