Share

bab. 8 : Amethyst

Penulis: Re_
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-21 18:16:08

Yeye menatap lekat kristal di depannya, dia yakin sekali bahwa ini adalah batu kristal yang sering dia dengar dahulu. 

Berbentuk oval berwarna ungu kemerahan dengan sedikit ujungnya yang terbelah. Walau belum pernah melihatnya secara langsung dulu, dia percaya batu kristal ini milik leluhurnya yang diberikan secara turun temurun. 

Diceritakan, batu itu berkhasiat sebagai penyembuh, menyingkirkan energi negatif, dan memiliki efek menenangkan. Kristal itu sangat berguna dalam pengobatan, karena kristal itu jualah keluarganya  termasyhur sebagai tabib yang hebat. 

Terakhir didengarnya bahwa Nenek menyembuhkan Raja  yang terkena ilmu sihir, kutukan yang begitu dasyat membuat nenek kewalahan bahkan Amethyst retak.

Sejak itu dikabarkan Nenek jatuh sakit dan kristal itu menghilang, memang sedikit janggal karena Nenek tidak pernah membawa benda itu keluar dari klinik ini, namun kristal itu tidak pernah ditemukan. Bahkan sampai Nenek menutup mata.

Kini tiba-tiba kristal ini muncul di kamar mendiang Nenek yang ditempati Arumi. Di lemari tua tempat Nenek menyimpan buku-bukunya. 

Sudah ribuan kali dia membuka dan mengemas tumpukan buku Nenek, membaca atau sekedar membersihkan dari debu, tapi tidak pernah dia menemukan kotak kayu itu. 

Amethyst merupakan kristal dengan energi spiritual yang kuat, tidak sembarang orang bisa melihat atau menyentuhnya, Bahkan baru kali ini dia melihatnya secara langsung. 

Tapi hari ini, Arumi datang dan berkata bahwa dia menemukan kotak berisi kristal itu di dalam lemari. Sungguh aneh. Kenapa itu bisa terjadi. Dan yang lebih terpenting siapa sebenarnya Arumi. Kenapa dia bisa menemukan dan melihat kristal leluhurnya ini. 

"Yeye, tidak mungkin kristal itu hilang kalau berada di rumah ini, pasti dia bersembunyi," tukas bocah laki-laki berumur 7 tahun dengan rambut berbentuk batok kelapa. 

Yeye memeluknya gemas, bocah bermata bulat dengan alis tebal dan lekuk di pipinya, bibinya yang gembul membulat. Kulitnya yang putih bersih semakin membuatnya terlihat seperti mantau. 

"Untuk apa dia bersembunyi, bocah pintar?"

"Mungkin ada yang ingin menyakitinya. Atau dia ingin bermain. Seperti aku dan Yeye." celoteh bocah polos itu lagi. 

"Ayo Yeye, kita cari dia. Mungkin dia sudah lama menunggu." Mata hitam pekat itu menatapnya lama seakan memohon untuk menyelamatkan Amethyst. 

"Ayo ...." Yeye terkekeh mengikuti permainan cucunya. 

Mata tua itu berair, tergesa dia menyekanya dengan ujung lengan jubahnya, ternyata Zhan An benar, kristal itu memang berada di rumah ini. Dia memang bersembunyi, entah karena apa.

Huff Dasar anak nakal, kemana dia pergi. Bahkan sudah bertahun-tahun tidak pernah pernah ada kabar darinya. Apa bocah itu masih hidup? Kemana lagi dia pergi untuk berbuat onar. 

Yeye menggeleng kuat, menepis sekelumit fikiran buruk yang memenuhi kepala tuanya. Bocah itu anak yang cerdik, tentu dia baik- baik saja.

***

"Menurut Paman, kenapa Arumi bisa melihat kristal itu, sedangkan aku dan Paman tidak?" Lien Hua berusaha menyelidiki keanehan yang terjadi tentang kristal itu. 

"Aku tidak tahu." Paman menyapu dedaunan kering di tanah depan yang mulai menumpuk. 

"Apa dia orang hebat?"

