Share

EPISODE 04 DIA KEMBALI

Di sebuah gedung perusahaan tinggi, seorang wanita yang tak lain adalah Anya, sedang duduk sembari memeriksa laporan keuangan perusahaan. Menjadi wanita karir, membuat Anya terlihat sangat sibuk akhir-akhir ini.

Perusahaan yang hampir ambruk kareba masalah penggelapan dana secara besar-besaran membuat ia yang bertanggung jawab sebagai direktur keuangan harus bekerja dengan eksta.

Dengan memakai blazer cokelat, Anya terlihat sangat anggun dan penuh dengan wibawa. Gadis berdarah Lauren itu adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam perusahaan, setelah Richard dan ayahnya.

Pembawaannya yang tegas dan tidak mentolerir kesalahan, membuat Anya disegani para karyawan. Wanita yang sedang sibuk memeriksa laporan-laporan itu harus terganggu dengan suara besing di luar ruangan. Ia kemudian menatap sekretarisnya, memberikan perintah untuk melihat apa yang terjadi di luar sana.

Cindy yang tak lain adalah sekretaris dari Anya segera berdiri dan menjalankan apa yang diperintahkan oleh atasannya. Ia keluar dan melihat apa yang terjadi di luar ruangan hingga membuat sang atasan harus merasa terganggu dengan suara bising itu. Tak lama kemudian, gadis berkacamata itu kembali masuk.

“Ada apa di luar sana? Kenapa berisik sekali?” tanya Anya, sambil memijit pelipisnya yang mendadak pening. Dugaan penyalahgunaan uang perusahaan sudah membuat gadis itu merasa sangat dipusingkan dan ditambah lagi dengan suara bising yang terasa sangat mengganggunya.

“Tuan Kevin sedang memarahi Nyonya Cristina, Bu,” kata Cindy.

“Hah? Kenapa papa memarahi mama? Apa ada masalah besar?” tanya Anya lagi.

“Bukankah sudah tiga hari, Nona Naomi tidak kembali ke rumah?” ujar Cindy membuat Anya terkejut. Setiap hari di mana pertengkaran antara Naomi dan Christina beberapa waktu yang lalu, Anya memang tidak lagi melihat Naomi. Tapi dia tidak menyangka jika adiknya tidak kembali ke rumah selama tiga hari.

Sejenak, Cindy menatap tak percaya ke arah atasannya. Bukankah meskipun Anya sudah menikah, ia masih tinggal satu atap dengan kedua orang tuanya? Lalu bagaimana ia bisa tidak tahu jika Naomi bahkan tidak kembali ke rumahnya?

“Beberapa hari ini aku terlalu sibuk dengan urusan kantor. Aku harus mencari keberadaan orang yang sudah menggelapkan dana perusahaan hingga hampir colaps sampai melupakan keadaan Naomi,” ucap Anya, lirih.

Alasan yang cukup masuk akal. Beberapa hari setelah pernikahan, Anya dan yang lainnya langsung di sibukkan dengan pengkhianat itu. Beberapa kali Cindy bahkan menemaninya lembur bahkan sampai malam. Alasan yang cukup masuk akal.

“Apa saya perlu mengerahkan beberapa orang untuk mencari keberadaan Nona Naomi, Bu?” tanya Cindy dengan hati-hati.

“Ya, minta beberapa orang untuk mencari keberadaan adikku. Ini bukan pertama kalinya dia bersitegang dengan mama, tapi dia tidak sampai pergi dari rumah seperti ini,” kata Anya. Setelah mendapatkan perintah, Cindy segera menghubungi beberapa orang yang mungkin bisa membantu mencari keberadaan Naomi.

Anya kemudian berjalan keluar, melihat apa yang terjadi di depan ruangannya. Terlihat, Cristina sedang duduk dengan ditenangkan oleh Mutia. Sedangkan Kevin ditenangkan oleh asistennya.

“Seharusnya kamu tidak membawa wanita itu ke rumah kita, Pa. Kau berjanji padaku untuk menjadi suami yang baik. Aku menerimamu yang hanya seorang supir di keluarga kami karena rasa cinta yang sangat besar. Tapi lihat balasanmu. Anakmu yang kurang ajar itu sudah menyakitiku tapi kau malah membelanya,” kata Cristina. Wanita paruh baya itu menangis tersedu-sedu.

“Tapi tindakanmu yang mengusirnya dari rumah itu tidak bisa dibenarkan, Cristina. Dia anakku juga sama seperti Anya!”

Anya memijit pelipisnya. Jika membahas perseteruan mereka, masalah ini tidak akan berakhir.

