Semalam telah terjadi sesuatu di antara mereka. Gabriel hanya berniat menghangatkan tubuh Alexandra yang sudah sedingin es, bukan untuk mencumbu gadis itu. Tapi gadis itu ternyata ikut menikmati di luar kesadarannya, dan sang mafia merasakan kedua tangan Alexandra malah merangkul lehernya.
Jari lentik menyisir rambutnya dengan keras menekan hingga ke bahunya. Suhu tubuh gadis itu naik dengan cepat, seiring bibir Gabriel mencium bibirnya. Rasa manis yang sama ketika sang mafia muda mendapatkan pertama kali dari Alexandra Camorra.Setengah jam kemudian mandi peluh keringat dan semakin memanas. Gadis itu sadar membuka dirinya hanya untuk sang mafia Gabriel Nostra. Ia membalas seluruh perlakuan pria itu padanya, bukan menolaknya. Sungguh berbeda dari yang sebelumnya.Gabriel sedikit ragu tapi Alexandra terus memaksa. Tidak menginginkan malam ini tidur sendirian lagi. "Camorra, apakah kau yakin aku tidak akan menyakitimu lagi?"Gadis itu meAlexandra terbangun ketika lengan kokoh Gabriel bergeser dari kepalanya. Ia membuka mata dan mendapati pria itu sangat dekat dengannya. Matanya membelalak, pikirannya bekerja lagi lalu melihat dirinya dan Gabriel di bawah selimut, tanpa mengenakan apa-apa. God Damn it! Apa yang terjadi dengan mereka semalam! Matanya berputar mengingat mereka kembali dari Naples. Kemudian berdua menghancurkan dua musuh bebuyutan, Carlo dan Brando di sebuah gedung apartemen tua dan kumuh. Lalu pulang dan mengguyur tubuhnya begitu lama di bawah pancuran air, sampai ia tak sadarkan diri larut di dalam kekecewaan dan kesedihan, menyesali perbuatan ayahnya pada keluarganya. Ia berbalik dari pandangan Gabriel yang tertegun dan khawatir padanya. Alexandra menolak dikasihani oleh pria tampan dan kejam. Mereka hanya saling memanfaatkan keadaan, bukan memperbaiki Ia melakukan kesalahan lagi berulang kali. Tapi pesona sang mafia begitu kuat, tak ada ad
Romano menikmati minuman dengan santai di Bar & Lounge Milan. Menunggu seorang kawan lama yang jarang ditemuinya beberapa tahun ini. Seseorang yang telah mengetahui peristiwa sabotase kecelakaan Frank Nostra di masa lalu. Bedebah itu telah menutupi darinya selama ini. Sungguh mencengangkan jika hal itu luput dari pengawasan dirinya, membuat sangat murka tak bisa mencegah kejadian itu sebelumnya. Pengawal pribadi Luigi DiMaggio seperti yang dikatakan Carlo dan Brando malam itu. Di mana posisi Romano tiba-tiba digantikan begitu saja untuk mengelabui Gabriel Nostra. Yang ditunggu akhirnya datang! Matanya melirik tajam. Agustine sudah tiba membawa teman kencan yang baru ia lihat kali ini. Pria itu telah banyak berubah, mungkin anak dan istrinya telah ditinggalkan seiring gaya hidup dan penghasilan mulai tinggi. Tak ada bedanya dengan kelakuan majikannya, Luigi DiMaggio! Wanita itu sedang bergelayut manja, bukan tipe wanita setia. Panda
Alano sedang melapor ke Anthony Marriot mengenai musuh Gabriel Nostra, sepulang mereka dari Napoli kemarin. Carlo dan Brando sudah tewas di tangan Alexandra dan Gabriel. Dari pernyataan Carlo, mereka akhirnya mengetahui pengawal Luigi DiMaggio yang menyabotase pesawat Frank Nostra sesaat mengudara menuju Moscow. Seperti dalam pikiran mereka berdua saat ini, Romano yang akan membalaskan dendam untuk Gabriel. Alano menyuruh mencari pengawal yang telah menggantikan posisinya untuk Luigi DiMaggio. Malam ini mereka berdua sedang bertemu. Tak lama lagi Agustine akan dilenyapkan juga. "Kau yakin manusia terkutuk itu yang menewaskan sahabatku Frank dan Sara Nostra?" tanya Anthony Marriot serius di ujung sambungan telepon antara Napoli dan Milan. "Tidak salah lagi, Anthony-! Pengawal Agustine pemain lama di dunia hitam sebelum bergabung ke Luigi DiMaggio. Manusia busuk itu bekerja demi uang dan tidak ada belas kasihan. Hidupnya makin glamour, setelah Frank
Ruang kerja mewah sang mafia Gabriel Nostra sedang menghadapi masalah genting. Romano datang ke kantor siang ini membawa berita penting. Pengawal Alano dan Alexandra ikut juga mendengarkan hasil investigasi Romano semalam. "Agustine selama ini menipuku, sengaja mengambil posisiku dan menyingkirkan diriku dari Luigi DiMaggio. Itulah mengapa, aku tak bisa mencegah kejahatannya sampai saat ini. Pengaruh yang buruk menguasai pamanmu, sering melakukan pekerjaan kotor dan menerima banyak upeti dari koleganya. Termasuk eksekusi Frank dan Sara Nostra, si bedebah Agustine juga Fausto yang melaksanakannya!" "Aku tak yakin bisa menyelamatkan Zio Luigi DiMaggio. Ayahku dulu bercerita sejak Grandpa - Nonno Nostra tiada, adik Frank menghilang kemudian datang mengambil perusahaan warisan tapi tidak mampu mengelolanya lagi. Kupikir, kau yang paling tahu tentangnya selama ini!" "Manusia malas itu tidak setangguh ayahmu, Gabriel! Ia hanya mencari uang mudah kemudian membuangny
