Home / Fantasi / TEPI HARAPAN / Bab 3. Bercahaya Dalam Gelap

Share

Bab 3. Bercahaya Dalam Gelap

Author: Hai Irwan
last update Last Updated: 2021-06-17 13:54:28

Semua yang berada di sana serentak menoleh. Dan ternyata itu adalah suara dari seorang gadis yang tidak asing bagi Juan. Leona adalah nama gadis itu. Ia adalah primadona kampus, bahkan Juan mengincarnya untuk menjadikannya pacar. Namun bukan hal mudah bagi Juan, karena Leona berbeda dengan gadis lainnya yang mudah luluh hanya oleh uang dan kemewahan. Muncul rencana licik dari Juan untuk mengambil hati Leona.

"Ohh kawan.. siapa yang tega melakukan ini padamu?"

Dan seketika teman-teman Juan yang mengelilingi Dandi yang terkapar terkejut atas ucapan Juan. Dan tanpa ragu Juan berusaha merangkul Dandi dan membantunya berdiri. Rendi salah satu teman Juan yang mengerti apa maksud semua itu, ia ikut masuk dalam permainan Juan.

"Astaga, untung ada Juan dan kami disini. Ayo biar kami bantu" sambil tersenyum licik ke arah Juan. Dan Juan menganggukkan kepalanya.

Dandi yang masih menahan sakit di tubuhnya hanya meringis kesakitan dan tak menjawab perkataan Juan. Namun dia juga mendengar suara teriakan seorang gadis tadi dan dia mencoba membuka matanya untuk memastikan siapa gadis itu. Namun yang terlihat bukan hanya satu orang, ada tiga gadis disana. Dandi langsung mengenali siapa gadis tersebut. Siapa yang tak kenal dengan bintangnya kampus, orang sekutu buku apapun pasti tahu.

"Astaga! Apa yang terjadi padanya? Apa dia baik-baik saja?"

Tanya Leona dengan nada cemas dan lembut. Gadis itu memang selain terkenal karena kecantikannya juga karena kebaikan hatinya. Leona tidak memilih-milih teman, entah itu dari kalangan keluarga kaya ataupun miskin dia akan tetap bersimpati jika orang itu memiliki budi pekerti yang baik. Maka tak heran ia memiliki banyak teman di sekelilingnya. 

Tak mau kehilangan kesempatan, Juan melanjutkan dramanya di depan Leona.

"Entahlah, kami juga baru saja tiba disini. Dan kami lihat anak ini sudah tergeletak lemas." Dengan raut muka iba Juan berusaha menjelaskan apa yang terjadi. Tentu saja itu raut muka yang penuh kepalsuan belaka.

"Ohh itu Dandi, teman dekat si Fernando" salah satu teman Leona menegaskan. Anggi namanya.

"Siapa yang melakukan ini padamu Dandi? Mengapa kamu sampai terlibat dalam perkelahian?" Tanya Leona penasaran.

Sambil sedikit menoleh ke arah Juan, Dandi berfikir. Apa sebenarnya rencana Juan ini bisa-bisanya dia bersandiwara didepan Leona. Sekilas Dandi teringat, cerita Fernando bahwa Juan sempat mengajak Leona kencan. Namun Leona menolak karena Leona tau seperti apa sebenarnya watak si Juan. Ingin rasanya Dandi mengungkap fakta bahwa Juan lah yang melakukan ini padanya. Namun sedetik kemudia Juan sedikit mencengkeram lengan Dandi sambil berkata.

"Iya bro Dandi siapa yang melakukan ini padamu? Katakanlah, agar nanti kuberi pelajaran orangnya" sambil menatap sengit kepada Dandi, seolah mengancam Dandi untuk tidak berkata jujur.

"Aa.. aku tadi tidak sengaja menabrak seseorang disini, karena aku sedang terburu-buru aku kurang memperhatikan sekitar. Dan sialnya orang yang aku tabrak ternyata baru bertengkar dengan pacarnya. Lantas dia marah besar dan melampiaskannya padaku. Sungguh ini kesalahanku" dengan mengarang cerita Dandi mencoba menjelaskan apa yang terjadi padanya. 

"Kau tidak mengenali orang itu? Biar aku hajar balik dia!" Tanya Juan menegaskan bahwa dia bermaksud bersungguh-sungguh membantu Dandi di depan Leona.

"A..aku tidak mengenalnya sama sekali" jawab Dandi pelan sambil menahan takut dan membayangkan apa jadinya nanti jika ia berkata jujur, mungkin Juan akan lebih menyakitinya.

"Maaf jika membuat kalian khawatir, aku tidak apa-apa. Terimakasih atas bantuannya Juan" Dandi berusaha berdiri tegak dan merapikan rambut dan pakaiannya.

"Ohh.. begitu, lain kali hati-hati ya" kata Leona sambil tersenyum manis.