“Kenapa Naomi seperti anak kecil. Begitu saja langsung mengamuk dan pergi dari rumah. Jika sudah seperti ini, dia merepotkan banyak orang,” gerutu Anya. Wanita itu kemudian masuk ke dalam lift. Ia harus mencari adiknya dan memberikan hukuman pada gadis itu.

Namun, langkahnya terhenti ketika tiba-tiba pintu lift terbuka. Richard muncul dari dalam pintu besi itu dengan raut wajah cerah.

“Kenapa mama dan papa?” tanya Richard.

“Adikmu itu membuat masalah. Tumben sekali kau turun ke lantai ini, ada apa?” tanya Anya Aheran.

“Aku baru saja mendapatkan kabar jika suamimu baru saja kembali dari London. Dia sekarang sedang dalam perjalanan menuju rumahnya. Asisten pria itu memintaku mengantarmu ke sana.” Mendengar ucapan Richard, sebuah senyuman terbit di bibir Anya. Akhirnya setelah penat yang dialaminya beberapa hari ini menguap bersama kabar gembira.

“Sungguh, suamimu kembali? Ah, aku harus segera tiba di sana sebelum dia lebih dulu. Aku akan memberikan dia kejutan!”

Dengan semangat, Anya kembali masuk ke dalam ruangannya, mengambil tas dan kembali keluar menemui Richard. Kedua orang itu sama sekali tak peduli dengan drama antara kedua orang tuanya. Yang penting sekarang mereka harus pergi menemui Gerry. Dia adalah aset paling berharga.

Dengan mengendarai Rolls-Royce mewah berharga milyaran milik Richard, mereka bergegas menuju kediaman keluarga Smith.

Tiba di sana, gerbang langsung terbuka begitu penjaga melihat Anya di dalam mobil. Dalam hati, gadis itu bersorak girang karena telah menjadi nyonya sungguhan di rumah besar ini.

“Bahkan penjaga pintu langsung mengenali kau sebagai nyonya,” kata Richard, membuat Anya tersenyum bangga.

“Tentu saja. Aku adalah nyonya Smith sekarang,” jawabnya.

Mobil yang dikemudian Richard itu kemudian melenggang masuk ke dalam. Mobil tersebut berhenti di depan pintu. Seorang maid langsung berjalan, membukakan pintu untuk Anya dan membuat wanita itu semakin tersenyum bangga.

“Selamat datang di kediaman keluarga Smith, Nyonya!” Anya mengangguk, menatap Richard yang juga menyinggung senyum.

“Aku tidak bisa mampir ke rumahmu yang mewah ini, Anya. Aku harus meeting untuk keberangkatan ku ke Inggris besok sore. Selama aku pergi, tangani perusahaan dengan baik,” ucap Richard.

“Baiklah, lagipula aku tidak menawarimu masuk,” ejek Anya, membuat Richard tertawa.

Laki-laki itu akhirnya masuk ke dalam mobil dan mulai melenggang pergi meninggalkan pekarangan rumah besar keluarga Smith itu.

Anya kemudian berjalan masuk dengan gayanya yang anggun. Semua pelayan yang melihat kehadirannya langsung menunduk hormat, membuat Anya semakin besar kepala.

“Siapkan kamarku sekarang juga,” perintah Anya pada para maid yang ada di sana. Setelah memberikan perintah, wanita itu berjalan menuju sofa dan duduk dengan gayanya yang congkak.

Mata Anya menyapu sekitar, menikmati rumah mewah dengan design modern itu. Lampu kristal yang perbiji dibanderol dengan harga milyaran itu tergantung rapi di langit-langit, membuatnya berdecak kagum.

Saat ia sedang menikmati indahnya kediaman baru yang akan dia tempati bersama Gerry, pintu utama kembali terbuka. Para maid yang tadi bekerja langsung berjejer rapi, menundukkan kepala hormat, menyambut kedatangan sang tuan.

“Selamat datang di rumah utama, Tuan Gerald! “

Deg ....

Sedangkan disisi lain, seorang gadis tengah terbaring tak sadarkan diri di atas tempat tidur king size. Pakaiannya yang biasa rapi, kini berganti gaun tidur tipis yang nerawang, menampilkan lekukan tubuhnya.

Perlahan, mata gadis itu terbuka. Ia bergerak ingin merenggangkan tubuhnya tapi tidak bisa. Ia kemudian membuka matanya lebar-lebar dan kembali mencoba bergerak tapi tetap tidak bisa karena sesuatu terasa menahannya. Ketika dia melihat apa yang terjadi, betapa terkejutnya Naomi melihat kedua tangan dan kakinya terikat dengan posisi terlentang.

“Tunggu, apa yang terjadi padaku?” cicit Naomi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status