"Kata Ketua An, dia berbeda."

Lien Hua terlonjak, kakinya yang duduk menopang langsung dihentakkannya. 

"Benar, kan. Dari awal aku juga bilang kalau Arumi aneh."

"Kenapa kau terlihat girang sekali."

"Tentu saja, karena perkiraan ku benar." Lien Hua mengingat pakaian yang dikenakan Arumi saat dia menemukanya. 

Dia mendekati Paman penuh semangat, apalagi kalau bukan untuk menggunjingkan Arumi. 

"Tapi dari tubuhnya tercium energi yang sama dengan kita." Paman menyerahkan sapu pada Lien Hua. 

"Kau lanjutkan menyapu halaman ini, aku hendak mempersiapkan bahan herbal. Sebentar lagi ada pejabat yang akan datang." 

"Paman keterlaluan," gerutu gadis berambut cepol itu bersungut. Namun dia memiliki ide, tenaga spiritualnya lumayan meskipun tidak pernah berkultivasi lama, sekedar menyapu halaman bukan hal yang sulit baginya. 

Dia menggerakkan tangannya membentuk alunan gelombang sambil menyelipkan sedikit kekuatan, lalu mengarahkannya ke sapu. 

Sapu lantas terbang dan bergerak sendiri membersihkan sisa dedaunan yang berserakan. melihat itu dia bersiul lalu meletakkan bokongnya di kursi. 

"Apa sih, yang tidak bisa kau lakukan Lien Hua? Kau sangat hebat," gumamnya memuji diri sendiri sambil tersenyum bangga. 

"Yeye.!!!!"

Daun telinga Lien Hua bergerak, 'Suara siapa ini yang mengganggu ketenanganku?"gerutunya kesal. 

"Aku datang!!!" 

Lien Hua memutar tubuh   , mengernyit menatap sosok yang berputar putar di depan pintu gerbang. 

Rambut ikal gondrong sebahu berwarna coklat, berbaju biru muda  dengan kerah sanghay, di bagian luar terlihat baju panjang selutut yang terbuka lebar berwarna coklat dengan motif ukiran daun di sisi depan. Celana nya juga berwarna biru, tapi lebih gelap dibanding atasannya. 

Sungguh menggelikan bertingkah seperti bocah dengan tubuh yang tegap itu. Berputar dan menari di pagi hari. Saking seriusnya menatap pria yang menari dia tak menyadari sapu yang telah di sihirnya kini bergerak asal-asalan 

Arumi yang tengah berbaring terperanjat mendengar suara teriakan, dia mendadak gugup dan waspada, kejadian pencurian sebelumnya terlintas membuat dia mengintip dari jendela. 

Terlihat seseorang tengah menari di pintu gerbang. Pria berambut sepundak dengan baju panjang berwarna coklat. Pria menari di pagi hari? Hmm, dia terlihat cukup seksi. 

"Aduuh." Pekikan Yeye sontak membuat Lien Hua menoleh.  Sapu tepat bergerak di di kaki pria tua itu,  bergerak maju mundur seakan membersihkan sesuatu. Yeye menariknya geram dan melemparkannya ke atas. 

Mendengar suara benda jatuh, pemuda itu menoleh lalu tiba-tiba berteriak merentangkan tangannya. 

"Yeye!!" Berlari menghampiri Yeye dengan senyum lebar

"Zhan An? Apakah kau Zhan An?" Tak kalah heboh, lelaki berambut putih itu menyambutnya. Keduanya lalu berpelukan dan tertawa. Berputar dan melompat lombat kegirangan. 

Apa dia Zhan An, cucu kandung Yeye? Cucu yang ditangisinya siang dan malam karena menghilang. Si pembuat onar yang sering menjahili Yeye, sampai Rambutnya rontok karena pusing dan tak kuat menghadapinya. Orang yang menjadi inspirasi Lien Hua hingga melakukan berbagai hal nakal agar Yeye selalu memperhatikannya? 

Lien Hua menatap waspada. Apakah saingannya telah datang untuk mendapatkan perhatian Yeye? Akankah Yeye akan menyingkirkannya setelah cucu aslinya datang? 

