Share

THE HERA'S KING
THE HERA'S KING
Author: Zemira Fortunatus

1. CEO baru

Matahari pagi memancarkan sinarnya begitu berkilau hari ini. Seorang pemuda bertubuh tegap dan berwajah tampan sedang memasuki kawasan perkantoran yang salah satu dari gedung itu adalah miliknya. Pria itu bernama King Elwood, yang biasa dipanggil King, seorang pria blasteran Amerika Indonesia berumur 27 tahun.

Hari ini adalah hari penobatannya menjadi CEO baru di perusahaan milik ayahnya yang saat ini menjadi owner di perusahaan itu. Ia langsung menuju sebuah aula luas yang sudah dipenuhi beberapa petinggi perusahaan yang menjadi saksi dinobatkannya King menjadi CEO di Quality TBK.

Kata sambutan dimulai oleh Mr. Roland Elwood selaku owner dan sekaligus ayahnya King. Sambutan tepuk tangan silih berganti riuh di ruangan itu. Tidak lupa papan bunga mulai bermunculan sebagai ucapan selamat bagi King, yang berdatangan dari setiap kolega Quality TBK.

Namun bagi King itu semua serasa membosankan, ia ingin cepat-cepat kabur dari tempat itu. Sebenarnya King tidak menginginkan jabatan ini, ia ingin bebas dan tidak mau disibukkan dengan urusan perusahaan tetapi karena perintah ayahnya yang tidak dapat dibantahkan akhirnya mau tidak mau ia harus menerimanya.

Setelah acara peresmian dirinya menjadi CEO, ia segera memasuki ruangannya. Terlihat King sedang tidur-tiduran di sofa sambil bermain game di ponselnya. Di sampingnya berdiri seorang pemuda yang sebaya dengannya bernama Juyan yang berperan sebagai pengawal pribadi King.

"Man, kasitau gue, jika si Roland datang kesini," ujarnya kepada Juyan. "Baik, tuan muda," jawab Juyan tegas. Namun tanpa keduanya sadari, tiba-tiba tuan Roland masuk ke ruangan CEO.

"King, Apa yang kamu lakukan!" King seketika kaget dan langsung terduduk di sofa. Ia menatap tajam kepada Juyan yang seketika pias.

"Papi mengangkatmu menjadi CEO agar perusahaan kita semakin maju bukan malah membuatnya makin kacau, kapan kamu bisa dewasa?" Seru tuan Roland marah. Namun king hanya nyegir kuda, sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Kamu tau susahnya mendiang kakekmu membesarkan perusahaan  ini. Tolong kamu fokus, cukup sudah kamu bermainnya. Ingat, umurmu sudah hampir kepala tiga," serunya lagi.

"Ya ampun papi, anakmu ini masih dua puluh tujuh tahun. Masih ada tiga tahun lagi menuju ke tiga puluh tahun, yang benar dong papi ngomongnya," ujar King sekenanya.

"Diam kamu!" Ujar tuan Roland emosi. Tiba tiba dering ponsel King berbunyi terlihat dilayar hp jika maminya yang menelpon. Ia segera mengangkat panggilan itu.

"Hallo mamiku sayang, Ia mam, papi aja yang heboh sendiri, beres mam, okay mam, love you so much," King mematikan panggilan itu. Walaupun sifat King yang ugal-ugalan seperti itu namun ia sangat menyayangi ibunya, dan menuruti setiap perkataan ibunya, nyonya Yesi.

Sepeninggal tuan Roland dari kantornya, ia mulai berkeliling ruangan itu. Lalu berkata, "Juyan, lo atur ulang interior ruangan ini, sungguh jadul banget, gue mau interior yang lebih ke gaya gue, you know lah, kan kita ini masih berjiwa muda."

Juyan segera menyodorkan beberapa gambar interior ruangan yang mewah kepada King, namun tak satupun yang menarik perhatiannya.

"Kok semua jadul banget sih, nggak gue banget deh!" Ujarnya kesal.

"Tuan muda, mau yang bagaimana?" ujar Juyan bingung.

"Gue mau interior kantor gue ini adalah interior satu satunya di muka bumi ini, jadi lo buat iklan di media online seluas-luasnya, mencari design interior yang bisa mengubah suasana ruangan ini."

"Suruh mereka menyertakan hasil design mereka, dan tawarkan harga tertinggi bagi pemenang." Ujar King panjang lebar.

"Baik tuan muda," seru Juyan dan segera menjalankan perintah King.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status