Share

Bab 3. Bercahaya Dalam Gelap

Semua yang berada di sana serentak menoleh. Dan ternyata itu adalah suara dari seorang gadis yang tidak asing bagi Juan. Leona adalah nama gadis itu. Ia adalah primadona kampus, bahkan Juan mengincarnya untuk menjadikannya pacar. Namun bukan hal mudah bagi Juan, karena Leona berbeda dengan gadis lainnya yang mudah luluh hanya oleh uang dan kemewahan. Muncul rencana licik dari Juan untuk mengambil hati Leona.

"Ohh kawan.. siapa yang tega melakukan ini padamu?"

Dan seketika teman-teman Juan yang mengelilingi Dandi yang terkapar terkejut atas ucapan Juan. Dan tanpa ragu Juan berusaha merangkul Dandi dan membantunya berdiri. Rendi salah satu teman Juan yang mengerti apa maksud semua itu, ia ikut masuk dalam permainan Juan.

"Astaga, untung ada Juan dan kami disini. Ayo biar kami bantu" sambil tersenyum licik ke arah Juan. Dan Juan menganggukkan kepalanya.

Dandi yang masih menahan sakit di tubuhnya hanya meringis kesakitan dan tak menjawab perkataan Juan. Namun dia juga mendengar suara teriakan seorang gadis tadi dan dia mencoba membuka matanya untuk memastikan siapa gadis itu. Namun yang terlihat bukan hanya satu orang, ada tiga gadis disana. Dandi langsung mengenali siapa gadis tersebut. Siapa yang tak kenal dengan bintangnya kampus, orang sekutu buku apapun pasti tahu.

"Astaga! Apa yang terjadi padanya? Apa dia baik-baik saja?"

Tanya Leona dengan nada cemas dan lembut. Gadis itu memang selain terkenal karena kecantikannya juga karena kebaikan hatinya. Leona tidak memilih-milih teman, entah itu dari kalangan keluarga kaya ataupun miskin dia akan tetap bersimpati jika orang itu memiliki budi pekerti yang baik. Maka tak heran ia memiliki banyak teman di sekelilingnya. 

Tak mau kehilangan kesempatan, Juan melanjutkan dramanya di depan Leona.

"Entahlah, kami juga baru saja tiba disini. Dan kami lihat anak ini sudah tergeletak lemas." Dengan raut muka iba Juan berusaha menjelaskan apa yang terjadi. Tentu saja itu raut muka yang penuh kepalsuan belaka.

"Ohh itu Dandi, teman dekat si Fernando" salah satu teman Leona menegaskan. Anggi namanya.

"Siapa yang melakukan ini padamu Dandi? Mengapa kamu sampai terlibat dalam perkelahian?" Tanya Leona penasaran.

Sambil sedikit menoleh ke arah Juan, Dandi berfikir. Apa sebenarnya rencana Juan ini bisa-bisanya dia bersandiwara didepan Leona. Sekilas Dandi teringat, cerita Fernando bahwa Juan sempat mengajak Leona kencan. Namun Leona menolak karena Leona tau seperti apa sebenarnya watak si Juan. Ingin rasanya Dandi mengungkap fakta bahwa Juan lah yang melakukan ini padanya. Namun sedetik kemudia Juan sedikit mencengkeram lengan Dandi sambil berkata.

"Iya bro Dandi siapa yang melakukan ini padamu? Katakanlah, agar nanti kuberi pelajaran orangnya" sambil menatap sengit kepada Dandi, seolah mengancam Dandi untuk tidak berkata jujur.

"Aa.. aku tadi tidak sengaja menabrak seseorang disini, karena aku sedang terburu-buru aku kurang memperhatikan sekitar. Dan sialnya orang yang aku tabrak ternyata baru bertengkar dengan pacarnya. Lantas dia marah besar dan melampiaskannya padaku. Sungguh ini kesalahanku" dengan mengarang cerita Dandi mencoba menjelaskan apa yang terjadi padanya. 

"Kau tidak mengenali orang itu? Biar aku hajar balik dia!" Tanya Juan menegaskan bahwa dia bermaksud bersungguh-sungguh membantu Dandi di depan Leona.

"A..aku tidak mengenalnya sama sekali" jawab Dandi pelan sambil menahan takut dan membayangkan apa jadinya nanti jika ia berkata jujur, mungkin Juan akan lebih menyakitinya.

"Maaf jika membuat kalian khawatir, aku tidak apa-apa. Terimakasih atas bantuannya Juan" Dandi berusaha berdiri tegak dan merapikan rambut dan pakaiannya.

"Ohh.. begitu, lain kali hati-hati ya" kata Leona sambil tersenyum manis.

Juan malah kesal, kenapa Leona justru memperhatikan Dandi, seharusnya ia kagum dan bersimpati atas kepedulian Juan terhadap Dandi. Tak ingin kehilangan muka, Juan mengalihkan pembicaraan

 "Leona, sungguh baik hati dirimu, hingga sangat peduli pada orang yang baru kamu temui. kenapa kita tidak pergi makan siang bersama. Toh Dandi bilang dia sudah tidak apa-apa sekarang. Aku traktir kalian semua" dengan nada kesombongan Juan mencoba merayu Leona untuk makan siang.

"Wahh ide bagus!" Seru Anggi bersemangat, dia melihat Juan adalah pria yang tampan, populer dan tentu saja kaya raya. Gadis mana yang tidak ingin dekat dengannya.

"Iya betul, ayo Leona pasti akan lebih menyenangkan jika kita makan siang bersama" ajak Rachael sambil menarik tangan Leona.

"Emmm.. oke" Leona menjawab tanda menerima ajakan Juan. Leona sendiri sebetulnya juga memandang Juan pria yang tampan berpenampilan elegan juga kaya, namun dia mengenal Juan sebagai pria yang sombong dan sering mengintimidasi mahasiswa yang tidak ia suka. Dan saat ini sebenarnya ia sedikit merasa ada kejanggalan, mengapa si Juan sangat peduli dengan Dandi yang sama sekali bukan temannya. 'ah mungkin ada kalanya manusia itu berubah' batin Leona.

"Baik ayo kita berangkat" Juan berseru penuh kepuasan, karena berhasil mendapat muka didepan Leona. Dan terbukti Leona mau menerima ajakannya untuk makan siang

"Eh, kamu tidak usah ikut, sebaiknya kamu obati lukamu dulu" kata Roy yang menghentikan langkah Dandi.

"Oh iya betul, sebaiknya begitu, takutnya ada luka dalam yang bisa menjadi buruk jika tidak segera kamu obati" Anggi yang merasa keberadaan Dandi yang berantakan akan merusak keseruan acara makan siang merekapun ikut menimpalinya. 

"Ohh.. betul juga, aku akan pergi keruang kesehatan saja" dengan sedikit rasa kecewa Dandi menjawabnya, dia sadar keberadaannya sangat tidak diinginkan.

Sambil menurunkan alisnya Leona berkata "Ya, jika itu lebih baik. Mau bagaimana lagi. Segeralah obati lukamu Dandi"

Rombongan itu pun berlalu meninggalkan Dandi yang masih memegangi pipinya yang memar karena pukulan Juan dan teman - temannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status