Sementara itu Arumi pun terkejut. Bukankah cucu Yeye bernama Zhan An?  Dia hafal sekali nama itu kerena sering mendengar Lien Hua menyebut dan menjelek-jelekkannya.

Tapi dia yakin sekali kalau orang yang di peluk Yeye itu adalah Kai. Orang yang membawanya masuk ke kota Wangliang. 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   bab 50 : Calon pengantin Jendral jiao Yu?

    Arumi bersiap-siap menunggu jemputan dari Jendral Jiao. Setelah ditinggalkan Kai begitu saja, dia merasa sebatang kara, dan bingung harus kemana. Beruntung Jendral Jiao menawarkan solusi untuk menetap di kediamannya sementara sampai Arumi lebih sehat sambil memikirkan arah tujuannya. Awalnya dia berniat tinggal di penginapan Niu, namun kepingan uangnya menipis. Tawaran yang diajukan Jendral Jiao sangat menarik. Dia akan merasa aman bersama petugas pemerintah itu, selain itu tentu dia tidak perlu repot mengeluarkan uang untuk membayar penginapan dan makanan. Ini sangat luar biasa, hanya orang bodoh yang akan menolaknya."Nona, jemputan anda sudah datang." Suara laki-laki terdengar setelah ketukan pintu. Rupanya orang yang akan membawanya ke kediaman Jendral Jiao sudah tiba. Memang tadi dia meminta izin kepada Jendral Jiao untuk mengambil pakaian dan Barang-barangnya dari wisma Niu sebelum mereka berangkat ke kediaman Jendral Jiao. Jendral Jiao mengiyakan dan berkata akan mengatur or

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   bab 49. Penyesalan.

    Tubuh itu terbungkuk, dahi dan pipinya mengernyit, darah tersembur dari mulut, namun kedua tangannnya masih mengontrol gelembung udara yang menyelimuti Qui dan Chyou. melihat musuhnya tak bergeming, She Xian kembali mencungkil perut Yeye, menusukkan kelima jari runcing ke dalam perut Yeye dan mengeruk darah dari lubang itu.Air mata menetes dari pelupuk mata Qui, hatinya terasa tertusuk ribuan jarum melihat Yuze yang berjuang sekuat tenaga, mengobarkan nyawa demi melindungi mereka. Mata itu terpejam, tak sanggup melihat ketiadaan Yuze yang sangat menyakitkan.Balon udara terangkat dan terbang menjauh, melindungi mereka dari serangan Hei An. Setelah menerbangkan gelembung udara, lutut pria tua itu terjatuh, nafasnya tersengal, tangannya lunglai se lunglai tubuhnya yang kehabisan tenaga, darah membanjiri tubuh bagian bawah. Dia tidak mati sia-sia karena berhasil menyelamatkan Amethyst, kedua saudaranya dan Lien Hua. Dia sudah menang. Senyum terukir dari bibirnya yang dipenuhi darah,

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   bab 48 Di ambang maut

    "Di mana Amethystku." Hawa tiba-tiba terasa panas, mereka sontak menoleh, pria besar berambut merah menatap garang. Bola mata berwarna merah darah itu menguliti satu persatu wajah kelelahan di hadapannya. "Siapa kau?" tanya Qui menatap tak kalah tajam, tubuhnya bersiaga, hawa panas yang menyertai kedatangan pria bermata merah itu membawa kesuraman.Ujung matanya melihat dedaunan yang menguning lalu layu seketika, bahkan kuncup bunga menghitam dan kering. "Aku pemilik Amethyst, cepat serahkan padaku, dan jadilah hambaku. Maka kalian akan kuampuni" Dia mengangkat telapak tangan, percikan api muncul yang kelamaan membentuk gumpalan bola api. Sambil menyeringai memperlihatkan giginya yang runcing, Hei An mempermainkan bola api di telapak tangannya memantul dan berputar-putar mengelilingi mereka satu persatu. Bola api pecah dan menyebar ke segala penjuru saat Hei An menjentikkan jemari. Percikan menghantam dan membakar segala sesuatu yang mengenainya. "Lien Hua, cepat pergi." Yeye men

