Share

EPISODE 05 KEJUTAN MENYAKITKAN

Naomi meringis merasakan gesekan tali di pergelangan tangan dan kakinya. Posisi yang begitu memalukan, telentang dengan kedua kaki terbuka lebar. Dengan gaun tidur tipis, yang membuatnya semakin risih. Gaun tidur yang dipikirnya hanya dipakai oleh wanita nakal untuk menggoda laki-laki.

“Apa yang terjadi?” cicitnya lagi.

Naomi memutar kepalanya, mengedarkan pandangannya melihat sekeliling ruangan yang terlihat seperti sebuah kamar, dengan perabotan yang ia yakini sangat mewah dan mahal. Ia sendiri terbaring, terikat di tengah sebuah ranjang besar. Dengan sprei dingin nan lembut dibawah tubuhnya. Tak lupa dengan wangi parfum yang menggoda.

Seharusnya itu semua mampu memukaunya, namun tidak jika dengan kondisi terikat seperti ini.

“Aku dimana?” rintihnya panik.

Naomi berusaha menarik kedua tangan dan kakinya, namun ikatannya terlalu kuat. Walaupun tali yang digunakan adalah helaian kain sutra nan lembut, tetap saja. Perasaannya yang semakin panik dan ketakutan membuat ikatannya terasa kencang dan menyakitkan.

“Seseorang tolong aku! Aku mohon, keluarkan aku dari sini,” tangisnya.

Gerakan Naomi berusaha melepaskan diri justru membuat baju tipis yang dipakainya tersibak, menampilkan paha mulus tanpa segaris noda itu.

“Tidak! Aku harus pergi dari sini!” tekat Naomi meski tubuhnya gemetar ketakutan, membayangkan hal-hal yang kemungkinan akan terjadi.

Bajingan seperti apa yang menculiknya? Siapa orang biadab yang membawa gadis itu ke tempat ini? Seingatnya, Naomi sedang berada di area kampus beberapa waktu yang lalu, tapi kenapa sekarang dia ada di sini?

Berbagai pemikiran buruk mulai merasuki. Berita-berita kriminal tentang pelecehan dan kejahatan terhadap wanita kembali diingatnya. Apakah hal seperti itu juga yang akan menimpanya? Tidak, ini tidak boleh terjadi.

Seseorang sepertinya tengah mempersiapkan dirinya untuk menjadi pemuas nafsu orang lain. Apakah dia seorang penjahat? Pemerkosa? Atau bahkan seorang psikopat yang akan membunuhnya jika sudah puas menggagahinya?

Pikiran seperti itu semakin membuatnya histeris.

“Tolong aku! Lepaskan aku! Siapapun tolong aku! Keluarkan aku dari sini!” Naomi menangis keras.

Sedangkan di lantai dasar,

“Selamat datang di rumah utama, Tuan Gerald!”

Anya menoleh ke arah pintu, dengan senyum manis mengembang, berdiri riang menyambut Gerry.

“Selamat datang, Honay!” ucapnya gembira, seraya mendekat hendak menggandeng lengan Gerry, namun gerakan halus pria itu membuat jangkauan tangannya lolos begitu saja.

Anya tertegun sejenak, namun kemudian senyum lebar kembali terukir di bibirnya. Kembali meraih lengan Gerry, sebelum pria itu sempat menghindar.

“Kau pasti capek, sebaiknya kau beristirahat. Kita ke kamar ya, Sayang!” kata Anya lagi, masih belum menangkap sikap dingin Gerry.

Gerry hanya menggumam, memilih membiarkan Anya memeluk lengannya dengan manja dan mereka berjalan menuju tangga, naik ke lantai atas dan berjalan ke kamar mereka.

Mereka memasuki kamar yang sudah disiapkan oleh maid atas perintah Anya tadi. Wanita itu tersenyum puas melihat hasil kerja maid-nya. Bersikap layaknya seorang istri yang baik, Anya membantu membuka jas dan mengambil alih tas kerja Gerry. Setelah itu, meminta Gerry melangkah memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri.

Anya disibukkan membereskan barang-barang Gerry, memerintahkan maid yang tadi sempat mengikutinya untuk pergi dan mengerjakan semuanya sendiri. Ia ingin terlihat baik di depan suaminya itu. Maka selagi Gerry masih di kamar mandi, ia pun secepatnya bersiap.

Berdandan secantik mungkin, memakai lingerie yang tipis. Memakai parfum favoritnya yang dipikir akan membuat Gerry tergoda. Tak lupa ia menyemprot tempat tidur mereka juga.

Selanjutnya ia pun duduk menyilangkan kaki, menghadap ke kamar mandi. Bersiap menyambut Gerry. Dikibaskan rambutnya yang tergerai. Jantungnya sudah memacu dengan riang sedari tadi dan senyum bahagia terukir tanpa bisa ditahannya.

Tak lama kemudian, pintu kamar mandi pun terbuka dan pemandangan selanjutnya justru membuatnya menahan nafas.

