Home / Urban / TAKHTA BAYANGAN / Bab 7: Bayangan yang Lebih Gelap

Share

Bab 7: Bayangan yang Lebih Gelap

Author: Zayba Almira
last update Last Updated: 2024-11-25 15:31:56

Pagi menyingsing dengan suasana muram. Dante berdiri di balkon sebuah rumah persembunyian yang terletak di pinggir kota, memandangi jalanan yang sepi. Matanya yang sembab menatap kosong, pikirannya kembali ke kejadian malam sebelumnya. Gudang itu hancur, Rafael lolos, dan Nina masih berada dalam ancaman.

Elena datang menghampirinya, membawa secangkir kopi. "Kau tidak tidur sama sekali," katanya, meletakkan cangkir itu di meja kecil.

"Aku tidak bisa," jawab Dante singkat. "Kepalaku dipenuhi oleh semua kemungkinan buruk. Rafael terus bermain-main denganku, dan aku selalu kalah."

"Kita belum kalah," kata Elena dengan tegas, mencoba mengembalikan semangat Dante. "Kita masih di sini, dan kita masih punya kesempatan untuk membalikkannya."

"Tapi dengan harga apa?" Dante menoleh padanya. "Berapa banyak lagi orang yang harus terjebak dalam permainan ini? Aku sudah kehilangan terlalu banyak, Elena."

Elena mendekat, menatapnya dengan serius. "Justru karena itu kau tidak boleh menyerah. Kau tidak bisa membiarkan semua pengorbanan itu sia-sia. Rafael menginginkan kau runtuh. Jangan beri dia kepuasan itu."

Dante menghela napas panjang. Kata-kata Elena mengandung kebenaran, tapi rasa bersalah yang menghantuinya tidak mudah diabaikan.

---

Di ruang tamu rumah itu, Lorenzo tengah berbicara dengan dua anggota timnya. Wajahnya tegang, menunjukkan bahwa kabar yang ia terima tidak menggembirakan. Saat Dante dan Elena bergabung, Lorenzo mengangkat wajahnya.

"Kita punya masalah," katanya langsung. "Rafael mulai menyerang basis-basis kita di kota ini. Malam tadi, dia menghancurkan salah satu gudang kita di pelabuhan."

"Kerugiannya?" tanya Dante.

"Besar," jawab Lorenzo, mengusap wajahnya dengan frustrasi. "Bukan hanya barang-barang, tapi juga orang-orang. Tiga dari tim kita tertangkap. Rafael tidak hanya ingin mengalahkan kita secara strategis, dia ingin menghancurkan moral kita."

"Dia tidak akan berhenti sampai semuanya hancur," kata Elena, mencoba menganalisis situasi. "Kita harus mulai menyerang balik, membuatnya sibuk. Kalau tidak, dia akan terus memegang kendali."

Dante mengangguk pelan. "Apa rencana kita?"

"Kita punya informasi bahwa Rafael menyimpan dokumen penting di sebuah apartemen di pusat kota," kata Lorenzo. "Dokumen itu bisa membantu kita melacak langkah berikutnya. Tapi tempat itu dijaga ketat."

"Aku akan pergi," kata Dante tanpa ragu.

"Sendirian?" Lorenzo memandangnya dengan khawatir. "Itu terlalu berisiko."

"Aku tidak akan sendirian," jawab Dante, menoleh pada Elena.

Elena hanya mengangguk, memahami apa yang harus dilakukan.

---

Malam itu, Dante dan Elena menyusup ke pusat kota. Apartemen yang dimaksud adalah bangunan tinggi yang terlihat mewah, dengan keamanan yang ketat. Mereka mengenakan pakaian serba hitam, memanfaatkan bayangan malam untuk bergerak tanpa terdeteksi.

"Masuknya sulit," bisik Elena saat mereka mengintai dari jarak aman. "Ada empat penjaga di luar, dan kemungkinan lebih banyak di dalam."

"Kita harus cepat dan efisien," jawab Dante. "Aku akan mengalihkan perhatian mereka di sisi barat, sementara kau masuk dari sisi timur."

Elena menggeleng. "Tidak, kita harus tetap bersama. Kalau sesuatu terjadi, aku tidak akan membiarkanmu sendirian di sini."

Dante menatapnya sejenak sebelum akhirnya mengangguk. "Baiklah. Kita lakukan bersama."

Dengan hati-hati, mereka mendekati bangunan itu. Elena menggunakan alat untuk menjebol sistem keamanan pintu belakang, sementara Dante menjaga situasi di sekitarnya.

"Masuk," bisik Elena setelah pintu terbuka.

Mereka bergerak di dalam dengan penuh kehati-hatian, mencoba menghindari kamera dan patroli penjaga. Apartemen itu sunyi, tapi suasana tegang membuat setiap langkah terasa berat.

"Dokumennya seharusnya ada di lantai tiga," kata Elena sambil melihat peta digital di ponselnya.

