Home / Fantasi / TEPI HARAPAN / BAB 2. Kawan Dan Lawan

Share

BAB 2. Kawan Dan Lawan

Author: Hai Irwan
last update Last Updated: 2021-06-16 20:16:42

Setelah menyantap kentang goreng dan setengah iris telur, dengan tergesa Dandi sedikit berlari meninggalkan rumahnya. Ia tidak bisa melewatkan sarapannya, karena ia tak punya cukup uang untuk membeli makanan diluar. Untungnya jarak tempuh dari rumah menuju kampusnya tidak begitu jauh. Ia hafal betul gang-gang yang mengantarnya menuju kampus dengan lebih dekat. Bahkan di sebelahmana ada kubangan yang harus ia hindari pun tak luput dari kamusnya. Namun sayang, sesampainya di gerbang kampus, ia harus menerima sedikit masalah.

"Berhenti kau!!"

Terdengar teriakan seseorang dari seberang jalan masuk. Dandi pun kaget tak karuan sebab sebelumnya ia sengaja memelankan langkahnya untuk memastikan tidak ada penjaga yang melihatnya telat. Dan ia pun berhenti dan sepontan menoleh ke sumber suara.

"Akhh.. sial kau Fer..! Bikin jantungan saja!"

Dengan nada sedikit mengumpat namun tenang Dandi menjawab teriakan orang tersebut. Ia lega karena suara itu berasal dari salah satu temannya.

"Hahaha... Santai bro maaf..maaf.."

Orang itu adalah Fernando, salah satu teman dekat Dandi. Kebetulan mereka teman satu kelas sejak masih SMA dan kini juga masih menjadi satu kelas di fakultasnya. Fernando adalah anak yang baik dan dia berasal dari keluarga yang cukup mampu. Orang tuanya memiliki usaha kain di luar kota yang cukup terkenal berkualitas dan kebanyakan konsumennya berasal dari kalangan elite. Namun begitu Fernando tidak nampak memperlihatkan sifat sombong dan terbukti ia mau bersahabat dengan Dandi.

"Begadang lagi ya? Jam segini baru datang.." tanya Fernando sambil menghampiri Dandi.

"Iya Fer, biasa kerjaan sampingan. Tapi maaf Fer aku harus buru - buru mengantarnya pada...."

Sambil berlari pelan Dandi berteriak meninggalkan sahabatnya.

"Dasar si Dandi, mengantar pada siapa tadi aku belum dengar malah sudah lari saja" Fernando berbicara sendiri sambil menggelengkan kepalanya. Namun dia memahami situasi tersebut. Dia mengenal Dandi jauh lebih baik dibandingkan mahasiswa yang lain. Sampai-sampai banyak yang menganggap mereka sodara sekandung.

Setelah sampai di belakang gedung pertemuan, tempat dimana Dandi bersepakat bertemu dengan mahasiswa - mahasiswa yang meminta Dandi mengerjakan tugas mereka, situasi berubah tidak mengenakkan. Ada lima orang yang sudah menunggu Dandi dengan raut muka marah dan jengkel. Salah satu pria yang berambut kecoklatan dan berpenampilan begitu maskulin itu membuka obrolan.

"Kau sungguh berani ya anak miskin!"

Dengan nada datar dan dingin pria itu berkata pada Dandi. Dandi paham situasinya pasti akan begini karena dia terlambat. 

"Sudah.. cepat kita kasih dia pelajaran bro!" Seseorang yang ada disamping kiri menimpalinya.

"Iya Juan, mending kita hajar ini bocah. Gara - gara dia telat kita jadi dihukum rektor" seseorang lagi menambah suasana memanas dengan celotehannya. Dan dua orang lainnya hanya menyaksikan dengan senyum licik.

Sambil terbata - bata Dandi menjawab lirih.

"Ma..Maafkan aku.. aku terlambat ka.."

Belum sempat selesai berbicara tiba - tiba pukulan keras mendarat di perut Dandi. Ternyata pria yang bernama Juan tadi menyerang Dandi.

