Malam tenang bagi Alexandra Camorra, tapi tidak setenang bagi seorang Gabriel Nostra. Tidak ada pengalihan yang lebih baik bagi sang mafia, kecuali minuman dan wanita. Sejak kehadiran gadis itu di puri Milano, tak ada kesempatan baginya menikmati masa lajang.
Gabriel sangat merindukan itu. Ia tak melihat Alexandra sehabis makan malam, menganggap gadis itu sudah tidur di kamar. Pintunya pun tertutup rapat. Bergegas mengambil kunci mobil di atas cabinet, melangkah keluar tanpa ditemani oleh pengawal Romano.Porsche merah menyala melaju kencang meninggalkan puri Milano di belakang. Gabriel menghubungi sahabatnya, ia berharap dapat menemani dirinya minum di nightclub favorit mereka."Julian, kau bebas tugas malam ini?""Whats up, Gabriel? Apa kau tidak lelah setelah seharian bekerja huh!""Temui aku di nightclub sekarang, pesankan minuman untukku!""Grrr---- keparat kau, Gabriel!"Handphone dimatikan, ciJulian melirik ke sahabatnya, Gabriel. Satu wanita jalang telah dicampakkan sahabatnya. Pasti banyak wanita lain menginginkan dirinya lagi. Itulah seorang Gabriel yang ia kenal selama ini. Tidak cukup hanya dengan satu wanita. Mati satu, tumbuh seribu! Benar saja dugaan Julian. Tak lama kemudian wanita seksi lain datang menghampiri. Memeluk, mencium manja pipi sang mafia, Gabriel Nostra. Tubuhnya sensual menggoda, tapi sayang milik orang lain. "Honey, kau telah melupakan aku." "Hai, Beatrice." "Bisakah kita keluar malam ini, sayang? Sudah lama, kau tidak menghangatkan diriku lagi." "Kau buta, Beatrice! Suami bodohmu ada di sudut sana, sedang bercumbu dengan sahabatmu sendiri!" "Oh shit!" Gabriel dan Julian kontan tertawa bersama ketika wanita itu langsung ke arah yang ditunjukkan sang mafia. Dan keributan tak terelakkan lagi. Drama di nightclub begitu banyak sampai mereka tak bisa menging
Alexandra sendirian menikmati makan pagi. Ia kesepian sejak Angela Camorra dan pengasuhnya tinggal di kediaman Zio Anthony Marriott di Napoli. Tak juga kelihatan batang hidung sang mafia pemilik puri Milano untuk ikut sarapan dengannya. Pelayan Albert menawarkan aneka desserts, tapi gadis itu menolaknya dengan halus. Tiba-tiba datang seorang wanita muda, masih berbalut jubah mandi mendekati meja makan. Menyuruh pelayan Albert menyiapkan sarapan untuknya. Bagaikan seorang nyonya rumah, wanita itu terus bertingkah dengan seenaknya. Kemudian mengambil tempat duduk di seberang Alexandra dan menegurnya begitu keras hingga suaranya menggema di ruang makan. "HEI KAU SIAPA? Aku tak pernah melihat dirimu selama ini!" "Aku asisten pribadi Gabriel Nostra." "Whatt-ttt ___ tidak mungkin, kau terlalu muda untuk bekerja seperti itu! Apa kau sengaja tinggal di sini agar bisa mendekati tunanganku, huh!" Alexandra hampir tersedak mendengar penjelasanny
Sudah setengah jam lebih, Alexandra diam duduk di sofa taman belakang memandangi kolam renang yang luas dan pepohonan besar menjulang membuat puri Milano bertambah asri dan teduh. Ia menyukai puri klasik ini, tapi tidak menyukai pemiliknya. Entah mengapa sang mafia Gabriel Nostra lebih suka dirinya bertahan di sini bersamanya, dari pada melepaskannya. Kejadian tadi pagi membuka pikirannya. Pria itu seharusnya memiliki pasangan untuk membangun keluarga. Puri ini begitu terasa sunyi sepi tanpa kehidupan di dalamnya. Lamunan mengembara jauh. Musim dingin sudah mulai, tubuhnya menggigil. Alexandra terlupa, keluar tanpa membawa mantel sejak kejadian tadi pagi yang menghebohkan. Gara-gara wanita jalang bernama Debbie pembawa keonaran membuat kericuhan di puri pagi ini. Sesungguhnya ia tak peduli jika Gabriel Nostra mau membawa teman kencan setiap saat ke sini. Alexandra tinggal menyingkir tak ingin mengganggu kesenangan pria itu.