Mereka naik tangga dengan pelan, mendekati ruangan yang dimaksud. Saat Dante membuka pintu, mereka menemukan sebuah meja penuh dengan dokumen dan peta.

"Inilah yang kita cari," kata Dante sambil mengambil beberapa dokumen. Namun, suara langkah kaki dari koridor membuat mereka berhenti.

"Penjaga," bisik Elena, menarik Dante ke balik lemari.

Dua penjaga masuk, memeriksa ruangan. Dante menggenggam pisaunya, bersiap untuk menyerang jika mereka ditemukan. Namun, sebelum penjaga itu sempat melihat mereka, Elena memukul salah satu dari belakang, membuatnya pingsan. Dante dengan cepat menangani yang satunya, memastikan mereka tidak menimbulkan suara.

"Kita harus pergi sekarang," kata Elena.

---

Mereka berhasil keluar dari apartemen dan kembali ke rumah persembunyian dengan selamat. Lorenzo sudah menunggu mereka dengan gelisah.

"Apa yang kalian temukan?" tanyanya.

Dante meletakkan dokumen itu di meja. "Rafael menyimpan daftar nama-nama orang yang bersekutu dengannya, termasuk beberapa pejabat tinggi dan pengusaha di kota ini."

Lorenzo memeriksa dokumen itu dengan saksama. "Ini bisa menjadi keuntungan besar bagi kita. Kalau kita bisa memutus hubungan Rafael dengan mereka, kita bisa melemahkannya."

"Tapi itu juga berisiko," kata Elena. "Kalau Rafael tahu kita memiliki informasi ini, dia tidak akan tinggal diam."

Dante menatap dokumen itu dengan serius. "Aku tidak peduli seberapa besar risikonya. Kita harus melakukan sesuatu. Kita tidak bisa terus bertahan di sini tanpa melawan."

"Tapi apa kau siap menghadapi konsekuensinya?" tanya Elena, suaranya penuh kekhawatiran.

Dante menghela napas panjang. "Aku tidak punya pilihan lain. Kalau kita tidak bertindak sekarang, kita akan kehilangan segalanya."

Elena hanya bisa menatapnya dengan campuran rasa kagum dan khawatir. Dante telah berubah. Dia bukan lagi pemuda yang ragu dan bingung. Tapi perubahan itu juga membawa kegelapan yang semakin mendalam.

Di kejauhan, bayangan ancaman Rafael masih mengintai. Perjalanan mereka belum berakhir, dan konflik yang lebih besar menunggu di depan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • TAKHTA BAYANGAN   Bab 130

    Cahaya di altar itu semakin terang, seolah menyelimuti mereka dalam kabut keputus-asaan yang memaksa setiap langkah mereka untuk diambil dengan penuh perhitungan. Ayra bisa merasakan getaran di dalam tubuhnya, seperti sesuatu yang besar tengah berputar di luar kendali mereka. Ini adalah saat penentuan. Keputusan yang mereka buat akan mengubah segala hal.Dante, yang berdiri di sampingnya, menarik napas panjang dan menatap Ayra. "Apapun yang terjadi, kita sudah sampai di sini bersama. Apa pun konsekuensinya, kita akan hadapi."Ayra merasakan ketenangan dalam kata-kata Dante, meskipun hatinya sendiri berdebar keras. Mereka telah melewati begitu banyak rintangan, begitu banyak tantangan, namun apa yang ada di hadapan mereka ini masih penuh misteri. Adakah mereka benar-benar siap untuk keputusan yang ada di depan mata?"Saya tahu," jawab Ayra dengan suara yang agak gemetar. "Tapi ini bukan hanya tentang kita, kan? Ini tentang semua yang kita cintai. Tenta

  • TAKHTA BAYANGAN   Bab 129

    Ayra merasakan getaran aneh yang mengguncang tubuhnya begitu mereka melangkah lebih dekat ke cahaya itu. Setiap langkah terasa semakin berat, seolah dunia di sekitar mereka mulai berubah, menyesuaikan diri dengan keputusan yang sudah mereka buat. Cahaya itu semakin terang, dan seiring dengan itu, bayangan yang mengintai mereka juga semakin jelas."Ini terasa seperti... kita menuju ke sesuatu yang tak bisa kita kendalikan," kata Elena, matanya waspada, menatap cahaya yang semakin mendekat. "Tapi kita sudah di sini. Tidak ada pilihan lain selain melangkah maju."Ayra menatap ke depan, merasakan seakan dunia di sekitar mereka berhenti sejenak. Semua ketegangan yang mereka rasakan, semua rahasia yang tersembunyi di balik kabut, terasa seperti beban yang harus mereka hadapi satu per satu. Namun, meskipun mereka tahu bahwa ini adalah langkah yang tak bisa ditarik mundur, ada kekuatan yang lebih besar di dalam diri mereka untuk tetap melanjutkan.Dante berja