"Ughh.." Dandi melenguh kesakitan dan tubuhnya membungkuk sambil mendekap perutnya. Belum selesai sampai disitu teman-teman Juan ikut menjatuhkan pukulan dan tendangan ke tubuh Dandi. Hingga akhirnya Dandi pun terjatuh dan terkulai lemas di tanah. 

"Makanya jangan berani main-main sama kami" salah seorang berteriak dengan nada menindas.

"Ambil tasnya..!" Juan memerintahkan Roy yang berdiri di belakang tubuh Dandi untuk mengambil tas dan tugas yang mereka butuhkan. Juan adalah mahasiswa yang sangat disegani oleh mahasiswa lainnya karena kekayaan keluarganya yang bisa dibilang sangat kaya. Ayahnya adalah pengelola empat puluh persen saham Guardian Hotel. Satu-satunya Hotel bintang enam di ibukota. Dan ibunya memiliki banyak usaha dibidang kecantikan yang tersebar diberbagai kota.

"Hey ada apa ini!!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • TEPI HARAPAN   Bab. 22

    "Tenanglah Ron, beristirahatlah. Beruntung kau masih selamat dan berhasil sampai disini." Dandi menenangkan Ron, setelah mengalami kejadian-kejadian sebelumnya temperamennya menjadi lebih tenang karena terbiasa. Melihat kondisi Ron yang sangat lemah, ia mengurungkan untuk bercerita tentang pengelihatan yang tadi ia alami."Baiklah, kita istirahat dulu untuk malam ini. Aku yakin besok akan ada hal baik yang menanti kita." Dandi menatap Ron dengan penuh keyakinan dan bergegas dari duduknya dan berjalan mengunci pintu."Tapi... Dimana Yuli?" Ron bertanya dengan cemas, karena melihat kondisi rumah Dandi yang berantakan dan sedari tadi ia tidak melihat keberadaan Yuli, ibu Dandi.Dandi tidak menjawab hanya menarik nafas panjang lalu menggelengkan kepalanya. Ron langsung tercengang dan menggertakkan giginya. Mengerti bahwa kelompok Hodes telah menculik Yuli.Malam pun berlalu, dua pria itu tertidur lelap. Menjelang pagi, Dandi beranjak dari tempat i

  • TEPI HARAPAN   Bab 21

    "Terimakasih Ren, tapi mengapa kamu datang kesini?" Rena meletakkan ponselnya dan berpaling ke arah Dandi. "Aku hanya kebetulan lewat, dan aku melihat lampu di rumah mu masih padam tapi pintunya terbuka, jadi aku berinisiatif memeriksa apa yang terjadi. Dan setelah aku masuk, aku melihatmu terbaring dilantai." Rena sedikit mengerutkan keningnya saat berbicara penuh prihatin. Dandi mengangguk sambil tersenyum lalu menambahkan. "Jadi begitu, sebenarnya aku juga baru pulang dan saat aku datang kondisi rumahku sudah seperti ini, dan sayangnya aku tidak bisa menemukan ibuku." Dandi menundukkan kepala diakhir kalimatnya. "Jadi bibi Yuli tidak ada di rumah? Lalu kemana kita harus mencarinya? Ini sudah malam." Rena langsung menjadi cemas usai mengetahui bahwa ibu Dandi tidak ada di rumah, sementara kondisi rumah saat ini berantakan. Rena khawatir hal buruk terjadi menimpa ibu Dandi. Dandi bangkit dari tempat duduknya, ia melihat sekeliling ruangan dan berkata

  • TEPI HARAPAN   Bab 20.

    Sekitar pukul enam petang Dandi sampai dirumahnya. Namun ia dibuat terkejut oleh pemandangan pintu rumah yang jebol dan jendela yang pecah. Ia segera berlari masuk kedalam rumah untuk mencari ibunya. Ia terus meneriaki ibunya dan berlarian kesetiap ruangan hanya untuk mendatapi ibunya tidak ada dirumah. Dengan seisi rumah yang berantakan, Dandi berfikir apa yang terjadi sebelum ia pulang, dan dimana ibunya kini.Ditengah keputusasaannya ia melihat sebuah buku catatan yang tergeletak dilantai kamar ibunya. Perlahan ia mendekatinya, disana ia melihat nama Dani Crustave tertulis disampul buku catatan itu. Ia membuka halaman demi halaman buku catatan itu. Yang membuatnya heran adalah didalam buku itu tergambar simbol-simbol dan coretan-coretan acak, namun meski terlihat acak Dandi merasa tidak asing dengan hal itu.Dandi seperti teringat sesuatu hal dimasa lalu. Saat itu ayahnya bermain detektif bersamanya dan memberinya rumus yang mengartikan makna tulisan yang mirip core

