Share

BAB 15

"Penyakit para sopir. Kencing sembarangan!” keluh Adam. Dari sudut matanya, Adam tahu Malika yang baru muncul dari dalam rumahnya turut memperhatikan si Jabrik.

Seperti halnya ia, Malika buru-buru memalingkan muka melihat si Jabrik mulai ancang-ancang membuka celana. Kaum lelaki aja jengah melihat pemandangan itu, apalagi kaum Hawa.

“Mbok sesekali digigit semut atau dipatuk burung gitu, biar kapok,” runtuk Adam sebal. Menatap Malika yang berjalan ke arahnya. Membawa kripik pisang dan tempe masing-masing dua bungkus.

"Boleh dihabiskan kok" kata Malika sembari menaruh kripik di samping nampan. Adam dan kawan-kawan sudah berkumpul dan menikmati kopinya masing-masing.

"Ibu tahu aja kesukaan kita," clemong Arul. Tanpa disuruh kedua kali, anak-anak muda itu berebut mengambil kripik.

Malika hanya tersenyum. Mengambil ketela dan duduk di samping Adam. Kepalanya menunduk, sibuk mengupas kulit ketela. Sesekali menatap ketiga teman Adam yang tak ada habisnya bercerit
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status