  • TAKHTA BAYANGAN   Bab 128

    Mereka melangkah dengan hati yang penuh ketegangan, menjauh dari tempat Adrian menghilang ke dalam kabut. Setiap langkah terasa berat, seakan beban yang mereka bawa semakin besar. Ayra, yang berjalan di samping Dante, merasa ketidakpastian melingkupi hatinya. Ke mana mereka sebenarnya menuju? Dan lebih penting lagi, apa yang akan mereka hadapi di depan? "Adrian... mengapa ia kembali sekarang?" Ayra berbisik, suaranya hampir tenggelam dalam gemuruh angin yang berhembus kencang. "Kenapa tidak sebelumnya?" Dante berjalan dengan langkah tegap, meskipun ia pun merasakan kegelisahan yang sama. Ia tahu Adrian tidak pernah datang tanpa tujuan, dan itu yang membuatnya semakin waspada. "Mungkin itu bukan kebetulan," jawab Dante, suaranya tetap tegas meskipun ada keraguan yang menggerayangi pikirannya. "Mungkin ada sesuatu yang lebih besar dari yang kita ketahui." Elena, yang berjalan sedikit lebih jauh di belakang, tiba-tiba berhenti. "Tunggu

  • TAKHTA BAYANGAN   Bab 127

    Suasana malam semakin mencekam, udara dingin menggigit kulit mereka yang terasa lebih sensitif setelah perjalanan panjang yang penuh dengan ketegangan. Langkah-langkah mereka di tengah kabut yang menyelimuti hanya diiringi oleh suara detak jantung yang semakin cepat. Ayra merasa beban yang ada di pundaknya semakin berat. Semakin dekat mereka pada tujuan, semakin jelas bahwa takdir mereka akan segera terungkap, namun apakah itu takdir yang mereka harapkan?"Ayra," suara Dante memecah kesunyian, lembut namun penuh tekanan. "Apa yang kau rasakan sekarang? Kita semakin dekat."Ayra mengangkat wajahnya, matanya penuh pertanyaan. Meski bibirnya ingin berkata sesuatu, kata-kata itu terasa seperti beban yang terlalu berat untuk diungkapkan. Keputusan yang akan mereka buat nanti bukan hanya tentang hubungan mereka, tetapi juga tentang kehidupan mereka, masa depan mereka. Mereka tidak hanya berhadapan dengan pilihan pribadi, tetapi juga dengan sesuatu yang lebih besar,

  • TAKHTA BAYANGAN   Bab 126

    Langkah Dante terasa semakin berat, seolah ada sesuatu yang menahan setiap gerakannya. Udara malam yang dingin menyeruak lewat celah-celah jaketnya, memeluk tubuhnya dengan rasa yang menyusup sampai ke dalam tulang. Jalanan yang mereka lalui semakin sempit, seolah mengarah pada sebuah tempat yang penuh dengan misteri dan ketidakpastian. Kabut tipis yang mulai turun menambah kesan sunyi, menutupi segalanya kecuali langkah-langkah mereka yang semakin terasa berat.Dante menoleh ke belakang, memastikan bahwa Ayra dan Elena masih berada di belakangnya. Mereka berjalan dengan jarak yang sedikit lebih jauh dari biasanya, seolah ketegangan yang ada di udara memisahkan mereka lebih jauh daripada yang sebenarnya. Ayra tampak lebih diam dari biasanya, wajahnya yang biasanya ceria kini diselimuti kekhawatiran yang jelas terlihat. Meskipun ia berusaha menyembunyikan perasaan itu, matanya yang sesekali tertunduk menunjukkan kegelisahan yang sulit ditutupi.Dante merasa beb

  • TAKHTA BAYANGAN   Bab 125

    Matahari pagi memancarkan sinarnya dengan lembut di atas kediaman keluarga Dante. Udara musim semi yang segar membawa keheningan yang menenangkan, tetapi di dalam hati beberapa orang, badai perasaan masih berkecamuk. Ayra duduk di taman belakang rumah, jari-jarinya memetik kelopak bunga melati yang tumbuh di pinggir pagar. Wajahnya terlihat damai, namun sorot matanya memancarkan kebimbangan yang mendalam. Ia masih mengingat percakapan terakhirnya dengan Dante, di mana pria itu mengungkapkan perasaannya. Kebahagiaan yang meluap-luap masih terasa, tetapi bersamanya datang juga beban. Langkah kaki pelan terdengar mendekat. Ayra menoleh dan melihat Elena berdiri di belakangnya. Wajah Elena terlihat tenang, meskipun Ayra tahu ada sesuatu yang berbeda dalam tatapan perempuan itu. "Elena," sapa Ayra, mencoba tersenyum. Elena balas tersenyum dan berjalan mendekat, duduk di bangku yang sama dengan Ayra. “Pagi yang indah,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status