Beranda / Romansa / TERJEBAK PERNIKAHAN PAKSA / Bab 3: Rencana Jahat Angga

Share

Bab 3: Rencana Jahat Angga

Penulis: Anni Dess
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-09 09:22:10

Keesokan harinya Seruni mendatangi alamat rumah yang sudah Angga berikan, dua jam setelah jam sekolah usai. Semalam Seruni menghubungi Ibu kepala sekolah untuk meminta nomor laki-laki itu. Dengan banyak pertimbangan dan izin dari orang-orang terdekatnya Seruni akhirnya memutuskan untuk menerima tawaran Angga sebagai guru les privat anaknya.

Angga mengatakan tidak apa-apa jika ia hanya bisa datang tiga kali dalam seminggu. Seruni tidak bisa satu minggu full absen dari toko ayahnya, orangtuanya sudah tua dan Seruni tak ingin sampai mereka kelelahan.

Setelah memencet bel di rumah besar itu, seorang perempuan paruh baya membukakan pintu untuk Seruni.

"Selamat siang Bu, apa benar ini rumahnya bapak Anggara?" tanya Seruni.

"Betul Bu, ini Ibu Seruni 'kan gurunya Ano?"

"Iya, betul Bu."

"Kalau begitu, silahkan masuk. Kebetulan sekali Den Ano baru saja bangun dari tidur siangnya."

"Terimakasih Bu. Dimana biasanya Ano belajar, apa ada ruangan khusus?" Seruni menanyakan ini karena menyadari rumah ini begitu besar dan begitu banyak ruangan.

"Kalau sama Ayahnya biasanya di kamar beliau Bu, sebaiknya Ibu tanyakan langsung saja ke Den Ano. Alat-alat sekolahnya ada di kamar Den Ano Bu, mari saya antar."

Seruni takjub saat menginjakan kaki di kamar Ano, kamarnya begitu rapi untuk ukuran anak sekecil itu. Bukan kamar dengan desain warna-warni ataupun ornamen robot-robot seperti anak kebanyakan, kamar Ano di dominasi warna abu-abu, kemungkinan ini selera ayahnya.

"Bunda Uni beneran kesini? Ano kira Ayah bohong."

Seruni tersenyum menanggapi ucapan Ano.

"Beneran, Ano sudah siap belajar bareng Bunda Uni?" Ano mengangguk dengan polosnya.

Hari itu Ano tidak hanya belajar, tapi juga makan, bermain, hingga mandi dengan Seruni walau saat mandi Ano tidak memperbolehkan dirinya masuk, hanya mempersiapkan alat mandinya saja. Ano termasuk anak yang mandiri.

Angga pulang kerumah tepat pukul empat sore, saat memasuki ruang tengah Angga mendapati Seruni dan Ano yang tengah asyik menonton kartun bersama. Angga terenyuh, seandainya pemandangan seperti ini yang dulu dia dapatkan saat dirinya pulang bekerja mungkin dirinya tidak akan menceraikan sang mantan istri.

"Asalamualaikum... Ayah pulang."

"Waalaikumsalam Ayaaah." Ano dan Seruni menjawab salam Angga hampir bersamaan, minus kata ayah dalam jawaban Seruni.

"Ayah mandi dulu ya... Seruni kamu boleh pulang. Terimakasih."

"Iya Pak, kalau begitu saya permisi pulang."

"Hati-hati di jalan."

"Ano, Bunda pulang dulu ya? Sampai bertemu besok di sekolah." Seruni mengusap rambut Ano dengan gemas sebelum meninggalkan rumah tersebut.

Seruni pun pulang membelah jalan meninggalkan rumah Angga menggunakan motornya. Tanpa Seruni tahu ada yang menatap kepergiannya dari balkon dengan tatapan tak terbaca.

***

Hari ini Angga sama sekali tidak dapat berkonsentrasi dengan pekerjaannya setelah mendapat telepon tadi dari seorang Bramantyo Nugraha.