Gerry keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai balutan handuk di bawah tulang pinggulnya, menampilkan perutnya yang datar membentuk 6 kotak yang terlihat padat. Dadanya yang bidang tak kalah menggoda. Dengan sisa air yang tampak berkilauan, tak lupa wangi segar sabun mandi menguar menggelitik indera penciuman, membuat Anya bahkan lupa untuk bernafas.

“Sedang apa kau di sini?”

Suara Gerry yang dingin membuyarkan lamunannya. Terdengar kaku dengan nada tidak suka yang kental di dalamnya. Namun Anya masih belum menyadari itu. Dia tetap masih tersenyum menanggapinya.

“Apa kau tidak rindu padaku?” ucapnya manja, seraya berdiri lalu melangkah dengan gaya sensual menghampiri Gerry. Sejak hari pernikahan, mereka sama sekali tidak bertukar kabar.

Anya berdiri di hadapan pria itu dan mendongak. Tangannya terangkat hendak menyentuh wajah Gerry.

“Aku sudah menunggu saat-saat seperti ini,” ucapnya setengah berbisik.

Namun, ekspresinya berubah manakala Gerry menangkap tangannya ketika hanya berjarak beberapa senti saja bahkan sebelum benar-benar menyentuh pria itu.

“Jangan berani-beraninya kau sentuh aku!” ucap Gerry dengan suara dingin menusuk.

Anya tertegun, barulah ia kini sadar jika sedari tadi Gerry benar-benar tak menginginkannya. Tatapan datar merendahkan terpancar dari kedua manik pria itu.

“Sayang? Apa maksudmu?” tanyanya heran, berusaha tetap tersenyum.

Gerry menghempaskan tangan Anya, lalu bergerak menjauh. Tak peduli dengan raut wajah kaget dari Anya, yang berdiri mematung di tempatnya. Wanita itu lalu perlahan memutar tubuh mengikuti Gerry.

“Apa-apaan ini? Ada apa dengan sikapmu?” kejar Anya tak terima.

Gerry hanya tersenyum sinis, seraya membuka lemari, mengambil salah satu piyamanya.

“Aku tidak tidur dengan pelacur sepertimu, Anya!”

Bagai petir di siang bolong, Anya terkejut mendengar kata-kata itu meluncur dari mulut Gerry. Matanya sontak berkaca-kaca dengan nafas memburu.

“Apa kau bilang?”

Gerry mendengkus gusar, “ Apa kau tuli?” cibirnya tajam, “kau tak pantas menjadi istriku! Bahkan kau tak cukup pantas untuk menyentuhku!”

Wajah Anya semakin membeku, air mata lolos begitu saja, meleleh membasahi pipinya. Namun tak hanya sorot luka di mata wanita itu, tapi juga kemarahan.

“Kau?”

Gerry memasuki kamar ganti, tak mempedulikan Anya yang masih berdiri dengan wajah shock-nya. Tak lama ia keluar dengan memakai piyama.

“Gerry!”

Gerry menoleh, memberi senyuman miring ke arah ‘istrinya’ itu.

“Apa yang kau harapkan, Anya?” ucapnya dengan nada merendahkan, “bagiku, kau hanya seorang pelacur. Bahkan aku heran kenapa kau bisa ada di sini!”

Anya mengepalkan tangan di kedua sisi tubuh, rahangnya mengeras. Antara marah dan sakit hati, mendengar perkataan laki-laki yang dianggapnya sebagai suami itu. Yang kini bahkan menganggapnya sebagai apa? Sebagai pelacur katanya?

Gerry tak menunggu balasan dari Anya, ia mendengus sinis. Lalu berbalik hendak keluar dari kamar. Anya segera mengejarnya.

“Tunggu! Kau mau kemana?” tahannya seraya meraih tangan Gerry.

Gerry berjengit dan sontak menghempaskan tangannya dengan kasar hingga pegangan Anya terlepas. Membuat wanita itu kembali terkejut dengan gerakan kasarnya, apalagi melihat tatapan sengit yang dilemparkan Gerry terhadapnya.

“Jangan sentuh! Aku sudah peringatkan padamu, jangan pernah sentuh aku!” tunjuk Gerry dengan geram. Lalu berbalik cepat keluar dari kamar.

Anya mengeratkan rahangnya, air mata sudah mengalir deras sejak tadi. Hatinya sakit tak terkira. Merasa terhina dengan penolakan kasar dari Gerry yang sama sekali diluar bayangannya. Ini adalah malam pertama mereka, tapi kenapa Gerry malah menolaknya mentah-mentah dengan ucapan kasar dan merendahkan seperti tadi.

Apa yang membuat sikap Gerry begitu kasar padanya?

Ia harus mencari tahu, dan memutuskan untuk mengikuti laki-laki itu keluar dari kamar. Keterkejutan Anya semakin menjadi setelah mendengar perkataan terakhir dari Gerry sebelum tubuh tegapnya menghilang di balik pintu kamar sebelah.

“Aku akan menghabiskan malam pertamaku dengan Naomi, jadi jangan membuat keributan atau aku akan bertindak di luar batas!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status