Roman Adara Galasena adalah terapis muda berbakat dan paling mahal di panti pijat terkenal Ibu Kota. Semua orang ingin mendapat pelayanannya, termasuk Silvia. Wanita itu bahkan memaksanya untuk dijadikan simpanan dengan memutuskan kontrak perbudakan milik Roman dan panti pijat tempatnya bekerja. Meski awalnya terpaksa, Roman perlahan melabuhkan hatinya pada janda kaya penuh pesona itu. Sayangnya, itu tak semudah yang ia kira. Selain perbedaan umur, ada perbedaan status yang jelas. Lantas, akankah Roman berhasil?
Lihat lebih banyakSilvia tersenyum sinis menatap pada ibu, dan anak yang sama menjijikkan. Ingin sekali dia mencabik-cabik wajah dua orang jahat itu, tapi dia sadar bukan dengan cara seperti itu menghadapi mereka."Sudah ya, apapun kebenarannya kalian akan selalu menyangkalnya. Dengarkan saya, dengan bukti ini kalian akan saya tuntut balik!" Silvia menebar ancamannya, terhadap Fred dan ibunya."Lakukan saya jika itu bisa menjadi bukti, yang jelas kami tak pernah takut dengan ancamanmu."Silvia semakin marah pada mereka. "Pergi dari sini sebelum saya usir paksa kalian!" usir Silvia pada ibu mertua, dan mantan suaminya itu."Kami tidak akan pergi, kami juga berhak tinggal di Rumah ini!" "Hah, apa? Kalian ingin tinggal di Rumahku, jangan pernah bermimpi!" tukas Silvia setelah mengetahui maksud kedatangan Fred, dan ibunya.Syifa yang menyaksikan pertengkaran mereka merasa takut, dia bersembunyi dibalik badan kakaknya, Roman."Kak, aku takut. Mereka itu siapa?" Syifa benar-benar takut pada mereka."Kamu m
Roman diam dikala Silvia mulai menyerah dengan cintanya, cinta yang dulu menggebu tapi entah mengapa Roman seperti semakin jauh darinya."Tunggu Silvia!" Roman menahan Silvia yang hendak pergi."Kenapa Roman? Bukankah ini yang kau ingin bukan?""Tidak Silvia, aku menginginkanmu!" ucap Roman dengan suara sumbang. "Maafkan aku, selama ini aku pikir akan mudah menggapai semuanya tanpamu, sekarang kau sadar aku bukan apa-apa jika tanpamu, aku sangat membutuhkanmu.""Jadi, apa maksudmu?" tanya Silvia yang masih bingung dengan sikap Roman terhadapnya."Ya, mulai sekarang kita akan memperjuangkan segalanya. Asal kau mau menerima Adikku sebagai bagian dari hidup kita," Silvia yang bersedih kembali tersenyum ketika Roman mengucapkan sesuatu yang membuatnya bergairah kembali."Ya, tentu saja Syifa itu Adikmu ... maka dia juga Adikku, asalkan kau tidak malu memiliki pasangan jauh lebih tua darimu, apa kau siap jika nantinya mendapatkan berbagai cacian karena kita jauh berbeda?"Dengan penuh meya
Fred sangat kesal dan marah sekali pada Roman, kali ini dirinya kalah telak dari pria yang jauh lebih muda darinya. Tidak menyangka jika Roman akan berani melawannya, ia pun menyesalkan telah berani menegur pria yang ia anggap remeh itu.Drtttt.Dia beralih saat telepon genggamnya bergetar, menandakan seseorang di seberang sana menghubunginya.'Ya, halo ...''Anda ada meeting hari ini Tuan, bisakah Anda datang lebih pagi?''Ya, aku akan segera sampai,' jawabnya datar terhadap asistennya di kantor.Roman menghela nafasnya setelah melihat Fred pergi, dan sepertinya tidak berniat mengganggunya lagi."Huh, syukurlah," Roman mendesah seraya memijat keningnya, perlahan berjalan kembali mengayun langkah demi langkahnya.Sampai di tempat kerja, ia langsung mengganti pakaiannya dan bersiap-siap menunggu tamu yang akan dia pegang hari ini. Tapi, tidak di sangka ternyata tamu itu adalah perempuan yang sangat dia kenal baik."Rom, ada Tamu minta kamu," seorang cashier menyampaikan itu terhadap Ro