Laki-laki itu menyuruh Angga bertindak lebih cepat, pasalnya anak dari Bramantyo tak mau meninggalkan Seruni dan masih menemuinya. Sepertinya Angga harus menggunakan cara kotor untuk menjerat wanita itu. Rasanya tidak manusiawi, tetapi tidak ada cara lain lagi yang lebih menjanjikan. Pengalamannya menjadi laki-laki bebas sewaktu remaja membuat dia memikirkan hal bejad seperti ini.

Angga akhirnya meninggalkan kantor padahal masih jam sepuluh pagi, masih ada waktu satu jam sebelum dia menjemput Ano di sekolahnya. Dia akan pergi ketempat salah satu temannya yang mempunyai klub malam.

"Ngapain sih Bro? ini jam tidur gue kalau lo lupa. Lo kan bisa temuin gue nanti malam."

"Nggak ada waktu, ini mendesak."

"Ya udah apa cepetan, gue mau lanjut tidur lagi."

"Gue butuh obat bisa membangkitkan gairah seorang perempuan dan bikin dia tidur, Bi."

"Buat apa??? Lo mau ngandangin siapa siang-siang gini? Gue kira lo nggak pernah nongol karena udah berhasil tobat."

" Ck, ggak usah banyak omong, gue minta satu aja dosis medium."

"Gue nggak simpan disini."

"Dan lo pikir gue percaya? Lo lupa siapa yang dulu bantuin cek stok barang kalau lo lagi males?"

"Lo ada anak Ngga, nggak usah aneh-aneh lagi." Arbi sahabat Angga memperingatinya, dia memang tidak bisa di bilang lelaki baik-baik. Tapi dia juga masih punya sisi "kekanakan", tidak tega membayangkan Ano tahu sisi gelap Ayahnya.

"Gue jamin ini yang terakhir, ini bukan masalah hasrat gue yang sangat ingin di salurkan. Ini ada hubungannya dengan Bramantyo, lo tahu kan? Gue akan cerita nanti, sekarang kasih gue barangnya. Gue bakal bayar berapapun, Bi."

Jelas saja Arbi tahu seberapa sengit persaingan kedua orang beda usia itu, saat perusahaan Angga hampir bangkrut dirinyalah yang membantu menyuntikan dana untuk perusahaan Angga.

"Lo pikir gue perhitungan jadi orang, gue kasih tapi besok-besok lo janji ceritain semuanya ke gue."

"Pasti."

Arbi akhirnya memberikan sesuatu yang Angga minta secara cuma-cuma. Dia berharap Angga menggunakannya dengan bijak.

"Ini... satu paket sama buat lo, gue tahu "itu" lo kan lumayan lama nggak di pake. Siapa tahu lo butuh buat bangunin dia."

" Sialan lo!" Angga mengumpat bersamaan dengan bantal sofa yang mendarat di wajah tampan Arbi."

"Nggak sopan lo sama bujang ganteng gini lempar-lempar bantal ke muka."

"Bujang KTP aja bangga." Sebuah sindiran klasik ala mereka pun keluar dari mulut manis Angga.

"Nggak usah maling teriak maling. Udah sono pulang gue mau lanjut tidur."

" Nggak usah ngusir, gue juga udah mau pulangi."

Akhirnya Angga mendapatkan senjata untuk menjerat Seruni dan semoga ini bisa berhasil. Sedikit sulit memang karena Angga perlu melibatkan orang lain. Dalam hati ia mengucap ampun kepada Tuhan karena sedang merencanakan sebuah kejahatan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Shafeeya Humairoh
benar2 dalam bahaya seruni, awas kamu angga suatu saat kamu pasti dapat balasannya, seruni ngga salah apa2 sama kamu loh
goodnovel comment avatar
Nurhayati90
yang akan kamu lakukan ke seruni itu jahat ngga, kamu tega merusak seruni yg sebaik itu?
goodnovel comment avatar
Kania Putri
oh jadi anaknya Bram suka sama seruni tapi Bramnya justru gak merestui ya. ish angga licik banget demi ambisinya malah tega mau menodai seruni dengan obat lucnat
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • TERJEBAK PERNIKAHAN PAKSA   Bab 17. Luluh

