Anthony menunjukkan kamar baru bagi Angela Camorra, desain interior yang sangat cantik dan banyak mainan mahal di dalamnya. Ia telah menyiapkan segalanya demi menyambut kedatangan keponakannya. Melepas Angela dari pelukannya, membiarkan putri kecil itu melompat di ranjang mewahnya.
Angela pantas mendapatkan semua yang dimilikinya, begitu pun Alexandra. Tapi Anthony belum menceritakan yang seutuhnya, tentang hubungan dirinya dengan Rosaelia. Identitas kedua keponakannya masih menjadi rahasia, sampai musuh orang tuanya dilenyapkan lebih dulu.
Pengasuh Elisa tidak begitu jauh dari usia Rosaelia. Begitu terkejut saat bertemu Tuan Anthony untuk pertama kalinya. Ia menyembunyikan sesuatu di dalam hati dan pikirannya. Tapi ketika ia hanya berdua Angela di kamar menemaninya tidur siang. Tuan Anthony mengajaknya berbicara.
"Maafkan pertanyaanku, Elisa. Apa kau sebelumnya bekerja di kediaman Antonio dan Rosaelia?"
"Ya, Tuan Anthony. Aku bekerja di sana se
Siang ini Alano menepati janji, tiba di kediaman Anthony Marriott. Gabriel dan Alexandra ingin mendengar penjelasannya sekali lagi. Kali ini Anthony mengajak mereka berbicara khusus di ruang kerjanya. Tuan rumah sangat tahu dengan siapa ia berhadapan kali ini. Pengawal Alano bukan orang asing baginya. "Aku tahu siapa kau sebenarnya, Alano!" "Anthony, kau jelas sangat mengenal aku. Setelah sekian lama mengawal Frank Nostra. Kau selalu ada di dekatnya, sebagai sahabatnya. Apa kau tidak mau memberiku kesempatan agar memperbaiki semua ini?" "Kesempatanmu sudah hilang, sejak kau dinyatakan menghilang atau mati! Mengapa kau berani datang menampilkan wajah busukmu lagi. Aku tidak akan percaya dengan kata-katamu lagi, kau pembohong yang sempurna!" "Maafkan aku, Anthony! Saat itu telah aku putuskan pergi dari Milan menghindari ancaman dari keparat Antonio dan rekannya. Gabriel masih dalam keadaan bahaya jika langsung menemuinya. Luigi DiMaggio mengambi
Perjalanan ke Milan berjalan lancar, pengawal lainnya menjemput mereka di bandara Malpensa menuju Puri Milano. Suasana terasa sepi, tak ada suara teriakan, tangisan maupun tawa lugu gadis kecil Angela Camorra saat mereka tiba di sana. Sebelum Alexandra naik menuju kamarnya, Gabriel menanyakan untuk makan malam bersama. Namun gadis itu menggeleng, ia hanya ingin pergi tidur lebih cepat. Secara refleks Gabriel menahan lengan Alexandra, dan tangan kanannya menyentuh keningnya. "Grrr --- Gabriel, aku tidak sakit atau demam, hanya sedikit lelah saja!" Alexandra berkelit dari tatapan tajamnya. Sang mafia menyilakan dirinya ke kamarnya di atas. Gadis itu tak terlihat sehat sejak mereka pulang dari kediaman Anthony Marriott di Napoli. "Okay beristirahatlah, besok kau kembali bekerja bersamaku di kantor!" Gadis itu mengangguk, membalikkan badannya kemudian menghilang ke kamarnya. Gabriel memperhatikan dengan seksama. Ia tidak ingin memisahkan seorang kakak den
Makan pagi begitu hening, Gabriel menikmati sarapannya dengan santai. Sementara gadis itu sedikit gelisah, ia memainkan garpu di atas makanannya. Ada sesuatu yang mengganggu pikirannya dari semalam. "Ada apa Camorra, makanannya tidak enak? Pelayan Albert bisa memasakkan sesuatu yang kau sukai." "No thanks, Gabriel. Hanya semalam aku seperti bermimpi, kau sedang tidur di sampingku." "Hmm itu yang membuatmu gelisah pagi ini, apa mimpinya tidak menyenangkan dirimu?" "Tidak juga. Entahlah seperti nyata, tapi waktu aku bangun tadi pagi kau tidak berada di samping diriku, aneh!" Gabriel meliriknya sambil tersenyum kecil. Ia sebenarnya lebih terkejut dari gadis itu, Gabriel terbiasa tertidur dan terbangun sendiri setiap pagi dalam hidupnya. Tapi pagi ini Alexandra dipelukannya, dan ia langsung bergegas kembali ke kamarnya sendiri untuk bersiap ke kantor hari ini. "Habiskan sarapanmu, kita akan segera berangkat. Romano
