ホーム / Romansa / TERAPIS MUDA SANG NYONYA / DIAM-DIAM BERTEMU SELINA

共有

DIAM-DIAM BERTEMU SELINA

作者: Agus Irawan
last update 最終更新日: 2023-09-02 12:30:22

'Aku membutuhkan Teman curhat, apa kau mau mendengarkan curhatan aku Roman?'

Kalimat pesan itu masih dibaca olehnya, setelahnya ia bangkit mengetik pesan balasan.

'Tentu saja bisa, apa kau inginkan aku menemuimu?'

Roman bertukar pesan dengan Selina, calon anak tirinya itu.

TING.

Pesan balasan dari Selina kembali datang padanya.

'Ya, jika kau bisa aku ingin bertemu,'

Roman lantas segera membalasnya lagi, 'Kalau begitu kita akan bertemu di Cafetaria dekat tempat tinggalmu,'

'Baiklah,' balas Selina dari seberang sana.

Setelah mendapat balasan Roman lantas bersiap pergi, mengganti pakaian layaknya akan bertemu kekasih. Kendati demikian cintanya hanya Silvia bukan yang lain.

"Tan," Roman mencari Silvia, tidak lupa ia meminta izin darinya. Tapi, Silvia tidak ditemukan di mana pun sehingga ia pergi tanpa sepengetahuan Silvia.

Sementara di seberang sana, tepatnya di sebuah Cafetaria yang di
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター

最新チャプター

  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   Hari Pernikahan

    "Tapi... restu Kakek adalah segalanya bagiku," suara Roman bergetar, menahan emosi. "Aku ingin membangun keluarga dengan keyakinan bahwa aku tidak mengkhianati harapan Kakek. Silvia... dia mungkin belum sempurna di mata Kakek, tapi aku percaya, bersama aku, dia akan menjadi lebih baik." Rezenzo menghela napas panjang. Matanya menatap dalam ke arah cucunya, mencoba membaca ketulusan di balik sorot mata Roman. Rezenzo menunduk sejenak. Hening menyelimuti ruangan, hanya suara detak jam tua yang terdengar samar. Perlahan, ia mengangkat pandangannya, menatap wajah cucunya yang penuh harap. "Aku... tidak buta terhadap perasaanmu, Roman," ucapnya pelan. "Dan aku tahu, jika kau sudah berbicara sejauh ini, itu berarti kau benar-benar serius." Ia mengalihkan pandangannya ke jendela, melihat hujan gerimis yang mulai turun. "Aku hanya takut kau akan terluka. Tapi mungkin... mungkin aku juga harus belajar percaya. Percaya bahwa kau bisa membuat keputusan yang benar." Roman hampir tak p

  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   JATUHNYA FRED

    "Kalian akan menerima balasannya, aku tidak akan pernah bisa menerima semua ini!" Fred mengumpat. Roman beralih menatap wajah pesaingnya, "Oh ya? Kalau begitu aku tunggu!" dengan nada mencemooh. Fred kesal dan berusaha memukul, tapi di cegah oleh anak buah Roman. "Jangan sentuh Tuan kami, ayo cepat pergi!" salah seorang anak buah Roman mengusir paksa Fred keluar dari gedung perusahaannya sendiri. "Brengsek!" Fred berjalan dengan diseret oleh sekuriti dan anak buah Roman, sementara Shania hanya bisa mengikuti papanya dari belakang. Shania tidak banyak bertingkah, saat ini ia berusaha mencari aman supaya Roman tidak bertambah membencinya. "Pergi kalian jangan pernah menginjakan kaki di perusahaan ini lagi!" seorang pria yang bertugas mendampingi Roman berkata dengan angkuh terhadap Fred dan Shania. Dian kini merasa bahagia, akhirnya perusahaan yang di bangun oleh kedua orangtuanya kini kembali ke tangannya, Dian tersenyum dan berkata dalam hati. 'Ibu... aku telah membalas