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   Bab. 47: Hari yang sulit

    "Ayah,ini calon istriku." Tiba-tiba Chen Yu datang memperkenalkan seorang wanita cantik, menurutnya, meskipun perkenalan mereka singkat namun sudah membuatnya mantap menjadikan Li Wei sebagai wanita yang akan mendampinginya sampai akhir usia. 'Apa kau yakin dengan keputusanmu Chen-chen?" tanya Yuze setelah Li Wei pulang. Meski sudah dewasa dia tetap memanggil anak semata wayangnya itu dengan nama Chen-Chen, Nama panggilan yang diberikan mending istrinya."Kenapa Ayah berkata seperti itu? Apa karena dia terlalu cantik?"Yuze tertawa spontan, "Apa yang kau katakan," tanyanya merasa geli. "Ayah tidak menyukainya karena dia terlalu cantik dari Ibu," rajuk anak itu kesal. "Kau ini." Yuze menepak bahu anaknya ringan. "Tidak ada yang lebih cantik dari Ibumu.""Kalau begitu apa karena dia bangsa siluman? bukankan aku juga setengah siluman?" Pria bermata sipit dengan alis tegas itu menatap Yuze penasaran. "Bukan seperti itu, Ayah tidak pernah mempermasalahkan soal status dan lain sebagainy

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   bab 46 ; Patah hati terbesar

    "Ada apa?"tanya Arumi saat gadis itu tampak kebingungan. Dia terlihat tidak fokus dan selalu menoleh ke samping."Sepertinya, ada sesuatu. Sebentar."Lien Hua berdiri dan membawa serta cermin hingga Arumi ikut melihat. " Paman, siapa mereka?""Wanita tidak tahu diri," jawab paman Li dengan suara dingin. Arumi sempat terkejut mendengar jawaban itu karena paman Li menurutnya adalah orang yang paling sabar di Wangliang. "Arumi apa kau penasaran siapa wanita itu?" bisik Lien Hua dengan muka jahil seperti biasa. "Aku penasaran," sahut Arumi cekikikan. Suara tawa itu memaksa Zhan An, Jiao Yu dan Ming Hao memberinya tatapan heran. "Apa yang membuatmu gembira?" Zhan An mendekat dan melihat apa yang mereka bicarakan. "Wanita tidak tahu diri." "Wanita tidak tahu diri?" Zhan An mengamati wajah sesorang wanita yang tampak lewat cermin ajaib, seketika wajahnya mengeras. Secara kasar dia merampas cermin dan melemparkannya hingga berkeping. Sontak Arumi melongo dan merasa aneh dengan tindakan

  • TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN   Bab 45 : Srigala dan pria berambut perak

    Arumi terdesak, tubuhnya jatuh terduduk dan terpojok di dinding. Pria bercadar itu menarik tombak lantas menekannya pada leher Arumi. Gadis itu meringis, ujung tombak yang tajam menggores kulit dan menimbulkan sensasi nyeri. "Kau tidak bisa membunuhku," ujarnya menantang, balas menatap tajam, "Aku tidak mau mati di sini."Tubuh tegap itu berhenti, seakan kalimat yang keluar dari mulut Arumi mengusiknya. Melihat hal itu Arumi mengedarkan pandangan, dia harus mencari sesuatu untuk melepaskan diri. Tiba-tiba seekor srigala berjalan dari arah sel, matanya memantau Arumi yang tampak sangat terkejut. Srigala itu mendekat lalu terbang melompat ke arah mereka. "Dibelakangmu!" seru Arumi dengan mata melotot, sontak Yongshen melepaskannya dan menahan serangan srigala dengan tombaknya. Tubuh Yongshen terjepit, dia mengumpulkan kekuatan di kaki dan menghantam perut binatang buas itu, lalu berputar dan melepaskan diri. Matanya mencari keberadaan Arumi namun gadis itu telah menghilang. Gadis ya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status