Share

bab. 8 : Amethyst

Yeye menatap lekat kristal di depannya, dia yakin sekali bahwa ini adalah batu kristal yang sering dia dengar dahulu. 

Berbentuk oval berwarna ungu kemerahan dengan sedikit ujungnya yang terbelah. Walau belum pernah melihatnya secara langsung dulu, dia percaya batu kristal ini milik leluhurnya yang diberikan secara turun temurun. 

Diceritakan, batu itu berkhasiat sebagai penyembuh, menyingkirkan energi negatif, dan memiliki efek menenangkan. Kristal itu sangat berguna dalam pengobatan, karena kristal itu jualah keluarganya  termasyhur sebagai tabib yang hebat. 

Terakhir didengarnya bahwa Nenek menyembuhkan Raja  yang terkena ilmu sihir, kutukan yang begitu dasyat membuat nenek kewalahan bahkan Amethyst retak.

Sejak itu dikabarkan Nenek jatuh sakit dan kristal itu menghilang, memang sedikit janggal karena Nenek tidak pernah membawa benda itu keluar dari klinik ini, namun kristal itu tidak pernah ditemukan. Bahkan sampai Nenek menutup mata.

Kini tiba-tiba kristal ini muncul di kamar mendiang Nenek yang ditempati Arumi. Di lemari tua tempat Nenek menyimpan buku-bukunya. 

Sudah ribuan kali dia membuka dan mengemas tumpukan buku Nenek, membaca atau sekedar membersihkan dari debu, tapi tidak pernah dia menemukan kotak kayu itu. 

Amethyst merupakan kristal dengan energi spiritual yang kuat, tidak sembarang orang bisa melihat atau menyentuhnya, Bahkan baru kali ini dia melihatnya secara langsung. 

Tapi hari ini, Arumi datang dan berkata bahwa dia menemukan kotak berisi kristal itu di dalam lemari. Sungguh aneh. Kenapa itu bisa terjadi. Dan yang lebih terpenting siapa sebenarnya Arumi. Kenapa dia bisa menemukan dan melihat kristal leluhurnya ini. 

"Yeye, tidak mungkin kristal itu hilang kalau berada di rumah ini, pasti dia bersembunyi," tukas bocah laki-laki berumur 7 tahun dengan rambut berbentuk batok kelapa. 

Yeye memeluknya gemas, bocah bermata bulat dengan alis tebal dan lekuk di pipinya, bibinya yang gembul membulat. Kulitnya yang putih bersih semakin membuatnya terlihat seperti mantau. 

"Untuk apa dia bersembunyi, bocah pintar?"

"Mungkin ada yang ingin menyakitinya. Atau dia ingin bermain. Seperti aku dan Yeye." celoteh bocah polos itu lagi. 

"Ayo Yeye, kita cari dia. Mungkin dia sudah lama menunggu." Mata hitam pekat itu menatapnya lama seakan memohon untuk menyelamatkan Amethyst. 

"Ayo ...." Yeye terkekeh mengikuti permainan cucunya. 

Mata tua itu berair, tergesa dia menyekanya dengan ujung lengan jubahnya, ternyata Zhan An benar, kristal itu memang berada di rumah ini. Dia memang bersembunyi, entah karena apa.

Huff Dasar anak nakal, kemana dia pergi. Bahkan sudah bertahun-tahun tidak pernah pernah ada kabar darinya. Apa bocah itu masih hidup? Kemana lagi dia pergi untuk berbuat onar. 

Yeye menggeleng kuat, menepis sekelumit fikiran buruk yang memenuhi kepala tuanya. Bocah itu anak yang cerdik, tentu dia baik- baik saja.

***

"Menurut Paman, kenapa Arumi bisa melihat kristal itu, sedangkan aku dan Paman tidak?" Lien Hua berusaha menyelidiki keanehan yang terjadi tentang kristal itu. 

"Aku tidak tahu." Paman menyapu dedaunan kering di tanah depan yang mulai menumpuk. 

"Apa dia orang hebat?"

"Kata Ketua An, dia berbeda."

Lien Hua terlonjak, kakinya yang duduk menopang langsung dihentakkannya. 

"Benar, kan. Dari awal aku juga bilang kalau Arumi aneh."

"Kenapa kau terlihat girang sekali."

