Share

Bab 10

"Ngapain bengong, Kak?" Nattaya tiba-tiba sudah ada di belakang Amira. Dia lalu duduk di samping kakaknya itu yang sedang duduk di halaman belakang.

"Lagi mikirin Andi, ya?" Kedua alis cowok itu bergerak naik turun dengan tatapan usil. "Aku dengar-dengar kalian sering kencan berdua sekarang, ya."

"Bacot," umpat Amira kesal. "Dia yang selalu tiba-tiba muncul di kantor."

"Dih, yang mulai seriusan, nih," ledek Nattaya tidak berhenti mengganggu kakaknya.

"Apaan, sih," ujar Amira kesal. Hilang sudah kedamaian yang tadi tercipta saat dia masih sendiri. "Kamu belum jadian, ya, catet!"

Andi pura-pura membelalak. "Belum? Wah, berarti ntar bakal jadian dong. Tinggal nunggu waktu berarti."

"Aku bisa ngorek tanah tanaman mama buat ngelumurin badan kamu, ya." Amira mengancam karena terus-terusan diledek adiknya itu.

"Kalau kesel berarti benar." Tawa Andi makin meledak.

Amira membuat bibirnya nyaris seperti garis dengan tarikan napas dalam.

Memang, sedari tadi dia memilih untuk menyendiri di sana k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status