    Sudah satu minggu Seruni menjadi istri dari Angga, dengan cara di tipu oleh laki-laki itu. Selama itu pula dia masih diam saja, tidak ada obrolan dengan suami, mertua, apalagi anak tirinya. Terakhir berbicara dengan Angga ketika meminta sebuah toko perhiasan dan ia di minta untuk menunggu. Katanya tidak sampai satu bulan toko dan segala isinya, termasuk karyawan sudah siap. Malam ini, untuk pertama kalinya setelah kejadian ia membentak Ano, Seruni duduk berdekatan dengan anak laki-laki yang kini berstatus sebagai anak tirinya. Meski begitu tidak ada yang berani menuntut ia bersikap seperti seorang Ibu pada Ano, termasuk Ibu mertuanya juga Angga. Seruni mendengar bisik-bisik Ibu mertuanya yang menyuruh Ano jangan takut padanya. Namun, Seruni tidak ada minat untuk ikut membujuknya.Seruni tahu Ibu mertuanya berusaha keras meyakinkan Ano jika ia tidak akan berbicara keras lagi. Setelah peristiwa ia membentaknya waktu itu, belum sekalipun mereka bertegur sapa. Saat menikah, Ano hanya me

  • TERJEBAK PERNIKAHAN PAKSA   Bab 16: Permintaan Seruni

    Hari ini Angga dan Seruni pulang kerumah setelah dua malam tidur di kamar hotel. Selama dua malam itu, tak sekalipun mereka saling bicara. Seruni menutup mulutnya dan diam seribu bahasa. Sampai di rumah, mereka di sambut oleh Mira, Ibu dari Angga. "Selamat datang Seruni, sekali lagi saya minta maaf. Untuk diri saya sendiri, dan juga anak saya, Angga."Seruni hanya menatap sebentar tanpa berniat menjawab ungkapan maaf dari wanita yang sudah bergelar sebagai Ibu mertuanya. Ia tahu ini tidak sopan, tapi sakit dan kecewa di hatinya belum hilang. "Angga, ajak istri kamu ke kamar dulu. Sementara Mama mau kasih pengertian ke Ano dulu tentang kenapa Seruni ada di sini. Tahu sendiri dia masih bingung sama pernikahan kalian kemarin.""Iya Ma, terimakasih," jawab Angga.Seruni masih berdiri diam di tempat saat Angga berjalan hendak masuk ke dalam kamar."Seruni, ayo."Seruni terasa seperti orang linglung, apa yang akan ia lakukan di rumah ini nanti dengan waktu yang tidak bisa di tentukan. I

  • TERJEBAK PERNIKAHAN PAKSA   Bab 15: Datang bulan

    Acara sudah selesai, tapi raut muram di wajah Seruni belum hilang. Ada banyak kejutan yang ia dapatkan malam ini. Salah satunya adalah kedatangan orangtua Adam. Meski mereka datang dengan senyuman dan memberi selamat, sikap mereka justru mengusik hati kecil Seruni.Selain itu, Adam juga datang saat acara sudah hampir selesai. Memang ia yang memberinya undangan saat Adam memintanya, mereka bertemu untuk terakhir kalinya beberapa hari lalu. Adam ingin tahu apa yang membuat ia meninggalkannya, dan ingin melihat dengan matanya sendiri jika benar ia akan menjadi milik laki-laki lain. "Seruni, silahkan kamu istirahat. Saya keluar dulu, ada perlu sebentar."Seruni tak menjawab apa yang di ucapkan suaminya, pernikahannya ini tidak akan merubah sikap apalagi perasaannya pada seorang Angga. Tanpa Seruni tahu, Angga pergi keluar untuk menemui seseorang yang tak lain adalah mantan kekasih Seruni. Dia akan meluruskan dan menjelaskan padanya, apa adanya, dan sejujur-jujurnya. Toh dia sudah menika