Silvia berjalan masuk rumahnya dengan segenap rasa khawatirnya terhadap sang putri yang entah di mana keberadaannya. Apalagi putrinya pergi bersama dengan asistennya."Bim, keberadaanmu di mana sekarang? Aku tidak yakin kalau kau menculik Selina, aku yakin pasti ada sesuatu yang telah terjadi sama kalian?"Langkahnya terus berpacu hingga ke pintu berikutnya.Ceklek!!!Fred dengan Naima mengikuti Silvia hingga ke kamarnya."Kau yang bertanggung jawab atas menghilangnya Selina, kalau sampai Selina tidak diketemukan maka kita harus bersama kembali untuk--,""Sampai kapanpun aku tidak akan pernah kembali bersama Pria sepertimu!" sentaknya dengan suara lantang."Kau harus mau walaupun kau tidak ingin kembali Silvia!" imbuh Naima yang menginginkan Fred, dan Silvia rujuk."Tidak Ibu Mertua aku tidak akan kembali bersama Putramu, lebih baik kau Carikan saja dia Istri baru." tegas Silvia tetap tidak ingin kembali bersama Fred.Mendengar pernyataan Silvia seperti itu, Naima kesal dan merasa jen
"Wow ... Mommy, kamu sangat hebat sekali," Selina menghampiri Silvia seraya bertepuk tangan, dan tersenyum menatapnya."Selina, kau?""Ya, aku ... kenapa Mom? Kaget ya? Bagaimana ya kalau Roman mengetahui tentang hal ini, pasti akan sangat seru sekali," ujarnya tersenyum menyeringai, dan berbalik arah berjalan membelakangi Silvia."Jangan pernah kau ceritakan ini padanya, kenapa dengan kau ini Selina? Apa salah Mommy padamu? Mommy tidak pernah mengajarkanmu sejahat ini, 'Nak?!" cegah Silvia agar Selina tidak bercerita pada Roman."Aku tidak akan menceritakannya pada Roman, Mom's ... tenang saja. Tapi, kau harus memutuskannya dan kembali bersama Daddy. Baru aku akan menuruti apa maumu!""Itu sama halnya kau meminta Mommy untuk menderita setiap hari. Baiklah, jika memang kau memilih seperti ini, ceritakan saja padanya. Tapi, kau tidak akan selamat pergi dari sini!" ancamnya setelah peringatannya tidak di dengar sedikit pun.Tidak berselang lama Bimo keluar dari mobil menghampiri Selina
"Ayolah Roman, aku tidak bermaksud menipumu ... aku hanya ingin kau tidak hidup susah,""Stop! Silvia!" Roman menyentaknya. "Kalau kau ingin melihatku tidak kesusahan berhenti membantuku!" sambil mendorong tubuh Silvia.Silvia merasa sedih karena Roman tidak menerima bantuannya, padahal ini semua dia lakukan untuk kebaikannya."Kau mendorongku? Kenapa kau melakukan ini padaku Roman, apa salahku. Aku hanya bersikap baik padamu, apa itu salah?!" dengan menitikkan air matanya Silvia terus memohon agar Roman menerima pertolongannya.Untuk sejenak Roman terdiam, dan memalingkan wajahnya. Dia sadar kalau yang di lakukannya ini salah. Kemudian, dia pergi begitu saja."Roman!" panggil Silvia. "Apa salahku? Kenapa kau pergi tanpa penjelasan seperti ini?!" teriaknya kemudian.Tapi, Roman tidak peduli dan terus berjalan tanpa menengok lagi.'Kau sama sekali tidak bersalah Silvia ... hanya aku saja yang tidak becus menghidupi diriku sendiri!' batinnya lirih.Dia berlari sejauh mungkin dari Silvia