Napoli Angela Camorra menyapa kakaknya dalam panggilan video call mereka. Rindu Alexandra untuk memeluk adik kecilnya sedikit terobati sekarang. Zio Anthony Marriott sungguh memanjakan Angela dengan kamar mewah nan indah, mainan mahal dan banyaknya tak terkira. Pengasuh Elisa sangat menyayangi adiknya, mengurusnya begitu baik. Dan pada akhirnya Alexandra harus merelakan Angela tinggal sementara di sana untuk keselamatannya. Putri bungsu dari Daniel dan Rosaelia Camorra menggemaskan semua orang yang melihatnya. Adiknya memberi ciuman dari jauh, pipi gembul dan mulut mungilnya tersimpan di dalam ingatan Alexandra. Angela tumbuh lebih sehat dan ceria nun jauh di sana. Ia mengucapkan salam untuk Zio Gabriel Nostra merindukan masakannya. Tapi ia juga menyebutkan masakan Zio Anthony Marriott lebih enak darinya. Alexandra tertawa ketika melihat wajah sang mafia kejam langsung memasa
Beberapa hari ini terjadi banyak perubahan di kantor, maupun puri Milano. Wajah sang mafia Gabriel Nostra terlihat senang dan riang. Romano ikutan gembira, pekerjaannya menjadi mudah dan jarang mendengar bossnya marah padanya atau ke karyawannya lagi. Sikap Alexandra juga sedikit berubah, ia tak bisa menutupi dari pandangan dan pengalaman akibat perdebatannya dengan Debbie si wanita jalang. Sekarang Gabriel terus melakukan sikap pendekatan dengannya, menjadi lebih posesif dari biasanya. Desas desus wanita jalang yang mengaku sebagai tunangannya sang mafia telah beberapa kali terdengar sebelumnya. Tapi semua pria di nightclub pun tahu model wanita seperti Debbie tak bisa dipercaya, karena mereka masih bebas mencumbunya setiap saat. Jika memang wanita sialan itu adalah tunangan sang mafia, mengapa membiarkan berkeliaran dan berpelukan dengan pria lainnya. Impossible huh! Sejak diusir dari puri Milano, Debbie tak pernah muncul lagi di nightclub. Sang dok
Dari kemarin Alexandra Camorra tidak ingin bicara lagi dengan sang mafia Gabriel Nostra. Ia menutup kamar rapat-rapat dan menguncinya. Makan malam pun dilewatkan begitu saja. Tapi di kantor ia tak berkutik. Gabriel memanggil untuk segera menghadap dirinya. Apa lagi yang akan dia lakukan padanya, hari-hari bersamanya semakin menyebalkan saja. Kemarin itu adalah puncak kekesalannya, perpustakaan universitas menjadi heboh karena sang mafia memukul satu mahasiswa di sana. Pria itu sedang berdiri memandang keluar kaca jendela, langsung melirik saat Alexandra tiba di ruangan. "Aku tahu kau marah tentang kejadian di kampus kemarin. Tujuanku melindungi dari pria sembarangan yang ingin menyentuh dirimu. Apa aku salah, Camorra?" Alexandra menggeleng keras. "Tidak, kau tidak salah! Aku berterima kasih untuk itu, tapi kau menyebut hal lainnya aku itu bukan kekasihmu, atau milikmu!" Gabriel bergegas menghampiri, tapi gadis itu malah beranjak mundur menghin
Antonio kelihatan tidak senang hatinya hari ini. Ia mulai marah. Para pengawalnya tidak becus bekerja sesuai dengan perintahnya. Mereka tidak bisa mengejar Alexandra Camorra, karena Gabriel Nostra selalu bersamanya. Waktu bagi Antonio tinggal sedikit. Mantan pengawal setia Frank Nostra, Alano sudah bertemu dengan penguasa Napoli Anthony Marriott. Ia begitu geram langsung menghubungi tiga kolega yang sama jahat seperti dirinya untuk menghabisi lawan satu persatu. Berempat mereka mengambil langkah terakhir untuk menyelamatkan diri dari serangan Anthony Marriott dan Gabriel Nostra nanti. Membuat kekuatan lebih kokoh, jika Antonio dan koleganya mampu menyerang lebih dulu dari mereka. "Brando, Armando, Carlo, apa kalian sudah mendengar Alano ternyata tidak tewas selama ini tapi telah berani menemui Anthony Marriott, sahabatnya Frank Nostra!" "Sudah aku kira sebelumnya! Keparat Alano itu tidak tewas tapi memalsukan kematiannya sendiri agar kita tak mengejar
"Kau baik-baik saja, Camorra?" "Tidak juga!" "Kau ingin sesuatu?" "Aku ingin kotak simpanan milik ayahku dapat menjawab semua misteri ini. Apa yang terjadi dengan kedua orang tuaku, tetap tidak bisa mengembalikan mereka padaku!" "Tenanglah Camorra, aku selalu ada untukmu. Kita dapat melalui semua ini jika terus bersama, banyak hal membuat kau dan aku terikat satu sama lain." Makan malam bertambah hening. Kata-kata Gabriel merasuk hati Alexandra, mereka terikat satu sama lain? Tidak mungkin Daniel Camorra berniat menjodohkan dirinya pada putra Frank Nostra. Perbedaan usia mereka cukup jauh! "Kapan kita mulai mempelajari isi dari kotak penyimpanan itu? Apa Zio Anthony Marriott akan membantu kita juga?" "Selesaikan makan malammu dulu lalu kita mulai bekerja lagi. Zio Anthony sudah menunggu informasi selanjutnya, setelah kunci itu dikirim padaku!" Alexandra segera menyelesaikan makan malamnya dengan cepat. Ia tidak