Juan malah kesal, kenapa Leona justru memperhatikan Dandi, seharusnya ia kagum dan bersimpati atas kepedulian Juan terhadap Dandi. Tak ingin kehilangan muka, Juan mengalihkan pembicaraan

 "Leona, sungguh baik hati dirimu, hingga sangat peduli pada orang yang baru kamu temui. kenapa kita tidak pergi makan siang bersama. Toh Dandi bilang dia sudah tidak apa-apa sekarang. Aku traktir kalian semua" dengan nada kesombongan Juan mencoba merayu Leona untuk makan siang.

"Wahh ide bagus!" Seru Anggi bersemangat, dia melihat Juan adalah pria yang tampan, populer dan tentu saja kaya raya. Gadis mana yang tidak ingin dekat dengannya.

"Iya betul, ayo Leona pasti akan lebih menyenangkan jika kita makan siang bersama" ajak Rachael sambil menarik tangan Leona.

"Emmm.. oke" Leona menjawab tanda menerima ajakan Juan. Leona sendiri sebetulnya juga memandang Juan pria yang tampan berpenampilan elegan juga kaya, namun dia mengenal Juan sebagai pria yang sombong dan sering mengintimidasi mahasiswa yang tidak ia suka. Dan saat ini sebenarnya ia sedikit merasa ada kejanggalan, mengapa si Juan sangat peduli dengan Dandi yang sama sekali bukan temannya. 'ah mungkin ada kalanya manusia itu berubah' batin Leona.

"Baik ayo kita berangkat" Juan berseru penuh kepuasan, karena berhasil mendapat muka didepan Leona. Dan terbukti Leona mau menerima ajakannya untuk makan siang

"Eh, kamu tidak usah ikut, sebaiknya kamu obati lukamu dulu" kata Roy yang menghentikan langkah Dandi.

"Oh iya betul, sebaiknya begitu, takutnya ada luka dalam yang bisa menjadi buruk jika tidak segera kamu obati" Anggi yang merasa keberadaan Dandi yang berantakan akan merusak keseruan acara makan siang merekapun ikut menimpalinya. 

"Ohh.. betul juga, aku akan pergi keruang kesehatan saja" dengan sedikit rasa kecewa Dandi menjawabnya, dia sadar keberadaannya sangat tidak diinginkan.

Sambil menurunkan alisnya Leona berkata "Ya, jika itu lebih baik. Mau bagaimana lagi. Segeralah obati lukamu Dandi"

Rombongan itu pun berlalu meninggalkan Dandi yang masih memegangi pipinya yang memar karena pukulan Juan dan teman - temannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • TEPI HARAPAN   Bab. 22

    "Tenanglah Ron, beristirahatlah. Beruntung kau masih selamat dan berhasil sampai disini." Dandi menenangkan Ron, setelah mengalami kejadian-kejadian sebelumnya temperamennya menjadi lebih tenang karena terbiasa. Melihat kondisi Ron yang sangat lemah, ia mengurungkan untuk bercerita tentang pengelihatan yang tadi ia alami."Baiklah, kita istirahat dulu untuk malam ini. Aku yakin besok akan ada hal baik yang menanti kita." Dandi menatap Ron dengan penuh keyakinan dan bergegas dari duduknya dan berjalan mengunci pintu."Tapi... Dimana Yuli?" Ron bertanya dengan cemas, karena melihat kondisi rumah Dandi yang berantakan dan sedari tadi ia tidak melihat keberadaan Yuli, ibu Dandi.Dandi tidak menjawab hanya menarik nafas panjang lalu menggelengkan kepalanya. Ron langsung tercengang dan menggertakkan giginya. Mengerti bahwa kelompok Hodes telah menculik Yuli.Malam pun berlalu, dua pria itu tertidur lelap. Menjelang pagi, Dandi beranjak dari tempat i

  • TEPI HARAPAN   Bab 21

    "Terimakasih Ren, tapi mengapa kamu datang kesini?" Rena meletakkan ponselnya dan berpaling ke arah Dandi. "Aku hanya kebetulan lewat, dan aku melihat lampu di rumah mu masih padam tapi pintunya terbuka, jadi aku berinisiatif memeriksa apa yang terjadi. Dan setelah aku masuk, aku melihatmu terbaring dilantai." Rena sedikit mengerutkan keningnya saat berbicara penuh prihatin. Dandi mengangguk sambil tersenyum lalu menambahkan. "Jadi begitu, sebenarnya aku juga baru pulang dan saat aku datang kondisi rumahku sudah seperti ini, dan sayangnya aku tidak bisa menemukan ibuku." Dandi menundukkan kepala diakhir kalimatnya. "Jadi bibi Yuli tidak ada di rumah? Lalu kemana kita harus mencarinya? Ini sudah malam." Rena langsung menjadi cemas usai mengetahui bahwa ibu Dandi tidak ada di rumah, sementara kondisi rumah saat ini berantakan. Rena khawatir hal buruk terjadi menimpa ibu Dandi. Dandi bangkit dari tempat duduknya, ia melihat sekeliling ruangan dan berkata

  • TEPI HARAPAN   Bab 20.