  • TEPI HARAPAN   Bab 19

    "kurasa itu adalah sebuah petunjuk yang harus kau pecahkan." Ron menjawab dengan menolehkan pandangannya kearah dinding, dimana foto lama Dani tergantung disana.Tiba-tiba suara bergemuruh terdengar, dan lampion yang tergantung mulai bergetar. Dandi dan teman-temannya mulai khawatir dengan kondisi tersebut. Ron seolah mengerti apa yang terjadi hanya bertukar pandang dengan Lily dan diikuti anggukan bersamaan."Apa yang terjadi?" Fernando berteriak karenan sedikit panik, ia merasa ada yang tidak beres saat itu. Seketika pula terdengar dentuman keras dari pintu batu seperti ada sesuatu yang memaksanya untuk terbuka. Namun Lily mengatakan kalimat yang tidak mereka duga."Kami gantungkan masa depan suku Tandero kepadamu Dandi." Dengan menatap lurus kemata Dandi penuh harap. "Aku akan menahan mereka selagi bisa, dan cepat kalian pergi sekarang!" Lily mulai mengambil langkah maju dan membelakangi Dandi dan teman-temannya."Jangan lupakan aku nona, para an

  • TEPI HARAPAN   Bab 18.

    "lalu mengapa kau mengatakan bahwa aku keturunan suku Tandero?" Dandi menyela percakapan. Lily menatap Dandi dan menarik nafas panjang. "Huft.. paman Dani adalah putra tertua kakekku. Dia berdarah suku Tandero." Setelah mendengar ucapan Lily, Dandi langsung terbelalak kaget. Ternyata latar belakang pria itu tidak sesederhana kelihatannya. Lily melanjutkan ceritanya, dia mengatakan bahwa dalam kitab lama suku Tandero terdapat kekuatan yang jauh lebih besar dari Liontin Langit Bumi. Kekuatan itu berasal dari ikatan hati dan darah dua keyakinan yang berbeda. Dahulu, Dani adalah pria yang dikenal jenius dan pemberani. Sebagai putra tertua dalam keluarga, ia memegang peran penting untuk melindungi martabat keluarga dan melindungi adik-adiknya. Suatu hari ia jatuh cinta dengan seorang gadis dari suku Flon. Namun suku Tandero dengan suku Flon adalah musuh bebuyutan sejak nenek moyang kami. Kedua belah pihak suku tentu tidak merestui hubungan mereka, mengingat tulisan dalam

  • TEPI HARAPAN   Bab 17.

    Mereka langsung disambut dengan lampu minyak besar yang tergantung ditengah ruangan. Terdapat empat obor api yang berwarna biru di setiap sudut ruangan. Mereka dapat melihat dengan jelas dan detail relief disetiap permukaan dinding. Brian yang tadinya masih merasa pusing karena mabuk kendaraan seketika langsung merasa bugar karena tidak sengaja menghirup asap dupa yang diletakkan di kanan kiri pintu masuk."Ruangan apa ini sebenarnya? Mengapa terdapat barang-barang antik yang terlihat cukup bersejarah." Fernando bertanya sambil melangkah mendekati sepasang pedang yang tergantung di dinding. Pandangannya terpaku ke arah kedua pedang itu."Ini adalah ruangan persembunyian milik keluargaku. Setelah bencana terjadi kami mengasingkan diri disini." Jawab Lily sambil sedikit menundukkan kepalanya."Bencana? Apa maksudmu Lily?" Fernando semakin terheran-heran.Kemudian Lily membimbing mereka berjalan ke arah cawan emas yang dihiasi batu mulia. Cawan itu diletakka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status