  • TERJEBAK PERNIKAHAN PAKSA   Bab 14: Menikah

    Sepulangnya dari menemui Ayah Seruni, Angga segera menemui Ibunya, satu-satunya orangtua yang masih ia miliki. Angga harus segera membicarakan ini dengan beliau tentang acara lamaran juga pernikahan. "Ma, apa Ano sudah tidur?" tanya Angga setelah ia sampai di rumah. "Sudah," jawab Bu Mira singkat. Sebagai ibu dia masih belum bisa menerima perbuatan anaknya. "Ma, besok bantu aku datang ke rumah Seruni buat lamar dia ya? Aku harus menikah dalam minggu ini juga.""Kamu suruh orang lain saja, Mama malu. Selain perbuatan bejad kamu, Mama juga sudah pernah datang untuk melabrak dia dan membuat Seruni kehilangan pekerjaan. Lagian waktu satu minggu untuk persiapan mana cukup."Angga mengerti akan sikap kecewa Mamanya. Orangtua mana yang bahagia jika dua kali menikah, anaknya selalu sudah menyentuh perempuannya lebih dulu. "Nanti kita minta maaf, dan untuk perbuatanku ke Seruni, orangtuanya tidak tahu. Seruni merahasiakan ini, Ma. Untuk persiapan biar jadi urusanku," ucap Angga. "Enak ben

  • TERJEBAK PERNIKAHAN PAKSA   Bab 13: Bertemu Ayah Seruni

    Seruni menatap nanar kepada tiga buah testpack bergaris dua di depannya. Setetes air mata jatuh di pipinya. Inikah akhir dari perjalanan hidupnya? Apakah takdirnya akan berakhir menjadi Ibu dari anak lelaki di depannya ini. Anak? Seruni tertawa dalam hati. Mempunyai anak sama sekali belum menjadi tujuan hidupnya dalam waktu dekat ini.Angga mengangkat dagu Seruni untuk menatap matanyanya."Maaf." Angga hendak menarik Seruni dalam pelukannya, tapi di tolak."Kita menikah satu minggu lagi.""Apa harus secepat itu?" tanya Seruni terkejut sambil menahan tangis. "Iya, kita tidak mungkin menunggu perutmu membesar baru menikah.""Tapi Anda harus bertemu Ayahku dulu sebelum membawa keluarga lain untuk melamar.""Saya akan menemui Ayahmu sekarang juga."Seruni tak bisa menolak, sekarang atau nanti akan berakhir sama. "Tapi tolong, simpan rapat-rapat aib yang membuatmu sampai bertemu Ayah saya."Angga mengangguk, itu justru akan menguntungkan dirinya. ***Seruni menghembuskan nafas berat s

  • TERJEBAK PERNIKAHAN PAKSA   Bab 12: Mengurai Masalah

    Seruni sampai dirumahnya tepat saat adzan maghrib berkumandang. Setelah masuk kerumah dan membersihkan tubuh Seruni bergabung bersama orang tuanya untuk melaksanakan shalat berjamaah.Setelah selesai shalat Seruni membantu Ibunya menyiapkan makan malam."Kamu baik-baik saja, Runi?" tanya sang Ibu. "Baik, Bu.""Tapi belakangan ini kamu jadi lebih banyak diam.""Sebenarnya ada sedikit masalah, tapi Runi belum bisa cerita. Seruni belum sanggup lihat ayah dan ibu kecewa.""Apapun masalahnya cerita ke kita Runi, semua masalah pasti ada jalan keluarnya, jangan di pendam sendiri." Ucap sang Ibu bijaksana. "Iya Bu, maaf.""Ya sudah ayo kita makan, habis makan kamu harus cerita ke Ayah dan Ibu."***Akhirnya di sinilah Seruni berada, di ruang keluarga yang sederhana. Sangat jauh jika di banding dengan ruang keluarga yang ada di rumah mewah Angga.Seruni berniat mulai mengurai beban pikirannya. Mengakui sedikit demi sedikit masalah-masalah yang dia hadapi belakangan ini."Ayo Nak ceritakan, a

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status