Pengawal dari Luigi DiMaggio, bajingan Agustine menceritakan peristiwa lama yang dilupakan orang, tapi tidak bagi putra dan pengawal Frank Nostra. Mereka berempat segera memburunya, menuju ke lantai tiga, pintu kedua sebelah kiri setelah keluar dari lift. Kunci digital dengan memakai kartu khusus pembuka pintu, menyusahkan bagi Alano. Peluru melesat ke mesin pengunci pintu, terdengar bunyi bip dan pintu langsung membuka. Tak perlu adab kesopanan, menghadapi pembunuh Frank Nostra dan istrinya. Ruang tamu kosong tak ada orang. Romano dan Alexandra menyusuri dapur dan ruang lainnya yang memiliki interior bagus dan berkelas bagi seorang pengawal mafia. Harusnya Romano tahu semua itu berasal dari mana. Jika bukan karena komisi Luigi DiMaggio dan Antonio memberi fasilitas banyak ke Agustine, atas kerja kerasnya menyabotase pesawat Frank Nostra menuju Rusia. Terdengar suara dua orang melenguh di dalam kamar. Teman kencan Agustine ternyata sedang membalas hasratnya s
Dokter Julian usai bekerja di Rumah Sakit langsung meluncur ke nightclub miliknya. Si brengsek Gabriel mengajak bertemu untuk minum malam ini. Tiba lebih dulu seperti biasanya, dan duduk di depan bartender yang sangat mengenal dirinya. "Kau sendiri, Doc?" "No, sebentar lagi keparat Gabriel akan muncul juga. Jika ia bukan owner tempatku bekerja, aku tak peduli dengan ajakannya untuk ke sini. Tugasku semakin banyak mengurus pasien juga menjadi kepala Rumah Sakit!" "Doctor Julian ...." "What?" Bartender mencoba mengingatkan, tapi sang mafia Gabriel Nostra sudah berada di sampingnya mendengar keluhannya. "Apa kau ingin aku turunkan jabatanmu menjadi office boy, atau lebih baik kau mencari asisten baru huh!" Julian terjebak, "Sialan kau, Gabriel! Jika aku memiliki asisten seperti Camorra, pekerjaanku pasti menjadi lebih mudah!" Gabriel tersenyum. Alexandra tertutup oleh tubuhnya yang kekar dan muncul saat namanya disebut Julian. Gadis itu j
Sahabatnya membiarkan gadis itu minum sesuatu yang memabukkan. Tingkahnya berbeda kali ini. Bukan hanya narkoba yang bisa membuat orang lupa diri, tapi minuman beralkohol bagi seorang yang tidak biasa, akan berefek luar biasa. Gabriel berbisik ke telinganya mengajaknya beristirahat di ruang VVIP yang disediakan oleh Julian. "Kau mabuk, sayang. Sebaiknya kita duduk dulu agar kau tidak jatuh nanti!" Alexandra mengelak. "No, i am okay, Gabriel!" Tapi laki-laki itu menggandengnya, mengajak keluar dari lantai dansa. Gadis itu menghentak tangannya, Gabriel melihat matanya mengarahkan ke ruang toilet. Alexandra ingin mengajak bersenang-senang di sana! Pikiran kotornya terhapus sekejap saja, saat gadis itu memang ingin ke toilet sesuai kebutuhan dirinya, bukan yang lain. Bodohnya sang mafia Gabriel Nostra! Di puri Milano lebih hangat dan istimewa dari pada mereka harus melakukan di nightclub. Gabriel membiarkan Alexandra ke dalam sendirian dan menunggunya di
Matanya yang gelap kini mulai menyala terang, masih menyesuaikan dengan seisi ruangan. Hanya satu lampu kecil dan sekelilingnya berantakan, sebuah gudang tak terpakai. Banyak kotak kayu bekas bertumpuk di depan dan belakangnya. Ough! Alexandra mencoba bergerak, tapi tidak berhasil. Oh shit! Tangannya terikat kuat di belakang kursinya, tak bisa melepaskan diri, pergi kemana-mana lagi. Ia masih mencoba mengingat apa yang terjadi dengannya. Tadi malam bersama Gabriel dan Julian di nightclub, mereka sedang minum dan asyik berdansa. Ia menuju toilet, Gabriel menunggunya di luar namun sedang asyik dengan tiga wanita murahan mengerubunginya bagai lalat, mengalihkan pikiran serta perhatiannya darinya. Seseorang telah menculik dirinya tanpa sepengetahuan Gabriel Nostra. Apakah pria itu dan sahabatnya Julian, menyadari telah kehilangan Alexandra? Entahlah! Tidak tahu harus berpikir apa lagi agar terbebas dari penculikan ini. Kepalanya sedikit pening, minuman Jack Danie