"Tentu saja, karena perkiraan ku benar." Lien Hua mengingat pakaian yang dikenakan Arumi saat dia menemukanya. 

Dia mendekati Paman penuh semangat, apalagi kalau bukan untuk menggunjingkan Arumi. 

"Tapi dari tubuhnya tercium energi yang sama dengan kita." Paman menyerahkan sapu pada Lien Hua. 

"Kau lanjutkan menyapu halaman ini, aku hendak mempersiapkan bahan herbal. Sebentar lagi ada pejabat yang akan datang." 

"Paman keterlaluan," gerutu gadis berambut cepol itu bersungut. Namun dia memiliki ide, tenaga spiritualnya lumayan meskipun tidak pernah berkultivasi lama, sekedar menyapu halaman bukan hal yang sulit baginya. 

Dia menggerakkan tangannya membentuk alunan gelombang sambil menyelipkan sedikit kekuatan, lalu mengarahkannya ke sapu. 

Sapu lantas terbang dan bergerak sendiri membersihkan sisa dedaunan yang berserakan. melihat itu dia bersiul lalu meletakkan bokongnya di kursi. 

"Apa sih, yang tidak bisa kau lakukan Lien Hua? Kau sangat hebat," gumamnya memuji diri sendiri sambil tersenyum bangga. 

"Yeye.!!!!"

Daun telinga Lien Hua bergerak, 'Suara siapa ini yang mengganggu ketenanganku?"gerutunya kesal. 

"Aku datang!!!" 

Lien Hua memutar tubuh   , mengernyit menatap sosok yang berputar putar di depan pintu gerbang. 

Rambut ikal gondrong sebahu berwarna coklat, berbaju biru muda  dengan kerah sanghay, di bagian luar terlihat baju panjang selutut yang terbuka lebar berwarna coklat dengan motif ukiran daun di sisi depan. Celana nya juga berwarna biru, tapi lebih gelap dibanding atasannya. 

Sungguh menggelikan bertingkah seperti bocah dengan tubuh yang tegap itu. Berputar dan menari di pagi hari. Saking seriusnya menatap pria yang menari dia tak menyadari sapu yang telah di sihirnya kini bergerak asal-asalan 

Arumi yang tengah berbaring terperanjat mendengar suara teriakan, dia mendadak gugup dan waspada, kejadian pencurian sebelumnya terlintas membuat dia mengintip dari jendela. 

Terlihat seseorang tengah menari di pintu gerbang. Pria berambut sepundak dengan baju panjang berwarna coklat. Pria menari di pagi hari? Hmm, dia terlihat cukup seksi. 

"Aduuh." Pekikan Yeye sontak membuat Lien Hua menoleh.  Sapu tepat bergerak di di kaki pria tua itu,  bergerak maju mundur seakan membersihkan sesuatu. Yeye menariknya geram dan melemparkannya ke atas. 

Mendengar suara benda jatuh, pemuda itu menoleh lalu tiba-tiba berteriak merentangkan tangannya. 

"Yeye!!" Berlari menghampiri Yeye dengan senyum lebar

"Zhan An? Apakah kau Zhan An?" Tak kalah heboh, lelaki berambut putih itu menyambutnya. Keduanya lalu berpelukan dan tertawa. Berputar dan melompat lombat kegirangan. 

Apa dia Zhan An, cucu kandung Yeye? Cucu yang ditangisinya siang dan malam karena menghilang. Si pembuat onar yang sering menjahili Yeye, sampai Rambutnya rontok karena pusing dan tak kuat menghadapinya. Orang yang menjadi inspirasi Lien Hua hingga melakukan berbagai hal nakal agar Yeye selalu memperhatikannya? 

Lien Hua menatap waspada. Apakah saingannya telah datang untuk mendapatkan perhatian Yeye? Akankah Yeye akan menyingkirkannya setelah cucu aslinya datang? 

Sementara itu Arumi pun terkejut. Bukankah cucu Yeye bernama Zhan An?  Dia hafal sekali nama itu kerena sering mendengar Lien Hua menyebut dan menjelek-jelekkannya.

Tapi dia yakin sekali kalau orang yang di peluk Yeye itu adalah Kai. Orang yang membawanya masuk ke kota Wangliang. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status