  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   PERTEMUAN SANIA DAN DIAN

    "Daddy akan secepatnya mengabulkan permintaanmu Nak, tenang saja," Fred merangkul putrinya berusaha menenangkan Sania agar tidak menangis lagi. Dalam hati Sania berbicara, "Yes semoga kali ini Daddy benar-benar mengabulkannya," Lalu ia mengusap air mata kepura-puraannya, "Baiklah Dad's terima kasih, kalau begitu aku pergi dulu ya," pintanya. "Ya sayang..." Sejak pertama kedua ayah dan anak itu sedang berbicara, Dian diam-diam mengamati percakapan mereka ia tahu apa yang harus ia lakukan kali ini. "Nona kau sedang apa di sini?" tanya Antonio yang tiba-tiba saja muncul tanpa ia sadari. "Astaga Pak Anton, kamu membuatku kaget saja. Ada apa Pak?" Antonio gugup pada saat itu, lantaran jarak wajahnya dengan wajah perempuan di depannya terasa sangat dekat sekali. "A-aku..." "Baiklah kalau kau tidak mau bicara, aku pergi!" dengan cepat Dian pergi demi menghindari Antonio. "Nona Dian aku..." ucapan pria itu kembali terpotong, ia hanya berdiri di depan Dian. Dian menggelen

  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   MEMBUJUK SANG KAKEK

    Langkah Silvia terhenti ketika mendengar suara lantang dari pria yang tidak lagi muda, dan tidak mengharapkan kedatangannya. "Kakek, aku datang..." "Diam Roman! Bawa pergi Wanita ini, aku tidak mau ditemui kau dengan dia!" Rezenzo memotong ucapan Roman. Mata Silvia terlihat berkaca-kaca, ia merasa sedih karena kehadirannya tidak di harapkan. Ia berniat kembali tapi dihentikan oleh Roman. "Tidak Silvia, kau jangan pergi!" larang pria itu. "Tapi aku tidak di harapkan di sini Rom, untuk apa aku berada di sini," lirihnya. "Ya bagus kau tahu diri," Rezenzo mengumpat. Akan tetapi Roman tetap memegang erat tangan perempuan yang ia cintai dan tidak membiarkannya pergi. "Roman aku," "Sstt sudahlah! Jangan bicara lagi, tetaplah di sini bersamaku," Meski dengan enggan Silvia menuruti permintaan kekasihnya, walaupun Rezenzo tidak menyukai keberadaan dirinya di sana. "Kalian pergi! Aku tidak ingin melihat kalian di sini!" usir pria yang tidak lagi muda itu. Namun, kali ini Sil

  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   DINAMIKA KEHIDUPAN

    Sorot mata Silvia semakin tajam ketika melihat Fred dan Selena bertengkar di hadapannya, pasalnya ia meminta bertemu dengan Fred bukan ingin melihat pertengkaran mereka tapi ingin menuntut Fred mengakui di hadapan publik kalau sebenarnya mereka telah bercerai jauh sebelum ia mengenal cucu pengusaha terkenal kaya raya itu. "Hentikan!!!" Silvia berteriak demi menghentikan pertengkaran di antara mereka. "Kedatanganku kemari bukan untuk melihat perkelahian kalian, aku hanya minta kau klarifikasi di depan publik!" tukasnya geram. Namun, permohonan Silvia mendapatkan penolakan. Karena Fred bersikukuh masih ingin Silvia kembali seperti dulu. "Klarifikasi? Tidak akan ada Silvia! Aku hanya ingin kita kembali seperti dulu!" Silvia mengepalkan tangannya ia merasa frustasi. "Kita tidak akan pernah bisa Fred, kau mengerti? Seandainya dulu kau tidak melakukan hal bodoh, mungkin aku masih mau bertahan denganmu tapi kau berkhianat dengan jalang ini!" "Aku bukan jalang, Kau yang tidak

  • TERAPIS MUDA SANG NYONYA   Rumor dan Fitnah

    "Tuan, saya mohon berikan saya kesempatan," Dian memohon tatkala ia dipecat oleh Rezenzo "Tuan..." Tok! Tok! Tok! Perempuan itu terus mengetuk pintu supaya si pemilik rumah itu mau membukakan pintu untuknya, namun usahanya itu nihil. Malah yang keluar menemuinya bukanlah Rezenzo tetapi dua orang ajudan yang bersiap mengusirnya secara paksa. "Tolong pergi Dian! Kau sudah diperingatkan sejak awal bukan? Tapi, kenapa kau malah melanggarnya?" salah seorang dari dua orang itu menatap Dian, ia merasa kasihan namun tidak mungkin menolong perempuan itu. "Saya tahu saya salah, tapi..." "Pergilah, kami mohon jangan persulit pekerjaan kami!" usir pria itu dengan suara baritonnya. Dian menunduk pasrah, ia pun segera pergi meninggalkan rumah itu, bahkan dia di larang untuk memberi tahu Roman soal pemecatan ini. Sementara ketika dia pergi, Roman masih dalam perjalanan pulang, Pemuda itu sangat bahagia sekali setelah sekian lama ia bertemu kembali kekasihnya. "Aku bersumpah... kali

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status