    Sekitar pukul enam petang Dandi sampai dirumahnya. Namun ia dibuat terkejut oleh pemandangan pintu rumah yang jebol dan jendela yang pecah. Ia segera berlari masuk kedalam rumah untuk mencari ibunya. Ia terus meneriaki ibunya dan berlarian kesetiap ruangan hanya untuk mendatapi ibunya tidak ada dirumah. Dengan seisi rumah yang berantakan, Dandi berfikir apa yang terjadi sebelum ia pulang, dan dimana ibunya kini.Ditengah keputusasaannya ia melihat sebuah buku catatan yang tergeletak dilantai kamar ibunya. Perlahan ia mendekatinya, disana ia melihat nama Dani Crustave tertulis disampul buku catatan itu. Ia membuka halaman demi halaman buku catatan itu. Yang membuatnya heran adalah didalam buku itu tergambar simbol-simbol dan coretan-coretan acak, namun meski terlihat acak Dandi merasa tidak asing dengan hal itu.Dandi seperti teringat sesuatu hal dimasa lalu. Saat itu ayahnya bermain detektif bersamanya dan memberinya rumus yang mengartikan makna tulisan yang mirip core

  • TEPI HARAPAN   Bab 19

    "kurasa itu adalah sebuah petunjuk yang harus kau pecahkan." Ron menjawab dengan menolehkan pandangannya kearah dinding, dimana foto lama Dani tergantung disana.Tiba-tiba suara bergemuruh terdengar, dan lampion yang tergantung mulai bergetar. Dandi dan teman-temannya mulai khawatir dengan kondisi tersebut. Ron seolah mengerti apa yang terjadi hanya bertukar pandang dengan Lily dan diikuti anggukan bersamaan."Apa yang terjadi?" Fernando berteriak karenan sedikit panik, ia merasa ada yang tidak beres saat itu. Seketika pula terdengar dentuman keras dari pintu batu seperti ada sesuatu yang memaksanya untuk terbuka. Namun Lily mengatakan kalimat yang tidak mereka duga."Kami gantungkan masa depan suku Tandero kepadamu Dandi." Dengan menatap lurus kemata Dandi penuh harap. "Aku akan menahan mereka selagi bisa, dan cepat kalian pergi sekarang!" Lily mulai mengambil langkah maju dan membelakangi Dandi dan teman-temannya."Jangan lupakan aku nona, para an

  • TEPI HARAPAN   Bab 18.

    "lalu mengapa kau mengatakan bahwa aku keturunan suku Tandero?" Dandi menyela percakapan. Lily menatap Dandi dan menarik nafas panjang. "Huft.. paman Dani adalah putra tertua kakekku. Dia berdarah suku Tandero." Setelah mendengar ucapan Lily, Dandi langsung terbelalak kaget. Ternyata latar belakang pria itu tidak sesederhana kelihatannya. Lily melanjutkan ceritanya, dia mengatakan bahwa dalam kitab lama suku Tandero terdapat kekuatan yang jauh lebih besar dari Liontin Langit Bumi. Kekuatan itu berasal dari ikatan hati dan darah dua keyakinan yang berbeda. Dahulu, Dani adalah pria yang dikenal jenius dan pemberani. Sebagai putra tertua dalam keluarga, ia memegang peran penting untuk melindungi martabat keluarga dan melindungi adik-adiknya. Suatu hari ia jatuh cinta dengan seorang gadis dari suku Flon. Namun suku Tandero dengan suku Flon adalah musuh bebuyutan sejak nenek moyang kami. Kedua belah pihak suku tentu tidak merestui hubungan mereka, mengingat tulisan dalam

  • TEPI HARAPAN   Bab 17.

    Mereka langsung disambut dengan lampu minyak besar yang tergantung ditengah ruangan. Terdapat empat obor api yang berwarna biru di setiap sudut ruangan. Mereka dapat melihat dengan jelas dan detail relief disetiap permukaan dinding. Brian yang tadinya masih merasa pusing karena mabuk kendaraan seketika langsung merasa bugar karena tidak sengaja menghirup asap dupa yang diletakkan di kanan kiri pintu masuk."Ruangan apa ini sebenarnya? Mengapa terdapat barang-barang antik yang terlihat cukup bersejarah." Fernando bertanya sambil melangkah mendekati sepasang pedang yang tergantung di dinding. Pandangannya terpaku ke arah kedua pedang itu."Ini adalah ruangan persembunyian milik keluargaku. Setelah bencana terjadi kami mengasingkan diri disini." Jawab Lily sambil sedikit menundukkan kepalanya."Bencana? Apa maksudmu Lily?" Fernando semakin terheran-heran.Kemudian Lily membimbing mereka berjalan ke arah cawan emas yang dihiasi batu mulia. Cawan itu diletakka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status