Roman begitu senang setelah dagangannya habis terjual, ia pun semakin semangat berjualan, tetapi semakin hari ia menjadi curiga ada yang tidak beres dengan ramainya pembeli minumannya itu.Hari ini adalah hari ke lima Roman membuka usaha minuman seperti aneka just, dan lain-lain. Hari ini pun tidak kalah ramainya seperti hari yang telah terlewati, apalagi Syifa adiknya sangat giat membantunya."Dek ... Kakak pikir kau tak perlu lagi membantu Kakak berjualan, lebih baik kamu Sekolah lagi ya," saran Roman pada sang adik kesayangannya."Ah, Kak ... buat apa Sekolah, toh dengan membantu Kakak berjualan Syifa sudah bisa menghasilkan Uang bukan? Nanti Uangnya habis jika Syifa Sekolah lagi," tolak Syifa yang tidak mau merepotkan."Tidak Syifa, kamu harus kembali Sekolah. Masa depanmu masih panjang Sayang ... jangan sia-siakan masa mudamu, 'ya!" tandas Roman bersikukuh ingin adiknya kembali bersekolah.Saat mereka berdua beradu argument, tiba-tiba saja calon pembeli minuman datang berbondong,
"Apa yang akan kau sampaikan padaku?" desak Harun agar Silvia secepatnya memberitahu tentang hubungannya dengan Roman.Silvia menarik nafasnya pelan-pelan, lalu duduk di sofa yang berada ruang tamu rumah sederhana itu."Begini Paman, sebenarnya aku dengan Roman memiliki suatu hubungan yang cukup spesial, bisa dibilang kami sepasang kekasih, tujuanku datang kemari untuk menjemput Roman sekaligus meminta restumu, maukah kau memberikan restu itu pada kami?" ucap Silvia penuh meyakinkan.Harun terdiam sejenak, lalu mengusap dahinya dengan kasar. Dia tidak menyangka jika keponakannya akan jatuh cinta pada perempuan yang jauh lebih matang darinya."Paman, bagaimana apa kau merestui kami?" Roman menggenggam tangan Harun.Namun, Harun terdiam. Sangat berat baginya untuk memberikan restu itu karena ia pikir usia Roman belum matang jika bersanding dengan Silvia yang jauh lebih dewasa dari keponakannya."Apa tidak ada Wanita lain Roman, kenapa harus Janda?" Mendengar pernyataan sang paman, Roma
Suara mesin itu berhenti dan mengalihkan pandangan semua orang, lalu di susul oleh pria bersepatu pantofel turun dari mobil dengan gagahnya, sedangkan tatapannya sangat tajam terhadap Roman."Lama kita tidak jumpa, apa kabar Bocah ingusan?" sinis Fred dengan tatapan tajam.Roman mendengus, ia tidak suka jika di panggil dengan cemoohan seperti yang di lontarkan Fred. Demi membalas Fred, ia menghentikan Silvia yang hampir pergi darinya."Tunggu Silvia!" ujar Roman dengan suara baritonnya.Silvia yang hampir pergi kembali menoleh, dan hatinya sedikit tenang karena Roman menghentikan langkahnya. "Rom, kau memanggilku?""Ya, aku memanggilmu,""Ada apa Rom?" tanya Silvia dengan raut wajah gembira, karena Roman sudah mulai menerimanya kembali."Bisakah aku ikut denganmu lagi? Aku ingin memperjuangkan cinta kita, setelah aku melihat wajah Pria sombong ini, aku semakin bersemangat memilikimu seutuhnya.""ROMAN!!!" murka Fred, karena merasa di remehkan oleh Roman yang selalu dia anggap bocah in
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.