Gabriel membiarkan gadis itu bekerja di ruangannya, walau sudah memiliki meja kerja sendiri. Ia senang memandang dari jauh dan mengawasi yang merupakan keasyikan tersendiri baginya. Jari pria itu masih mengetik membalas email kolega, tapi mata tajamnya ke Alexandra Camorra. Tak lama asisten Lanzo datang memberikan arsip yang dibutuhkan pimpinannya. Tugas Lanzo semakin baik menggantikan keparat jalang Natasha. Tidak lagi ada keluhan atau laporan dari kolega atas kinerjanya. Dan tak perlu lagi mendengar cerita sekretarisnya tidur dengan mereka lagi, demi keuntungan dan kenikmatan sesaat. Ia telah menghancurkan semua dari dalam. Parasit yang hidup atas nama besar dirinya juga perusahaannya. Para pengkhianat, perusak dimusnahkan oleh pengawal setia dan asisten pribadi yang cantik dan handal. Tak perlu disangsikan lagi kemampuan mereka semua. "Morning Tuan Gabriel, Nona Camorra! Ini dokumen yang kalian minta. Cukup sulit melacak info lebih dari 10 tahun la
Malam tenang bagi Alexandra Camorra, tapi tidak setenang bagi seorang Gabriel Nostra. Tidak ada pengalihan yang lebih baik bagi sang mafia, kecuali minuman dan wanita. Sejak kehadiran gadis itu di puri Milano, tak ada kesempatan baginya menikmati masa lajang. Gabriel sangat merindukan itu. Ia tak melihat Alexandra sehabis makan malam, menganggap gadis itu sudah tidur di kamar. Pintunya pun tertutup rapat. Bergegas mengambil kunci mobil di atas cabinet, melangkah keluar tanpa ditemani oleh pengawal Romano. Porsche merah menyala melaju kencang meninggalkan puri Milano di belakang. Gabriel menghubungi sahabatnya, ia berharap dapat menemani dirinya minum di nightclub favorit mereka. "Julian, kau bebas tugas malam ini?" "Whats up, Gabriel? Apa kau tidak lelah setelah seharian bekerja huh!" "Temui aku di nightclub sekarang, pesankan minuman untukku!" "Grrr---- keparat kau, Gabriel!" Handphone dimatikan, ci
Julian melirik ke sahabatnya, Gabriel. Satu wanita jalang telah dicampakkan sahabatnya. Pasti banyak wanita lain menginginkan dirinya lagi. Itulah seorang Gabriel yang ia kenal selama ini. Tidak cukup hanya dengan satu wanita. Mati satu, tumbuh seribu! Benar saja dugaan Julian. Tak lama kemudian wanita seksi lain datang menghampiri. Memeluk, mencium manja pipi sang mafia, Gabriel Nostra. Tubuhnya sensual menggoda, tapi sayang milik orang lain. "Honey, kau telah melupakan aku." "Hai, Beatrice." "Bisakah kita keluar malam ini, sayang? Sudah lama, kau tidak menghangatkan diriku lagi." "Kau buta, Beatrice! Suami bodohmu ada di sudut sana, sedang bercumbu dengan sahabatmu sendiri!" "Oh shit!" Gabriel dan Julian kontan tertawa bersama ketika wanita itu langsung ke arah yang ditunjukkan sang mafia. Dan keributan tak terelakkan lagi. Drama di nightclub begitu banyak sampai mereka tak bisa menging
Alexandra sendirian menikmati makan pagi. Ia kesepian sejak Angela Camorra dan pengasuhnya tinggal di kediaman Zio Anthony Marriott di Napoli. Tak juga kelihatan batang hidung sang mafia pemilik puri Milano untuk ikut sarapan dengannya. Pelayan Albert menawarkan aneka desserts, tapi gadis itu menolaknya dengan halus. Tiba-tiba datang seorang wanita muda, masih berbalut jubah mandi mendekati meja makan. Menyuruh pelayan Albert menyiapkan sarapan untuknya. Bagaikan seorang nyonya rumah, wanita itu terus bertingkah dengan seenaknya. Kemudian mengambil tempat duduk di seberang Alexandra dan menegurnya begitu keras hingga suaranya menggema di ruang makan. "HEI KAU SIAPA? Aku tak pernah melihat dirimu selama ini!" "Aku asisten pribadi Gabriel Nostra." "Whatt-ttt ___ tidak mungkin, kau terlalu muda untuk bekerja seperti itu! Apa kau sengaja tinggal di sini agar bisa mendekati tunanganku, huh!" Alexandra hampir tersedak mendengar penjelasanny
Sudah setengah jam lebih, Alexandra diam duduk di sofa taman belakang memandangi kolam renang yang luas dan pepohonan besar menjulang membuat puri Milano bertambah asri dan teduh. Ia menyukai puri klasik ini, tapi tidak menyukai pemiliknya. Entah mengapa sang mafia Gabriel Nostra lebih suka dirinya bertahan di sini bersamanya, dari pada melepaskannya. Kejadian tadi pagi membuka pikirannya. Pria itu seharusnya memiliki pasangan untuk membangun keluarga. Puri ini begitu terasa sunyi sepi tanpa kehidupan di dalamnya. Lamunan mengembara jauh. Musim dingin sudah mulai, tubuhnya menggigil. Alexandra terlupa, keluar tanpa membawa mantel sejak kejadian tadi pagi yang menghebohkan. Gara-gara wanita jalang bernama Debbie pembawa keonaran membuat kericuhan di puri pagi ini. Sesungguhnya ia tak peduli jika Gabriel Nostra mau membawa teman kencan setiap saat ke sini. Alexandra tinggal menyingkir tak ingin mengganggu kesenangan pria itu.